55. ONE NIGHT WITH HAZEL

7.9K 333 107
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

•••

"Gue lebih baik mengorbankan nyawa gue sendiri, Zel. Daripada gue harus pilih antara Zers dan orang yang gue sayang," bisik Arka tepat di samping telinga Hazel.

"Dan kalaupun itu terjadi lo gak akan ngorbain diri lo sendiri, Arka. Karena gue bakal bantu lo buat pertahanin Zers," balas Hazel tanpa melirik kearah Arka yang di sampingnya.

Karena bila Hazel melirik Arka sudah di pastikan hal yang tidak ingin dirinya rasakan terjadi. You know lah. Enak di Arka tidak enak di Hazel.

"Lo gak mau kehilangan gue, kan?" tanya Arka tersenyum menggoda.

Hazel menonjok perut Arka. "Nggak usah kebanyakan halu!"

Hazel berjalan terlebih dahulu dari Arka. Sedangkan Arka tersenyum tipis. "Lo suka sama gue ya?" teriak Arka terkekeh kecil.

Hazel menghentikan langkahnya lalu membalikan badannya mengacungkan jari tengah kearah Arka. "Arka fuck!" umpat Hazel berjalan menjauh dari Arka.

Arka menyunggingkan senyumannya. Arghhh, gemes banget si Zel, batin Arka jingkrak-jingkrak.

Hazel berjalan jauh dari Arka sebenarnya Hazel juga malas harus berjalan beriringan dengan Arka. Diantara malas atau karena hati Hazel yang selalu berdetak tak karuan bila dekat dengan Arka? Jawabannya adalah dua-duanya.

"Nah itu dia," ujar Hersha saat melihat Hazel berjalan kearah meja mereka.

"Zela, kan?" tanya Tania menyatukan kedua alisnya.

Hazel mengangguk lalu tersenyum tipis. "Iya Tante," balas Hazel sopan dengan sedikit membungkukkan badannya memberi sapaan pada Tania.

"Loh kalian saling kenal?" tanya Zhiva menatap anaknya juga Tania.

Tania mengganguk. "Iya waktu itu Arka ngajak Zela ke rumah aku," jawab Tania pada Zhiva.

"Pantesan kamu mau jemput anak keduanya Haris ternyata dia Zela," celetuk Eros mengedipkan sebelah matanya pada Arka.

Haris adalah panggilan nama Brian saat Brian masih menjadi leader Hervator saat ia SMA. Karena nama ayah Hazel adalah Brian Haris Atmaja.

Arka hanya tersenyum saja membalasnya. Kemudian Arka dan Hazel duduk berdampingan. Kedua orangtua mereka saling tatap dan melirik Arka dan Hazel yang menurut mereka sangat cocok.

"Tadinya Hazel juga gak bakal ikut kalau dia gak kasih baju sama Arka," ujar Hersha sambil menutup mulutnya.

"Kak?!" tegur Hazel menatap Hersha tajam.

"Maaf Hazel kakak keceplosan serius," balas Hersha sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Arka tidak dapat menyembunyikan senyumannya. Sedangkan Hazel rasanya ingin menghilang saja. Apalagi tatapan menggoda dari orangtuanya dan orangtua Arka. Membuat wajah Hazel merah.

"Bener, kan, kata gue lo cantik pake dress itu," bisik Arka yang hanya dapat di dengar oleh Hazel saja.

"Kapan kamu beli dress nya Arka?" tanya Tania penasaran.

Karena ia tahu anaknya tidak mungkin membeli dress untuk seorang gadis. Dan ini pertama kalinya seorang Arkana membeli baju untuk gadis. Bahkan dulu Tania meminta Arka untuk menemaninya membeli baju Arka menolaknya.

"Kemarin," jawab Arka singkat.

Tania menatap Arka tidak percaya. Anaknya membeli dress itu sendiri untuk Hazel?! Yang artinya Hazel benar-benar sudah mencairkan hati Arka yang sedingin es.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang