35. SUN

5.9K 267 122
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Siap, Vote! Dan komen di setiap bagian?

Oke! Let's go!

Happy reading <3

•••

Zela menatap kepergian Rava dan Gio dengan wajah polosnya. Kasian juga mereka berdua di kejar-kejar dan di pukuli oleh mantan-mantan nya. Suruh siapa, sih, nyakitin mereka. Zela juga disini hanya ditinggal dengan Mike.

"Kak Mike, itu Rava sama Gio gak di tolongin?" cicit Zela merasa sangat kasian dengan Rava dan Gio.

"Biarin aja, biar mereka berdua kapok. Karena di pikir-pikir Rava sama Gio udah keterlaluan. Mereka udah nyakitin puluhan hati wanita. Ya, meskipun itu kesenangan Rava dan Gio. Tapi perasaan cewek gak ada yang tau, kan, Zel?" Zela mengangguk setuju.

"Ternyata sahabat gue pada brengsek, ya? Sampai lupa kalau gue juga brengseknya lebih dari mereka," gumam Mike tersenyum kecut.

Zela dapat mendengar ucapan Mike meskipun pelan dan terdengar lirih. Semenjak ia dekat dengan Mike, ia juga ingin tahu kehidupan Mike. Dan tadi ia tidak salah dengar kata brengsek yang keluar dari mulut Mike? Ucapan itu menurut Zela tidak ada benarnya. Karena Mike saja menghargai wanita.

"Enggak, kok. Kamu gak kaya gitu. Aku bisa liat dari cara kak Mike bicara sama cewek," ucap Zela tersenyum tipis.

"Lo salah, Zel. Jangan menilai orang karena cover nya. Gue bahkan lebih brengsek dari Rava dan Gio yang mematahkan puluhan hati wanita. Kalau bisa gue pengen ngulang waktu, dan memperbaiki kesalahan gue." Mike berusaha untuk tidak menunjukkan wajah sedihnya di depan Zela yang sudah ia anggap sebagai adiknya.

"Eum, kalau boleh tau kamu punya pacar? Tadi aku denger kamu setia sama satu cewek. Cewek itu pacar kak Mike, ya?" kata Zela hati-hati takut salah kata.

Mike tersenyum lalu menggeleng. "Bukan. Dia calon pacar sahabat gue."

Mike semakin tertawa lebar karena melihat wajah Zela lagi-lagi bingung karenanya. Dengan wajah yang seperti itu, membuat kecantikan dan keimutan dari wajah Zela bertambah berkali-kali lipat.

"Bercanda," lanjutnya.

Kalau lagi serius terus gak bercanda bukan Mike namanya. Karena ia selalu membuat suasana jadi cair karena candaannya. Ya, meskipun terkesan receh dan garing. Tapi setidaknya Mike berusaha untuk mencairkan suasana yang terkesan tegang.

"Kak Mike, aku bicara serius loh," jawab Zela dengan bibir yang mengerucut kesal.

Mike menyudahi tawanya kemudian mengacak-acak rambut Zela gemas. "Iya, iya. Tadi kata lo apa? Gue punya pacar?" Zela mengganguk sebagai jawaban.

"Gak punya. Tapi gue cinta dan sayang banget sama cewek itu. Dan dia mirip lo, Zel. Makanya gue tadi sebut lo," ujar Mike menyenderkan tubuhnya pada kursi.

"Kenapa gak kak Mike tembak? Gak takut dia pergi, atau jadian sama yang lain?" Zela semakin nyaman dengan topik tentang kisah cinta Mike.

Mike menjawab dengan senyum saja. "Kalau lo udah suka sama Arka?" tanya Mike mengalihkan pembicaraan.

Zela menggeleng polos. "Aku belum, Arka kaya nya udah," balas Zela sambil tersenyum lebar memperhatikan giginya.

Mike di buat tertawa berkali-kali oleh Zela. Terlalu jujur, dan sangat polos. Kadang sifat Zela juga berbeda dari yang menggemaskan seperti ini. Pantes aja Arka nyaman berada dekat Zela, ternyata Zela memang asik dan selalu membuat lawan bicaranya tertawa.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang