22. TEMAN

7.7K 389 100
                                    

Hi! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Siap, Vote! Dan komen di setiap bagian?

Oke! Let's go!

Happy reading <3

•••

Zela jalan di koridor sekolah sambil melamun. Selama tiga Minggu Zela sekolah disini ia baru sadar pertanyaan orang-orang. Pertama mereka mempermasalahkan dirinya yang pindahan dari SMA Garuda, kedua dirinya yang dijebak. Padahal Zela tidak melakukan kesalahan apapun.

Zela pikir ada perselisihan antara SMA Pelita Bakti dan SMA Garuda. Membuat orang-orang berprasangka buruk kepada Zela. Apa kedatangannya ke SMA Pelita Bakti adalah hal buruk?

Zela berjalan dengan menundukkan kepalanya ia sebenarnya berani dengan orang-orang yang melihatnya rendah, bahkan seperti mereka melihat Zela adalah sampah. Zela tidak punya masalah dengan mereka tapi kenapa mereka seakan benci kepada Zela.

"Lo tau gak? Yang buat mereka natap lo sinis itu karena apa?" tanya seseorang di sisi Zela. Zela melirik nya sebentar kemudian menundukkan kepala nya lagi.

"Karena lo murid baru, yang langsung dekat sama Zers." Hani berucap sinis kepada Zela.

Hani mendorong bahu Zela hingga Zela menubruk tembok. Orang-orang di koridor hanya menatap Zela sinis tanpa ada yang mau membantu Zela. Zela tahu mereka membenci dirinya.

"Lo pasti gak tau, kan, kalau gue di tuduh udah jebak lo di gudang! Zers mempermalukan gue gara-gara lo tau gak!" ketus Hani menatap Zela penuh kebencian.

"Lo aman Zel, karena lo dilindungi Zers."

"Sedangkan gue? Nggak! Semua orang benci sama gue Zela. Padahal gue gak ngelakuin itu semua." Hani menghela nafas panjang.

"Mereka," ucap Hani menunjuk murid-murid di koridor. "Juga benci sama gue Zela! Semua orang menggap gue Queen bully, oke gue terima. Tapi ini Zers nuduh gue, dan gue gak terima hanya gara-gara lo!" bentak Hani kepada Zela yang kini hanya bisa menundukkan wajahnya.

"Lo juga pasti gak tau, kalau Zers sekarang lagi nyari siapa yang udah jebak lo. Lo itu sangat spesial di Zervaros. Gue akuin gue iri sama lo. Lo dengan mudah narik perhatian mereka, sedangkan gue? Bahkan mereka menatap gue aja gak mau."

"Asal lo tau Zela, gue benci, gue iri sama lo. Tapi, gue gak ada niatan untuk celakain lo. Gue juga akan bantu Arka buat cari orang yang udah jebak lo, karena orang itu juga udah nuduh gue sampai gue dibenci sama Zers," ucap Hani tersenyum tipis.

Zela menatap Hani, kenapa Hani berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Atau Hani memang sudah berubah? Zela tidak tahu. Tapi kali ini Hani menyampaikan perasaannya kepada Zela, bahkan di depan murid-murid di koridor.

"Tapi, gue gak akan nyerah buat Arka suka sama gue. Sekalipun Arka suka sama lo!" tekan Hani menatap tajam kearah Zela. Kemudian dirinya pergi dari koridor.

Zela menatap kepergian Hani. Ia kira Hani benar-benar berbaik hati kali ini. Tapi ternyata Zela salah, Hani tetap lah Hani yang menyebalkan tak lupa dengan julukannya sebagai Queen bullying.

•••

Vero berlari kearah rooftop dengan wajah yang babak belur. Ketika ia membuka pintu rooftop inti Zers yang berada di sana menatap nya heran. Ada apa dengan sahabat nya itu. Vero duduk dengan wajah yang masih memendam amarahnya.

Mike duduk disebelah Vero dan menepuk pundaknya. "Muka lo kenapa?" tanya Mike menaikan sebelah alisnya.

"Lo berantem sama siapa, Ro?"

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang