36. CINTA SEGITIGA

6.6K 284 148
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Siap, Vote! Dan komen di setiap bagian?

Oke! Let's go!

Happy reading <3

•••

Zela mengeratkan pelukannya pada pinggang Arka. Arka mengeraskan rahangnya saat beberapa orang anak geng motor mengejarnya. Mungkin itu musuh dari geng nya. Tapi kenapa harus bersama Zela ia di kejar.

Arka menjalankan motornya dengan kecepatan yang tinggi. Jalanan yang kosong membuat musuh dari geng Arka dengan mudah untuk menyerempet motor Arka. Serempetan pertama Arka bisa menghindar. Namun, saat serempetan yang kedua motornya oleng akibat tendangan dari salah satu orang itu.

Dan disaat itu juga motor Arka jatuh bersamaan dengan Arka dan Zela juga yang jatuh. Untung saja Arka dan Zela memakai helm untuk melindungi kepalanya. Badan Zela juga terasa remuk sekarang.

Musuh dari geng Arka tertawa melihat Arka dan Zela yang jatuh seperti itu. Sebelum pergi mereka menunjukkan jari jempolnya ke bawah, menandakan Arka lemah. Arka mengepalkan tangannya dengan sorot mata yang tajam. Mungkin kalau ia tidak bersama Zela, Arka sudah akan menghabiskan geng sialan yang sudah membuatnya jatuh. Namun, keselamatan Zela lebih penting sekarang.

Arka mendirikan motornya terlebih dahulu. Kemudian membantu Zela berdiri. Arka melihat di pinggir sana ada toko kosong yang sudah tua. Arka menuntun Zela berjalan kesana dan duduk di teras itu.

"Zel, tangan sama kaki lo luka-luka gitu," ucap Arka panik dan khawatir.

Zela memperhatikan tangan dan kakinya. "Aku gak apa-apa, kok." Zela tersenyum lebar mengartikan bahwa dirinya memang baik-baik saja.

"Gak apa-apa gimana, sih? Tunggu gue telepon anggota Zervaros buat-"

"Gak usah Arka. Aku gak mau ngerepotin anggota Zervaros lagi dan lagi. Nanti juga di rumah aku kompres, kok," potong Zela tidak melunturkan senyuman nya.

Arka melihat Zela memang tidak meringis kesakitan ataupun lainnya. Gadis ini benar-benar kuat. Tidak menye-menye seperti gadis lainnya. Kenapa ada orang seperti Zela?

"Gak usah so kuat, Zel!" ketus Arka dingin saat melihat Zela berusaha untuk berdiri.

Zela menatap Arka marah. "Aku emang kuat, kok. Cuman lecet gini doang gak sakit, Arka!" balas Zela tak kalah ketus. Tidak terima di bilang so kuat oleh Arka.

Arka berdiri di samping Zela, memperhatikan luka lecet yang ada di tangan Zela dan menekan luka tangan Zela. Zela membelalakkan matanya dan berteriak kesakitan, kemudian memukul bahu Arka keras.

"Sakit Arka!" sentak Zela marah.

"Tadi katanya gak sakit," sindir Arka terkekeh sinis.

"Ya, sakit orang di teken luka nya sama kamu gimana, sih?" ujar Zela kesal sambil menyilangkan tangan di depan dada.

Arka memegang kedua pipi Zela, supaya Zela menatapnya. Mengusap pipinya pelan dan berkata sangat lembut. "Maaf Hazel."

Zela terdiam sejenak setiap kali Arka menyebutnya dengan nama Hazel. Tiba-tiba suara seseorang membuyarkan lamunan nya.

"Ekhem, calon-calon bulol nih," sindir Vero yang entah dari kapan sudah berada di pinggir jalan bersama Mike dan juga Alden. Yang kini memperhatikan keduanya.

"Lo pada ngapain kesini?" tanya Arka bingung karena dirinya tidak menelpon Alden, Mike, dan Vero untuk datang kesini.

Alden berdecak. "Udah untung kita kesini."

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang