53. MAU NYA KAPAN?

7.1K 312 163
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

•••

Hazel menghirup udara di taman belakang sekolah. Sebenarnya ini sudah masuk jam pelajaran ke tiga namun Hazel enggan untuk masuk ke dalam kelas. Bukan nya ia menghindar dari anak-anak kelas hanya saja Hazel malas harus berurusan dengan mereka.

Setelah beberapa menit berdiam diri di taman Hazel beranjak dari sana. Tujuannya sekarang memang ke kelas tapi entah kenapa Hazel pengen ke toilet, padahal ia tidak kebelet.

Hazel menghentikan langkahnya di depan pintu toilet perasaannya tidak enak. Tidak biasanya pintu toilet tertutup seperti ini. Hazel menendang pintu toilet itu dan disana terlihat Hani yang sedang membully seorang siswi.

Hani menatap Hazel tajam. "Kenapa harus ada lo sih? Gak usah so jadi penyelamat deh!" sentak Hani pada Hazel. Padahal Hazel belum bicara apa-apa.

Hazel berjalan mendekati Hani. Sekarang Hani memang sendiri tidak dengan kedua temannya. Siswi yang di bully Hani diam di pojok toilet dengan tubuh yang bergetar ketakutan.

"Dulu gue diem aja waktu lo bully orang. Tapi sekarang gue udah muak liat sifat lo Hani! Gue gak peduli sama fakta kalau lo sepupunya Gladys. Lo udah keterlaluan," kata Hazel dengan sorot yang sangat tajam.

Hazel mencengkeram dagu Hani erat. Hani menatap Hazel tajam dengan tangan yang mencoba melepaskan tangan Hazel dari dagu nya. Hazel melepaskan dengan kuat hingga wajah Hani menoleh ke pinggir.

Saat Hani akan membalas Hazel, tapi Hazel terlebih dahulu melayangkan tampar di pipi Hani. Hazel tersenyum miring melihat keadaan Hani. Tak cukup itu Hazel kembali menjambak rambut Hani. Hani tidak mampu melawan karena merasakan wajahnya yang sakit membuatnya menjadi lemas.

"Gimana rasanya, hm?"

"Itu yang mereka rasain selama lo tindas mereka Hani. Kalau lo kurang kasih sayang jangan cari perhatian orang tua lo dengan cara bully orang. Bukannya orang tua lo suka sama lo, yang ada orang tua lo makin benci sama lo," kata Hazel tanpa melepas jambakan nya.

"L-lepas anjing!" pekik Hani menahan sakit di kepalanya.

Hazel melepaskan jambakan nya ke pinggir membuat tubuh Hani jatuh dan kepalanya kepentok tembok toilet. Hazel jongkok di depan Hani kemudian mencengkram dagu Hani lagi.

"Hama kaya lo harusnya di musnahin. Tapi gue masih punya hati, gak kaya lo yang nindas orang lemah kaya mereka," bisik Hazel dingin.

"Hazel!" teriak Arka di depan pintu toilet.

Hani yang melihat ada Arka langsung nangis. "A-arka tolong bantu gue ... D-dia mau bunuh gue Ka," lirih Hani sambil memegang kepalanya.

Hazel berdiri dan menatap Hani dengan tatapan sinis. Drama banget, batinnya berkata.

Bukannya membantu Hani, Arka malah menggenggam tangan Hazel. Bahkan Arka melirik Hani saja tidak. Hazel yang melihat itu tersenyum mengejek kearah Hani.

"Rava, Gio, bantu dia ke UKS," suruh Arka pada kedua sahabatnya.

"Dia juga," tunjuk Hazel pada siswi yang di bully oleh Hani tadi.

Rava dan Gio mengganguk dengan kompak.

"Nggak! Gue maunya sama Arka!" teriak Hani saat melihat Arka akan membawa Hazel keluar.

Hazel melirik Hani. "Gak gatel, ya caper. Siapa lagi kalau bukan lo," sindir Hazel menatap Hani mengejek.

Arka tidak memperdulikan ucapan Hani. Ia langsung menarik tangan Hazel keluar dari toilet. Mereka berjalan beriringan di lorong sekolah.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang