"Hari ini jangan menyentuh pekerjaan dulu. Hyeri, tolong kirimkan beberapa tugas Tzuyu, aku yang akan mengerjakannya."
Tzuyu nampak cemberut di atas tempat tidurnya. Dengan kaus putih dibalut kardigan cokelat, Tzuyu sudah siap untuk pergi ke kawasan permukiman itu lagi. Namun, pengambil alihan tugas, sudah pasti membuatnya sulit keluar.
"Tapi, Eomma ... Aku harus ke lapangan."
Seohyun menggeleng sembari membawa dokumen yang ada di atas meja. "Kau baru sembuh. Jangan cari masalah. Ayo, Hyeri."
Tzuyu mengerucutkan bibir. Bagaimana ia bisa pergi jika Hyeri bersama sang ibu? Lalu, ia juga tak bisa menggunakan pergi memeriksa pembangunan pabrik barunya sebagai alasan. Padahal, ia ingin berterima kasih secara langsung pada Jungkook karena mengirimkan bubur untuknya.
Gadis itu beranjak dari ranjang menuju balkon. Ia tak lagi merasa pusing. Namun, ia akui rasa lemas itu masih ada. Wajar, demamnya baru turun semalam, tapi ia merasa sudah sehat agar bisa bertemu Jungkook.
"Seharusnya aku minta nomor ponsel," gumam Tzuyu kemudian duduk pada kursi putih di sana. Sudah lama ia tak duduk di sana untuk sekadar menikmati senja dan matahari pagi. Ternyata rasanya menenangkan juga. Ia akan lupakan soal rasa kesalnya hari ini untuk sejenak. Namun, ia tetap akan memikirkan cara agar bisa keluar dari rumah mewahnya.
Tzuyu tersenyum saat mendapati kucing tengah berlarian di dekat air mancur. Kucing itu nampak bebas bermain di sana. Ia juga terkekeh saat kucing itu mencoba menyentuh air mancur itu dengan tangan mungilnya. Ia jadi membayangkan bagaimana jika ia juga seekor kucing. Ia bisa bebas pergi ke mana pun tanpa larangan.
"Tzuyu ....!"
Teriakan sang ibu, tentu membuat Tzuyu menghela napas. Entah alasan apa yang akan ibunya gunakan untuk marah pagi ini. Yang jelas, ia sedang malas mendengar ocehan siapa pun. Ia kesal karena kemungkinan ia bisa keluar, sangat tipis. Bahkan, benar-benar tidak ada. Padahal, ia sangat ingin bertemu dengan pria pujaannya. Ia sampai bermimpi bertemu dengan Jungkook saking besarnya rasa rindu.
Tzuyu menuruni anak tangga dengan malas. Ia mengerutkan dahi saat sang ibu terlihat memijat pelan dahinya di depan laptop yang masih terbuka.
Aku yakin ada masalah. Astaga ... Aku pasti kena marah.
Tzuyu mempercepat langkahnya untuk menghampiri sang ibu. Ia benar-benar yakin, pasti ada kesalahan dari data yang iamasukkan. Namun, ia baru ingat jika Hyeri yang mengerjakan segalanya akhir-akhir ini. Ia yakin akan dimarahi juga jika sang ibu tahu.
"Apa sesuatu terjadi?" Tzuyu menatap Hyeri, membuat gadis yang ditatap mengangkat kedua bahunya. Ia juga sebenarnya tak tahu alasan Seohyun berteriak.
Tzuyu benar-benar takut. Jatungnya berdegup kencang dan kakinya terasa semakin lemas. Ia takut jika sang ibu marah karena menemukan pengeluaran janggal pada rekeningnya atau, seseorang mengadu jika ia menyuap pekerja lapangan agar bisa ikut membantu. Kemudian, datang ke permukiman juga bisa jadi masalah besar jika sang ibu tahu.
Tzuyu berusaha menghindari tatapan sang ibu. Ia yakin matanya tak bisa berbohong jika selama ini ia menyembunyikan banyak hal.
"Tzuyu, jika kau seperti ini ...."
Matilah aku. Aku harus meminta perlindungan pada siapa?
Tzuyu melirik sang asisten. Namun, Hyeri malah menghindari tatapan matanya. Tentu, Tzuyu semakin panik membayangkan kemarahan sang ibu. Namun, ia bingung saat ibunya justru terlihat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfictionAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...