Tzuyu menyantap steak yang baru saja disajikan. Ia nampak terkejut saat Seungho malah menukar piring mereka. Padahal, ia bisa memotong dagingnya sendiri. Ia sudah besar dan Seungho malah melakukannya.
"Makanlah."
Tzuyu tersenyum paksa kemudian menyantap steak itu. Ia sudah mengantongi satu hal yang bisa digunakan untuk menentang perjodohan itu. Yap, mengatur. Ia tak suka seseorang mengaturnya. Tidak termasuk kedua orang tuanya. Jadi, ia bisa gunakan alasan ini sebagai penguat penolakannya.
Tzuyu mengibas rambutnya, tiba-tiba merasa panas tanpa alasan. Andai tak mendapat ancaman, ia juga tak mungkin mau menghabiskan waktu seharian bersama lelaki itu. Lebih baik ia bersama Jungkook di kebun dari pada seperti ini.
"Ah ya, aku dengar kau sangat suka steak atau apa pun yang berhubungan dengan daging."
"Itu artinya kau salah dengar," jawab Tzuyu. Ia sama sekali tak memakan steaknya meski memang, makanan itu termasuk dalam daftar makanan kesukaannya. Namun, ia memilih untuk tak menyentuhnya. Tidak lucu jika sembari memotongnya, Seungho mengucap guna-guna.
Meja mereka kembali sunyi. Seungho menyantap steaknya sedangkan Tzuyu memilih membaca komik digital di ponselnya. Ia nampak serius, membaca komik kesukaannya di sana. Sesekali ia terkekeh, membuat Seungho menatapnya dan ikut tersenyum.
Tzuyu mulai membayangkan jika adegan dalam komik itu bisa iarasakan dalam kehidupan nyata. Tentunya, dengan Jungkook sebagai lawan mainnya. Bahkan, imajinasinya membuat sang gadis sesekali tersipu dan membuat Seungho mengerutkan dahi.
Besok aku akan menemui Romeoku. Ah ... Apa malam ini saja?
"Tzuyu, bagaimana soal perusahaanmu?"
"Semuanya baik. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Aku tidak kekurangan konsumen dan semuanya berjalan lancar. Pemasukan juga cukup." Tzuyu mengaduk minumannya dengan sedotan kemudian meminumnya. Secara tak langsung, ia tak membutuhkan siapa pun untuk memajukannya. Meskipun ia tahu Seungho juga merupakan pengusaha paling berpengaruh, ia tetap tidak suka karena lelaki itu menggunakan saham untuk ditukar dengan pernikahan.
"Kau pasti bekerja keras untuk itu. Ibumu bilang kau sakit karena bekerja terlalu keras dan ... Kukumu juga patah."
Ya, aku bekerja keras untuk mendapatkan hati seseorang.
Tzuyu tersenyum sembari membenahi duduknya. "Eomma memang terlalu berlebihan. Apa kau sungguh percaya pada semua ucapannya?"
"Dengan atau tanpa cerita dari orang tuamu, aku tetap mencintaimu, sama seperti saat kita berdua ada di sekolah menengah."
Tzuyu berdecih. Lagi-lagi, lelaki itu mengungkit soal cintanya. Lagi pula, selama apa pun Seungho mencintainya, ia tak mau tahu. Ia sudah sangat mencintai Jungkook dan tidak akan pernah membiarkan siapa pun merebut tempatnya. "Itu hanya cinta main-main. Cinta sebelum delapan belas tahun itu bukan cinta."
"Tapi usiaku delapan belas tahun saat mulai mencintaimu."
"Itu tidak termasuk."
Oh astaga! Pria ini benar-benar membuatku kesal. Aku ingin pulang saja dibanding seperti ini.
💎💎💎
Jungkook masih tersenyum menatap tulisan Tzuyu di tangannya. Ia memilih memotretnya sebelum menghapusnya dengan air. Namun, saat sadar, ia segera menampar pipinya. Ia sudah bertekad tidak akan pernah jatuh cinta pada Tzuyu. Terlebih, ia merasa perbedaan diantara mereka akan sulit disatukan. Tzuyu berada di kalangan atas dengan segala kemewahan yang ada. Sedangkan ia, hanya seorang buruh harian lepas yang gajinya tak menentu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanficAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...