Dengan gaun putih yang menampakkan lekuk tubuhnya, Tzuyu berjalan malas memasuki sebuah restoran mewah yang akan dijadikan tempat pertemuan keluarganya dengan rekan bisnis. Sungguh, jika bukan karena paksaan, ia takkan mau menginjakkan kaki di sana. Lebih baik ia makan sayur tauge di rumah Jisoo dibanding makan steak dengan taburan emas. Tzuyu hanya mulai bosan dengan kehidupannya.
Tzuyu tersenyum lalu membungkukan tubuh, membuat wanita paruh baya di hadapannya tersenyum.
"Woah, nyonya Chou, dia putrimu? Sangat cantik."
Tzuyu tersenyum. "Kamsahamnida."
Astaga, aku ingin pulang saja, batin Tzuyu. Ia yakin, salah satu rekan kerja orang tuanya, pasti membicarakan soal putra mereka yang mungkin cocok dengannya. Ia tentu akan menolak semuanya. Ia sudah jatuh cinta pada Jungkook. Ya, hanya lelaki itu. Tak masalah jika lelaki itu terus menolaknya dengan bersikap dingin. Ia akan terus berusaha. Sama seperti karakter favoritnya dalam komik digital.
Tzuyu duduk di samping sang ibu. Sesekali ia tersenyum saat wanita paruh baya di sekitarnya mulai memuji atau bercanda akan menjadikan Tzuyu sebagai menantu mereka.
Aku hanya ingin Jungkook Oppa. Tzuyu menghela napas. Entah sampai kapan ia harus menahan segala rasa kesalnya karena terus duduk di sana. Jika tahu akan seperti ini, ia pasti akan berpura-pura sakit.
"Tzuyu, ini Ibunya Seungho. Kau ingat? Dia pernah menemuimu satu kali saat pembelian tanah untuk salonmu."
Tzuyu tersenyum lalu menyambut uluran tangan dari wanita paruh baya dengan rambut terurai itu.
"Seungho tidak berbohong. Kau memang sangat cantik."
💎💎💎
Tanpa riasan berat dan pakaian yang tak nyaman, siang ini Tzuyu seperti menjelma sebagai gadis yang memang tinggal di pedesaan. Pakaian yang sederhana nan nyaman itu, nyatanya lebih membuat sang gadis bahagia dibanding pakaian serba mewah yang sering ia gunakan.
"Jangan beritahu pin atau apa pun itu. Jangan sampai saldomu terkuras."
Tzuyu memutar malas kedua bola matanya. "Iya, aku tidak akan melakukannya. Aku akan berpura-pura tidak punya apa pun demi Romeoku. Dah, aku harus mengajar dulu."
Hyeri sungguh tak mau kejadian sebelumnya terjadi. Ia sempat panik saat tabungan Tzuyu hampir terkuras habis karena pria yang ia cintai, memanfaatkannya. Bahkan, Tzuyu sampai membelikan sebuah apartemen mewah. Inilah alasan utama kenapa ia sangat mengawasi Tzuyu. Gadis itu terlalu polos dan baik. Ia akan berikan apa pun untuk orang yang ia sayangi.
Tzuyu berjalan sambil bersenandung. Dengan dua tangan penuh, ia menunggu Jisoo di depan gerbang. Sesekali ia melirik jam tangan, mencebik saat gadis itu tak kunjung menjemputnya. "Ish, kemarin saja dia datang dengan cepat. Kenapa sekarang sangat lama? Aku tidak mungkin membawa semua ini sendirian."
Tzuyu berniat membagikan camilan untuk anak-anak. Ia senang jika mereka tersenyum bahagia. Namun, rasanya cukup berat jika membawa 2 plastik besar berisi makanan itu sendirian. Apalagi, jarak gerbang ke tempat biasanya ia mengajar, cukup jauh.
Pupil mata Tzuyu membesar saat Jungkook lewat di seberangnya sembari melipat kemejanya. Lelaki itu nampak buru-buru, membuat Tzuyu cemberut karena Jungkook sama sekali tak meliriknya. Padahal, ia sudah membayangkan bagaimana kerennya Jungkook membawa dua plastik besar itu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfictionAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...