Jisoo hanya tertawa mendengar setiap ocehan Tzuyu soal Jungkook. Setelah berbincang lewat telepon, kini dia kembali mendengar ocehan itu secara langsung.
Sebuah kedai toppoki yang sedang dipenuhi anak sekolah itu menjadi pilihan Tzuyu untuk menghindar dari Jungkook. Masalahnya, dia benar-benar sulit untuk menyimpan rasa marahnya dalam waktu yang lama.
"Tapi ...." Jisoo benar-benar gagal menahan tawanya. Dia sungguh merasa kalau Tzuyu memang selalu lucu meski tanpa berusaha.
"Kenapa Eonni malah tertawa?"
"Maaf. Tapi karena kau terlalu mencintai dia, kau jadi tidak bisa marah padanya."
Yang dikatakan Jisoo memang ada benarnya. Selama ini dia tak pernah bisa benar-benar marah pada suaminya. Namun, karena dia sulit mendapatkan hati pria itu, dia merasa punya tanggung jawab untuk memperlakukannya dengan sangat baik.
"Begini saja, kau menginap di rumahku untuk sementara. Bagaimana?"
"Bagaimana jika aku merindukannya?"
Jisoo menghela napas. Ternyata Tzuyu memang sudah benar-benar sulit diselamatkan. "Tzuyu, selama ini kau yang berusaha, jadi biarkan kali ini dia yang berusaha untuk membujukmu."
Jisoo merebut ponsel Tzuyu saat gadis itu kelihatannya akan menghubungi Jungkook. "Tzuyu, jika kau ingin merajuk, kau harus benar-benar merajuk." Gadis itu mematikan ponsel Tzuyu.
"Dia tidak akan menemukanku jika seperti ini."
"Percayalah padaku, dia akan menemukanmu. Sekarang habiskan toppokinya. Kita sudah lama tidak jalan-jalan berdua 'kan? Hari ini aku tidak ada jadwal mengajar."
"Baiklah, aku juga sedang ingin membeli sesuatu."
***
"Yeoksi peri kebaikanku."
Tzuyu hanya tersenyum sembari tetap membagikan bingkisan yang berisi makanan ringan serta pakaian hangat. Selagi menghindar dari Jungkook, dia pergi menemui seseorang yang bisa mempertemukannya dengan para ibu tunggal. Dia ingin berbagi sedikit kebahagiaan dengan memberikan beberapa hal yang mungkin mereka butuhkan. Apalagi, sebentar lagi memang masuk musim dingin.
Tzuyu yakin sekarang Jungkook pasti kesulitan untuk menemukannya. Bahkan ini membuatnya ingin tertawa puas. Jisoo benar, sesekali dirinya harus benar-benar marah agar tahu apa pria itu sangat mencintainya atau tidak.
Ternyata dugaan Tzuyu sangat tepat. Sekarang Jungkook sedang khawatir mencari keberadaan Tzuyu yang pergi sejak tadi. Dia sudah mendatangi tempat-tempat yang mungkin dikunjungi Tzuyu. Namun, istrinya sama sekali tak ada di sana. Bahkan, nomornya juga sulit dihubungi.
"Apa dia bersama Jisoo?" gumam Jungkook sembari mengendarai mobil itu. Dia sudah pergi ke rumah Jisoo, namun tak ada siapa-siapa di sana. Satu tempat yang belum dia datangi. Rumah Yena. Dia pikir Tzuyu ada di sana. Apalagi setelah tahu dirinya juga akan punya bayi.
Sementara Jungkook masih diselimuti kekhawatiran, kini Tzuyu mengembuskan napas lega. Semuanya sudah mendapatkan bingkisan itu. Tersisa 2 buah dan Tzuyu memberikannya pada Jisoo. "Jaketnya mungkin akan pas."
"Wah ... Tzuyu, kau benar-benar peri."
Tzuyu hanya tersenyum untuk menanggapi pujian itu. "Eonni bisa saja. Aku hanya ingin Byeoul terbiasa berbagi seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfictionAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...