#72 She fall first, She fall harder

123 18 36
                                    

"Annyeong haseyo, Kim Kyungjin imnida." Pria dengan balutan kemeja putih yang dilapisi mantel kotak-kotak itu membungkukan tubuh. Rambutnya dibiarkan belah dua, wajahnya cukup menunjukkan jika pria itu masih sangat muda. Namun, dari resume yang ditulisnya, dia punya banyak pengalaman bekerja. Makanya Jungkook mau mempekerjakannya sebagai asisten. Dia butuh seseorang untuk membantunya mengembalikan keadaan.

Jungkook tersenyum. "Tidak perlu seperti itu, kita tidak sedang dalam markas preman."

Pria dengan tubuh mungil itu tersenyum. "Baiklah. Mohon bimbingannya."

"Ah ya, ada beberapa nama sponsor yang belum sempat dihubungi. Tolong buatkan janji untuk mereka."

"Baiklah, akan segera kukerjakan."

Jungkook menghela napas. Ternyata memang bukan hal yang mudah memperbaiki semuanya. Bahkan setelah Hyeri yang menemui mereka dengan proposal pun, tak ada satu pun yang mau menjadi sponsor untuk yayasan itu.

"Aku tidak mungkin membiayai dengan uang yang Tzuyu pindahkan atas namaku," gumam Jungkook dalam hati. Meski Tzuyu memberikannya, dia tetap merasa tak berhak atas itu. Apalagi, dia meraskan betul bagaimana sulitnya mendapatkan uang.

Jungkook sempat berbincang dengan anak yang memutuskan untuk putus sekolah. Ternyata setelah dia selidiki, alasan utama anak itu dilarang melanjutkan pendidikan adalah agar bisa menghidupi kedua orang tuanya. Padahal, mereka masih terlihat sehat dan baik-baik saja. Namun, anak itu yang harus memikul beban mereka. Makanya, Jungkook ingin membiayai anak itu agar bisa kembali melanjutkan pendidikannya. Tetapi, masalah lain malah muncul sekarang. Dia kesulitan meyakinkan sponsor-sponsor itu.

"Hyung-nim, beberapa bilang tidak bisa dan ... Beberapa mengatakan akan menghubungi lagi."

"Sudah dapat dipastikan mereka menolak," ujar Jungkook sembari memijat kepalanya yang terasa berkedut. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

"Ada satu lagi yang belum kuhubungi. Akan kutanyakan apa mereka mau membuat janji dengan kita atau tidak."

***

Sebuah restoran Jepang menjadi pilihan. Jungkook benar-benar bahagia saat mendengar pemilik perusahaan itu mau bertemu langsung untuk membicarakan program-program yayasan itu. Dia harap setelah pertemuan ini, ada kesepakatan yang menguntungkan.

Jungkook benar-benar gugup hingga memilih melakukan sedikit pemanasan agar rasa gugupnya hilang. Dia tak mau membuat kesalahan yang nantinya berimbas pada kesepakatannya. Ini kali pertama dia menemui sponsor sendiri tanpa Tzuyu atau Hyeri. Dia harap tak ada sedikit pun kesalahan.

"Kau?" Jungkook sudah berpikir terlalu jauh. Dia sudah lebih dulu takut soal siapa yang akan datang. Ternyata malah seseorang yang dia kenal.

"Wae? Kau sangat terkejut? Seharusnya tidak karena tercantum nama dan nama perusahaanku." Seungho tersenyum kemudian duduk di hadapan pria itu. "Tapi ... Aku perlu melihat proposalnya karena bisnis tetaplah bisnis."

"Kau membantuku?"

Seungho terkekeh. "Sebelumnya aku memang sponsor yayasan Tzuyu. Aku tahu aku memang cukup bodoh, tapi
... Karena programnya bagus, aku ikut jadi sponsor. Apa programnya berubah karena pemiliknya berubah?" Pria itu membaca proposal yang diberikan oleh Jungkook. Meski Jungkook adalah kakak iparnya, dia tak serta merta langsung menerima. Dia perlu menganalisis terlebih dahulu baru memutuskan.

Program-programnya masih sama seperti saat yayasannya dikelola oleh Tzuyu. Dia pikir akan ada program lain. "Apa tidak ada program lain?"

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang