#49 Siasat (?)

227 54 18
                                    

Yena tersenyum, memejamkan mata sembari merasakan hangatnya peluk seseorang yang sangat ia cintai. Setelah diam-diam pergi dari rumah dengan menggunakan alasan menemui teman, Yena berhasil menemui Seungho. Ia takkan memaksa lelaki itu membawanya pulang dengan cepat. Apalagi, ia tahu sebesar apa ego yang Seungho miliki. Bahkan, butuh waktu lama untuk sang suami menyadari perasaannya sendiri. Namun, menurutnya itu tak jadi masalah. Selama mereka saling menyayangi, ia akan melupakan semua perlakuan buruk Seungho padanya.

"Makanlah." Seungho menarik kursi setelah melepas pelukannya. Sebelumnya, ia memang tak pernah sempat bahkan tak mau memenuhi keinginan Yena. Namun, kali ini ia ingin menebus semuanya meski terlalu terlambat. Andai pernikahan mereka bukan karena kesalahan, mungkin takkan ada rentetan kekerasan yang ia lakukan pada Yena. Ia terus menolak kehadiran cinta yang memang sudah ada sejak lama dengan menyiksa Yena. Ia pikir, itu akan menghilangkan fakta jika hatinya memang mulai mencintai Yena dengan berdalih mencintai Tzuyu. Ternyata tidak. Bahkan, hari-hari tanpa Yena rasanya terlalu menyakitkan untuknya.

Seungho menatap lamat Yena alih-alih ikut menyantap makanan. Luka-luka yang iaciptakan mulai pulih meski beberapa masih terlihat berbekas karena lukanya dalam.

"Kau tidak makan?"

Seungho menggeleng sembari tersenyum. "Kau saja yang habiskan. Aku kenyang."

"Kenyang saat belum makan apa pun?" Yena mengambil mie itu dengan sumpit sembari meniupinya. Namun, bukannya memakan sendiri, ia justru berniat menyuapi Seungho. "Kau tidak akan kenyang dengan hanya menatapku."

Kenapa aku baru sadar sekarang? Mungkin jika dari awal, hidupku akan sangat bahagia. Sayangnya, aku malah membuat Yena keguguran di kehamilan pertama.

"Jangan langsung pulang, kita akan pergi ke pusat perbelanjaan dulu."

"Aku izin menemui temanku sebentar. Jika lama-lama, Jungkook akan mencariku. Kau tahu sendiri, sepupuku sangat protektif. Bahkan ...." Yena menunjuk ponselnya yang terus menyala setiap saat dengan mata. "Dia terus mengirimku pesan atau mencoba meneleponku."

"Hanya sebentar, aku janji. Bilang saja pada Jungkook temanmu ingin kau ada bersamanya dalam waktu yang lama. Aku akan pastikan kau pulang dengan selamat."

💎💎💎

Hyeri memutar malas matanya. Pasalnya, gadis batu itu benar-benar sudah kelewat merepotkannya. Tzuyu sungguh membuat rencana yang sudah disiapkan secara matang, berantakan begitu saja. Tzuyu hanya tinggal diam di rumah, tersenyum seolah menerima pernikahan itu lalu Jungkook akan datang menggantikan Seungho. Namun, Tzuyu terlalu keras kepala dan justru menginap di rumah Jungkook saat sang Ayah begitu murka di rumah.

Tak mau kalah, Tzuyu melipat kedua tangannya. "Hidupku, aku yang mengatur."

"Kau tidak masuk kerja dan itu cukup membuatku kewalahan karena harus melakukan banyak hal menggantikan dirimu, tapi yang kau lakukan di sini ...." Hyeri memijat pelipis saat kata-kata yang ingin ia utarakan justru hilang begitu saja. Jika ia tak ingat pada rasa sayangnya, ia mungkin sudah meninggalkan Tzuyu sejak lama. Namun, Tzuyulah yang membuat hidupnya mulai membaik. Bahkan, karena Tzuyu ia bisa membeli rumah.

"Lalu apa salahnya?"

Jungkook membulatkan mata saat Tzuyu tiba-tiba memeluk lengannya. Padahal, ia harus menjemur pakaian yang ada di tangannya.

"Ish, aku sedang berlibur."

"Berlibur di rumah seorang pria? Tzuyu, aku tahu dia tidak akan berani macam-macam, tapi apa yang akan dikatakan orang-orang jika tahu ini?"

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang