Tzuyu bersenandung sembari merapikan rambutnya. Hari ini ia akan menggunakan pakaian yang bisa terlihat manis. Ia memilih sebuah gaun putih selutut, dilengkapi dengan kepangan kecil yang terlihat seperti bando di kepalanya. Ah ya, gadis itu juga menambahkan sebuah jepit untuk menyatukan dua kepangannya.
"Kau akan pergi ke sana seperti ini? Terlalu berbahaya, Tzuyu."
Gadis itu memutar malas kedua bola matanya sembari menghela napas. "Bukankah tidak terlihat mahal? Orang biasa juga memakainya. Aku tidak pakai berlian atau emas. Lihat."
Tzuyu bebalik sambil menunjukkan kedua tangannya, tersenyum saat Hyeri menatap kalung yang ia gunakan. "Ini? Ini imitasi."
"Astaga, Tzuyu." Hyeri kehabisan kata. Melarang Tzuyu memang hal yang paling sulit. Gadis itu akan tetap pergi meski dengan atau tanpa dirinya. Ia hanya takut sesuatu yang buruk terjadi. Apalagi, pakaian Tzuyu terlalu pendek. Ia tahu betul apa yang terjadi jika Tzuyu pulang kemalaman nanti.
"Lebih baik gunakan yang lain."
"Ini membuatku terlihat imut. Lihat, aku bahkan mencari referensinya di internet."
Tzuyu mengerucutkan bibir. Padahal, ia berusaha terlihat cantik agar Jungkook bisa jatuh cinta pada pandang pertama. Namun, Hyeri yang sang asisten malah membuat hatinya kesal.
"Tzuyu, lebih baik tidak datang ke sana lagi."
"Aku berbuat baik, Eonni. Jika Eonni tidak mau mengantarku, aku akan naik bus," ujarnya sembari meraih tas selempang berbahan kulit yang tadi ia letakkan di atas sofa hitam. Namun, baru beberapa langkah, ia kembali berbalik dengan senyum canggung. "Eonni, aku lupa jika aku tidak bisa naik bus."
Sepanjang hidupnya, Tzuyu sungguh tak pernah melangkahkan kakinya masuk ke dalam transportasi itu. Ia selalu diantar-jemput oleh sopirnya. Mungkin, ia hanya sekali naik bus. Itu pun tanpa ia tahu bagaimana cara membayarnya sebab Jisoo yang melakukannya.
"Aku yang akan mengantarmu. Berjanjilah ini terakhir kali kau pergi ke sana."
"Aku tidak akan berjanji jika soal itu, maaf."
Hyeri merotasi matanya. Melawan Tzuyu di saat seperti ini memang hanya membuang waktu dan tenaga. Tzuyu pasti selalu ingin mendapat apa pun yang ia mau. Entah itu benda atau hal lain. Gadis itu akan berusaha keras hingga mendapatkannya.
💎💎💎
Tzuyu menatap daftar pekerjaan yang Jungkook lakukan setiap harinya. Ia menghela napas sebab jumlahnya benar-benar banyak. Ia tak mungkin menghabiskan hari ini dengan mengitari sekitar kawasan permukiman itu. Yang ada, kakinya akan sangat sakit. Apalagi, ia tak terbiasa berjalan jauh. Bisa-bisa ia pingsan di jalan.
"Ingat! Jam lima sore. Jika kau belum sampai sini, aku tidak akan membiarkanmu menginjak permukiman ini lagi." Hyeri memberi peringatan meski ia tahu, apa pun yang ia katakan, hanya akan masuk ke telinga kanan Tzuyu lalu keluar dari telinga kirinya.
"Kol!" Tzuyu melambaikan tangan kemudian turun. Ia putuskan untuk mencari Jungkook setelah selesai mengajar. Untuk saat ini, ia akan mengajar anak-anak terlebih dahulu. Ia yakin Jisoo akan mulai memarahinya jika ia tak menemuinya.
Sembari bersenandung, Tzuyu memasuki kawasan permukiman itu. Ia harap, akan ada insiden tabrakan seperti sebelumnya. Namun, bibirnya kemudian mengerucut kala mendapati Jisoo melambaikan tangan ke arahnya.
Tzuyu menghentakkan kaki dengan wajah cemberut. "Tidak akan ada adegan drama. Kenapa Jisoo Eonni harus datang lebih awal? Padahal akan lebih bagus jika dia sibuk mengajar dan melupakan ponselnya seperti kemarin."
Jisoo tertawa saat mendapati wajah kesal Tzuyu. "Astaga, kau sudah terlihat cantik. Tapi wajahmu malah cemberut ada apa?"
"Tidak perlu menjemputku."
"Kau ingin bertemu Jungkook?"
Kepala gadis itu secara tak sadar mengangguk. Namun, tak berselang lama ia lantas menggeleng yang jelas membuat Jisoo kembali tertawa. Inilah yang tak pernah bisa Tzuyu lakukan. Yap, berbohong.
Jisoo menggandeng tangan Tzuyu. Ia selalu suka harum dari tubuh Tzuyu. Gadis itu selalu beraroma vanila yang tentunya, membuat siapa pun akan terbuai. "Begini, Jungkook itu pekerja keras. Di jam-jam seperti ini, dia sudah pergi ke pasar atau pergi ke pabrik."
"Pasar? Pabrik?"
"Iya, dia biasanya menjadi seseorang yang memindahkan barang."
Astaga, pantas otot lengannya besar. Apa dia juga punya roti sobek? batin Tzuyu. Pikirannya mulai melayang, memikirkan soal hal yang mungkin saja terjadi di masa depan. Ia bisa pingsan jika melihat tubuh atletis Jungkook yang basah setelah mandi.
Melihat Tzuyu yang mulai cengengesan, tentu membuat Jisoo segera menepuk bahu gadis di sampingnya. Ia tak mau jika Tzuyu kemasukan arwah gentayangan yang sering dilihat warga berdiri di belakang pohon besar.
Tepukan itu tentu membuat Tzuyu tersentak. Hingga secara tak sadar, ia berucap, "Ne Oppa?"
"Oppa?" Jisoo tertawa sambil memegang perutnya. Ia heran kenapa Tzuyu bisa memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Padahal, sejak tadi ia bersamanya. "Astaga, apa yang sedang kau pikirkan?"
Tzuyu melepas gandengan itu dengan kesal. Ia melipat kedua tangannya lalu memalingkan wajah. "Aku kesal."
Tzuyu melangkah dengan posisi seperti itu. Tentu, Jisoo takkan bisa menahan tawanya. Gadis itu memang selalu menggemaskan dengan tingkah yang terduga. Bahkan, jika Tzuyu marah, gadis itu malah terlihat menggemaskan dibanding menakutkan.
Pupil mata Tzuyu membesar saat mendapati pria idamannya tengah berjalan cepat. Lelaki itu seperti sedang buru-buru. Bahkan, sampai mengancingkan lengan bajunya sembari berjalan.
Romeo, pekik Tzuyu dalam hati. Ia berlari menyebrang jalan berukuran 3 meter itu untuk membuat adegan tabrakan romantis itu terlihat natural. Namun, Jungkook justru berhenti saat sadar seseorang ada di depannya.
Garis mulai muncul diantara alis lelaki itu. Apalagi, saat gadis di hadapannya tersenyum sambil menyatukan tangannya.
"Maaf?" Jungkook melambaikan tangan di hadapan wajah gadis itu. Namun, Tzuyu masih bergeming. Ia malah larut dalam khayalannya lagi.
"Oh astaga." Tzuyu mulai salah tingkah. Ia merapikan rambut juga pakaiannya lalu bercermin melalui ponselnya, membuat Jungkook mengerutkan dahi. Apalagi, saat gadis itu mengulurkan tangan. "Aku Tzuyu. Chou Tzuyu. Kau Jungkook-ssi 'kan? Senang bertemu denganmu."
"Aku sedang sibuk." Jungkook meninggalkan Tzuyu tanpa memperkenalkan diri. Ia sedang buru-buru dan gadis aneh tiba-tiba muncul di hadapannya.
Bukannya merasa sakit hati, Tzuyu malah merasa sedang ditantang. Bahkan, di otaknya mulai terbentuk episode-episode lain dari khayalannya. Mungkin, jika ia menuliskan semuanya, takkan habis dalam 2 bab saja.
"Dia benar-benar keluar dari komik atau buku fiksi." Tzuyu menutup wajahnya sembari melompat-lompat. Namun, ia segera berhenti saat sesuatu muncul di otaknya. "Ah matta. Dia adalah karakter utama pria dalam ceritaku. Tidak boleh ada yang mengambilnya."
"Nona, sudah selesai dengan semua urusanmu? Ayo, anak-anak pasti menunggu kita."
"Eonni, apa dia punya keluarga?" tanya Tzuyu, membuat Jihyo menunjuk ke arah belakang dengan wajah bertanya-tanya.
"Maksudmu dia?"
Tzuyu mengangguk. "Apa ada?"
"Dia punya nenek."
"Nenek, aku datang. Tolong jadikan aku menantu!" Tzuyu berteriak sembari berlari. Gadis itu sepertinya tak pernah tahu kata malu dalam hidupnya. Bahkan, ia malah berlari sambil berteriak seperti anak kecil yang baru mendapat sesuatu yang ia inginkan.
"Astaga, ke mana sifat elegannya? Apa dia tinggalkan di rumah?" gumam Jisoo.
💎💎💎💎💎
Tzuyu malu2in sekali bunda wkwk jatuh cintanya malah meresahkan
9 Sep 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanficAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...