#30 Tell Me Now

235 61 26
                                    

Tzuyu masih diam di sana, memeluk lutut dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih memegang kue buatannya. Ia kemudian melirik arlojinya dengan bibir yang sudah gemetar karena rasa dingin yang perlahan menusuk tulangnya.

Masih jam setengah enam.

Hampir setengah jam Tzuyu berada di sana, berharap Jungkook mau keluar dan memayunginya. Namun, sampai detik ini Jungkook seolah tak peduli. Ia tetap berada di dalam rumah tanpa peduli jika Tzuyu rela tetap berada di bawah hujan demi dirinya.

Tzuyu mendongak saat lagi-lagi hujan tak membasahi tubuhnya. Ia tersenyum dengan bibir agak membiru. Tanpa pikir panjang, ia segera memeluk lelaki itu dan menangis. "Kenapa kau melakukannya padaku?"

Jungkook tersenyum, mengusap surai itu dengan tangan kirinya. Ia bukan tak peduli. Namun, kondisinya sedang tak memungkinkan. Ia marah pada keadaan dan menyesal karena telah meluapkannya pada Tzuyu yang mungkin tak tahu apa yang harus ia hadapi hari ini. Ia lupa jika Tzuyu adalah tipe orang yang memegang ucapannya. Benar saja, meski ia tak kunjung datang, Tzuyu tetap di sana.

Aku merasa tidak pantas mendapat cinta darimu, Tzuyu.

Entah soal rasa atau hal lain. Ia merasa terlalu bertolak belakang dengan gadis itu. Namun, ia tak bisa jika harus melukai gadis itu agar tak berada di dekatnya lagi. Terlebih, Tzuyulah yang membuat sisa hidup sang nenek menjadi lebih bahagia. Ia tak mungkin bisa mewujudkan beberapa keinginan sang nenek tanpa Tzuyu.

"Ayo masuk, kau bisa sakit jika lama-lama di sini."

Dari kejauhan, Hyeri tersenyum. Ia bersyukur karena dugaannya soal Jungkook meleset. Dengan begini, ia bisa bernapas lega lalu pulang. Ia yakin, dipaksa pun Tzuyu tetap takkan mau pulang. Ia akan membiarkan gadis itu tetap di sana sebagai hadiah dari hari bersejarahnya. Lagi pula, ia percaya Jungkook tidak akan macam-macam.

💎💎💎

Bibir Tzuyu masih gemetar dengan gigi yang sesekali beradu. Ia benar-benar kedinginan meski sudah ganti baju dan memakai 3 selimut sekaligus. Padahal, ia sudah membayangkan hari ini akan sangat menyenangkan juga romantis. Ternyata tidak.

Jungkook meletakkan teh jahe di hadapan Tzuyu lalu tersenyum. "Maaf, hari ini cukup melelahkan untukku dan aku malah melampiaskannya padamu."

Hati Tzuyu sebenarnya cukup perih karena tahu hari ini begitu berat bagi Jungkook. Di saat nenek lelaki yang ia cintai kehilangan sosok penting dalam hidupnya, ia malah asyik membuat kue lalu dengan santai ingin merayakan ulang tahun Jungkook. Ia merasa bersalah karena mematikan ponselnya selama seharian. Mungkin jika tidak, semuanya takkan berujung seperti ini.

Jungkook tersenyum. Sadar atau tidak, ia memang merasa jika Tzuyu cukup mampu mengembalikan suasa hatinya. Memang, ia begitu terpukul karena kematian sang nenek. Namun, melihat bagaimana gadis itu masih bisa tersenyum dengan bibir membiru, membuat Jungkook sadar masih ada seseorang yang sangat menyayanginya dan setelah ini, ia begitu berengsek jika sampai melukai ketulusan cinta gadis itu.

"Di sini tidak ada penghangat ruangan. Aku hanya punya perapian. Biasanya, Nenek selalu duduk di sana. Apa kau mau menggunakannya?" Jungkook lebih dulu menyentuh dahi gadis itu sebelum membantunya berpindah. Suhu tubuh gadis itu cukup panas, membuat Jungkook bingung harus melakukan apa. Ia pikir Tzuyu akan pergi begitu hujan turun. Ternyata tidak sama sekali. Tzuyu malah tetap membiarkan dirinya kehujanan.

"Kau demam? Apa lebih baik kau hubungi orang tuamu saja?"

"Aku akan tetap di sini."

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang