Tzuyu menuruni anak tangga, mengerutkan dahi saat mendapati Seungho duduk di sofa. Segera, ia melipat tangan dengan wajah masam saat tak sengaja tatapannya bertemu. Apa kali ini ia harus berdrama lagi agar lelaki itu pergi? Sepertinya tidak. Ia tak ingin melakukannya karena terlalu letih.
"Hai."
Sapaan itu tak membuat Tzuyu tersenyum. Ia langsung duduk di sofa yang masih kosong, mencoba menguping apa yang kali ini lelaki itu bicarakan dengan sang ayah. Ia tak mau jika kali ini ada lagi rencana yang disusun di belakangnya.
"Kau sudah pulang?" tanya Seungho basa-basi. Namun, Tzuyu hanya menjawabnya dengan anggukan.
"Jam pulangku bukan urusanmu."
"Tzuyu ...." tegur sang ayah. Namun, Tzuyu nampaknya tak peduli dengan teguran itu. Ia hanya ingin Seungho sadar akan posisinya. Apalagi, ia sudah mengatakan jika ia menolak keras perjodohan itu dan ia juga mengatakan punya seseorang yang akan ia nikahi. Tetapi, lelaki itu masih dengan tidak tahu malu, muncul di hadapan keluarganya dengan harapan mendapat restu.
"Aku sedang mengurus tentang pekerjaan di sini."
"Ah aku baru ingat, pernikahan juga bisnis. Jadi, tidak salah jika disebut sebagai pekerjaan." Tzuyu beranjak, melangkah keluar dibanding tetap di sana. Menurutnya, lebih baik pergi ke salon atau gedung tempat yayasannya akan berdiri nanti. Ia tak mungkin menemui Jungkook karena tak bisa mengemudikan mobil.
Gunho tertawa canggung. "Maaf, Tzuyu memang seperti itu. Dia mungkin hanya sedikit membuatmu kesal untuk menguji kesabaranmu. Perlahan, dia mungkin akan menerimamu."
"Tidak apa-apa, aku mengerti. Sejak awal dia memang seperti itu. Kalau begitu, kita lanjutkan lagi."
Andai bukan karena uang, aku tidak akan sesabar ini.
💎💎💎
Jungkook sesekali terkekeh saat mengingat kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Tzuyu. Pasalnya, gadis itu menganggap jika perasaan bukanlah sebuah privasi. Bahkan, dengan santai Tzuyu mengajaknya menikah dengan kalimat yang berbeda.
"Aku rasa kau mulai gila." Yena memberikan segelas kopi pada Jungkook. Ia membelinya dalam perjalanan tadi. Ia yakin, Jungkook mungkin membutuhkannya untuk tetap terjaga.
"Kau tahu apa yang Tzuyu katakan hari ini?"
"Apa?"
Jungkook berusaha berhenti tertawa. Namun, kalimat-kalimat itu malah membuatnya kembali tertawa hingga Yena hanya bisa mengerutkan dahi heran. Ini sungguh kali pertama Jungkook seperti ini. Biasanya juga tidak.
"Kau mencari uang sampai seperti ini? Aku sudah mengatakan jika aku akan mengirim uang sebulan sekali 'kan? Kau terus menolaknya."
"Bukan soal uang ... Begini." Jungkook berdeham agar gejolak tawa itu tak mendesaknya lagi. Masalahnya, ekspresi Tzuyu saat mengatakannya, terus terbayang. Alih-alih memasang wajah manis, Tzuyu malah mengatakannya dengan wajah serius. Itulah kenapa Jungkook menganggapnya begitu lucu. Bahkan, Tzuyu seolah berusaha untuk tak tersenyum saat mengatakannya.
"Dia mengajakku menikah."
"Lalu apa yang lucu?"
"Kau tahu bagaimana Tzuyu 'kan? Ekspresinya sama seperti saat dia mengatakan ingin menukar kue dengan aku."
Yena mengangguk sembari meminum jus mangga yang ia beli. Kemudian, ia berdecak sebelum menatap Jungkook. Ia merasa jika Tzuyu membawa pengaruh pada sang sepupu. Padahal, selama ini Jungkook selalu risi jika ada ajakan berkencan. Lalu sekarang? Lelaki itu malah tertawa seolah sangat bahagia karena mendapat ajakan itu. "Jangan-jangan ...."

KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfictionAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...