Dengan wajah masam, Tzuyu duduk di balai desa. Pelajaran sudah selesai sejak tadi. Namun, Jungkook memintanya untuk ikut berbelanja. Hatinya memang menolak untuk hal itu. Namun, rasa cintanya pada Jungkook, justru membuat Tzuyu tidak bisa menolak saat lelaki itu memohon dengan senyuman.
"Kenapa malah menerimanya? Kau bodoh sekali, Tzuyu." Gadis itu membentur dahinya dengan buku yang dipegangnya sembari memejamkan mata. Namun, matanya terbuka saat buku itu tak lagi membentur dahinya. Ia mendongak, menatap lelaki dengan kemeja putih itu duduk di sampingnya.
"Siapa yang bodoh?"
"Apa kau tidak mendengar aku mengatakan namaku tadi? Aku bodoh, bahkan sangat." Tzuyu memutar malas matanya sembari bergumam setelah ucapannya. Ia ingin beralasan. Namun, ia tak yakin itu bisa terdengar masuk akal atau tidak. Ia juga tak bisa mengelak jika ia sangat merindukan lelaki itu.
"Karena ini acara yang cukup penting, kita akan pergi ke supermarket."
"Jalan kaki?"
Lelaki itu tersenyum sembari menggeleng. Ia memakaikan helm di kepala Tzuyu, memastikan agar gadis itu tak salah menggunakannya. "Motor. Kita akan menggunakannya."
"Kau punya motor?"
"Aku meminjamnya dari temanku. Jalan kaki akan membuat kakimu sakit. Selesai, ayo." Jungkook memakai helm lalu naik ke motor. Namun, Tzuyu masih betah duduk di sana, berusaha memikirkan alasan apa yang mungkin bisa digunakan. Namun, otaknya buntu. Ditambah, ia tak bisa berbohong jika ia memang sangat merindukan Jungkook dan ingin menghabiskan waktu bersama.
Tzuyu beranjak. Ia akan melupakan sejenak soal fakta yang iaketahui soal Jungkook. Lagi pula, tak ada salahnya mereka tetap berteman. Ia hanya berharap, perasaannya takkan merusak hubungan Jungkook dengan kekasihnya.
"Pegangan."
"Pegangan?"
Jungkook meraih tangan Tzuyu agar melingkar di pinggangnya. Ia tersenyum saat melihat wajah kesal gadis itu melalui kaca spion. Ia yakin, gadis itu ingin menolak. Namun, perasaannya membuat Tzuyu akhirnya setuju untuk menemani.
Aku gagal untuk menghapus perasaanku.
Sempat terlintas niat untuk menerima perjodohan itu. Toh, menolaknya juga tak membuat ia bersama Jungkook. Namun, seluruh tubuhnya seolah tak terima dengan sebuah keputus asaan. Alhasil, mau tak mau Tzuyu memilih diam di tempat sambil berharap ada celah yang bisa ia gunakan. Namun, kenyataan lain justru muncul sekarang. Yap, perayaan kehamilan. Rasanya sekarang harapannya justru lebur tak tersisa.
Namun, cara Jungkook memintanya berpegangan justru membuat Tzuyu mendapatkan kembali semangatnya.
Haruskah aku jadi isteri kedua? Sepertinya itu tidak jadi masalah.
Jungkook ikut tersenyum saat menatap pantulan Tzuyu di kaca spion. Entah apa yang sedang gadis itu bayangkan hingga tersenyum tanpa alasan. Namun, ia cukup yakin, ada sebuah ide gila atau hal aneh dalam otak gadis itu.
💎💎💎
Jungkook sibuk memasukkan beberapa bahan makanan. Sementara, Tzuyu setia mendorong troli itu meski dengan wajah malas. Bagaimana ia tak kesal? Dengan senyum lebar Jungkook terus mengatakan hal-hal yang gadis lain sukai. Padahal, Tzuyu sudah dengan jelas mengatakan ia sangat mencintainya.
"Dia—"
"Tolong berhenti. Kau tidak mendengar retakan-retakan dalam hatiku?" Tzuyu mengatakannya dengan dramatis. Tentu, lelaki yang kini memegang sekotak stroberi segera terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanficAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...