#46 Jalan Pintas

219 59 27
                                    

"Ah, aku ingin menemuinya."

Hyeri terkekeh saat Tzuyu terlihat begitu lesu. Padahal, ia bisa bertemu dengan Jungkook di kantor yayasan. Namun, karena drama yang tengah mereka mainkan, mereka memilih untuk saling tak memedulikan. Bahkan, rasanya begitu dingin karena mereka berdua seolah memang hanya sebatas direktur dan wakil direktur.

"Temui saja, tapi diam-diam. Bila perlu di gudang," ujar Hyeri. Namun, ia lantas berbalik untuk meralat kalimatnya. "Maksudku, di tempat yang mungkin jauh dari jangkauan. Beberapa hari ini, seseorang mengikutimu."

Tzuyu berdecak. Pasalnya, ia merasa seperti tak bebas meski memang, ayahnya tak pernah melarang ia keluar rumah. Namun, dengan membayar mata-mata, sungguh membuatnya begitu kesal. "Hanya tinggal beberapa hari, tapi Jungkook Oppa tidak datang. Aku harus apa?"

"Dia sudah bilang, akan menjemputmu di saat yang tepat. Tunggu saja. Mungkin ... Bisa tahun depan atau beberapa tahun ke depan." Tentu, Hyeri hanya bercanda. Baginya, menggoda seseorang yang tengah diselimuti rindu meski bertemu adalah hal yang menyenangkan. Apalagi, Tzuyu selalu memberi respon berlebihan dengan menghentakkan kaki lalu melipat kedua tangannya.

"Bagaimana jika pernikahanku dipercepat? Aku akan melakukan sesuatu." Tzuyu meraih ponsel, mengirim sebuah pesan singkat kemudian berlalu meninggalkan ruangan. Tentu, Hyeri hanya bisa menghela napas sembari kembali merapikan dokumen milik Tzuyu. Ia heran sebab gadis itu sungguh tak bisa membuat semuanya rapi.

Sementara, Tzuyu kini benar-benar di gudang. Sebenarnya belum digunakan karena belum banyak hal yang disimpan di sana. Hanya ada satu tumpukan kardus bekas kertas hvs dan produk kopi yang ada di sana. Sisanya tak ada.

"Kenapa kau memang—" Jungkook membulatkan mata kala Tzuyu mulai menciumnya. Ia pikir ada masalah darurat karena Tzuyu tiba-tiba mengiriminya pesan. Namun, yang terjadi justru membuatnya terkejut.

"Kita harus melakukan sesuatu."

Jungkook terkekeh saat Tzuyu melepas blazer yang digunakannya. Ia lantas meraih blazer itu agar Tzuyu bisa melakukannya lagi. "Tzuyu, apa yang kau lakukan?"

"Satu-satunya cara agar kita bisa menikah."

Jungkook tersenyum sembari mengancingkan blazer Tzuyu. "Aku tidak mau melakukannya. Lagi pula, ini bukan solusi, Tzuyu, tapi malah menambah masalah."

"Kau tidak mengerti."

"Aku mengerti dan jika kau ingin tahu, aku juga merindukanmu, tapi untuk saat ini, tolong mengerti."

"Tapi aku sungguh tidak bisa terus seperti ini." Tzuyu tak peduli meski akan ada laporan pada sang ayah. Lagi pula, ancaman soal tak mendapat warisan sungguh hal yang menurutnya bukan ancaman yang besar. Ia bahkan sudah membagi uangnya sendiri dengan Jungkook. Ia tak begitu menginginkan warisannya.

Jungkook tersenyum saat Tzuyu mulai terisak sembari memeluknya. Ia juga menjadi pihak yang terluka saat ini. Namun, ia merasa sulit untuk mendapatkan celah sekarang. Ia sudah meminta bantuan pada Hyeri. Tetapi, gadis itu mengatakan untuk saat ini jangan dulu bertindak. Bukan apa-apa, korbannya pasti Tzuyu.

"Kau tahu? Hatiku rasanya sangat kosong karena harus terus jauh darimu. Bahkan saat berdekatan saja, kita tidak bisa seperti biasanya. Aku sudah berjanji padamu, maka aku akan menepatinya. Aku benar-benar akan menjemputmu jika waktunya sudah tepat."

Tzuyu sudah benar-benar kalut, memikirkan skenario buruk yang mungkin terjadi jika Jungkook tak kunjung menjemputnya. Terlebih, pernikahan itu juga dipercepat. Ia takut Jungkook terlambat dan ia sudah telanjur menikah. Ia sungguh tak mau itu terjadi.

"Baiklah, kau bisa menangis."

"Aku bukan ingin menangis. Aku sungguh akan melakukan sesuatu agar pernikahannya tidak terjadi. Jika perlu, aku akan bunuh diri."

"Tzuyu-ya, kau yakin akan meninggalkanku seperti itu? Tidak masalah, masih banyak gadis yang mengejarku." Tak berselang lama, Jungkook meringis sebab Tzuyu mencubit perutnya. Ia terkekeh saat melihat wajah kesal yang kini ditunjukkan gadis itu.

"Jika berani macam-macam, aku akan hidup lagi lalu membunuh Oppa."

Sebentar lagi, Tzuyu. Aku hanya perlu mencari celah agar bisa membawa dirimu. Tentu saja aku tidak mau kau ditukar dengan sejumlah uang. Kau lebih berharga dari itu.

💎💎💎

"Yena, aku berhasil!" Seungho mengedarkan pandangan, menghela napas saat dirinya lupa jika gadis itu sudah tak ada di sana. Biasanya, Yena akan segera menghampirinya lalu membuatkan kue untuk merayakan kesuksesannya. Kali ini tidak.

Apa aku mulai merindukannya?

Seungho meletakkan dokumen itu di meja. Secara tak sadar, ia tersenyum saat melihat satu foto USG tergeletak di atas sana. Itu pemeriksaan terakhir kali, saat ia dengan brutal menyiksa Yena hingga gadis itu menangis dan memohon agar tak melakukannya. Saat itu ia hampir putus asa karena Yena mengatakan perutnya sangat sakit. Ia bersyukur karena bayinya sekuat Yena.

"Apa aku perlu membatalkannya?" Seungho melirik sebuah dokumen mengenai proyek lain yang masih belum ia kerjakan. Itu proyek apartemen elit hasil kerja samanya dengan Gunho. Namun, semuanya belum berjalan dengan alasan, Gunho belum dapat persetujuan dari sang isteri.

Bukankah rasanya aneh?

💎💎💎

Seohyun membatalkan soal memberikan sebagian harta yang ia punya pada puterinya. Bukan tanpa alasan, ia hanya penasaran apa yang akan Seungho lakukan jika tahu Tzuyu tak mendapat apa pun. Jika itu Jungkook, ia sudah yakin lelaki itu takkan meninggalkan Tzuyu. Namun bagi Seungho? Ia tak yakin sebab lelaki itu rela membuat isteri juga bayinya pergi agar menikah dengan Tzuyu.

Ia sudah sekuat tenaga menentang semuanya. Namun, hasilnya tetap sama. Gunho tak membatalkan perjodohan itu meski tahu bagaimana Seungho. Ia yakin, ada sesuatu yang membuat sang suami begitu kukuh meski puterinya menolak dengan tegas.

Seohyun mencoba memikirkan hal yang mungkin membuat Gunho tergiur dan menyerahkan puterinya. Hingga ia ingat jika beberapa hari lalu, suaminya ingin meminjam uang milyaran untuk proyek baru yang katanya akan menguntungkan. Namun, ia tak langsung meminjamkannya sebab tak ingin kejadian sebelumnya kembali terulang.

Dulu, Gunho pernah hampir gulung tikar karena sifat serakahnya. Padahal, saat itu ia sedang mengandung Tzuyu dan pastinya membutuhkan banyak biaya. Namun, sang suami diam-diam menanda tangani sebuah kontrak yang katanya bernilai puluhan milyar dan membuat hampir setengah kekayaan yang mereka punya habis setelah dibawa pergi. Untungnya, perlahan mereka kembali bangkit saat Seohyun dengan berani mengambil keputusan untuk membuka cabang baru dari restoran dagingnya. Mungkin jika tidak, mereka takkan seperti sekarang dan menduduki orang paling berpengaruh.

Seohyun kemudian tersenyum saat orang yang ia tunggu sudah tiba. Ia lantas tersenyum sembari mempersilahkan tamunya duduk. "Terima kasih karena kau datang. Aku ingin kau membantu Tzuyu membatalkan pernikahannya."

Lelaki itu tersenyum. "Apa pun, aku akan melakukannya, tapi apa Yena akan baik-baik saja?"

Seohyun tersenyum lalu mengangguk. "Aku akan memastikan sepupumu baik-baik saja. Aku merasa ada hal lain yang membuat suamiku kukuh menjodohkan Tzuyu padahal dia tahu yang sebenarnya. Datanglah saat pernikahan sebagai mempelai, aku akan mengurus Seungho."

"Eommonim yakin?" tanya Jungkook ragu.

"Apa kau takut karena ancaman suamiku? Tenang saja, warisan yang seharusnya aku turunkan pada Tzuyu, belum kuurus. Aku yakin, Seungho juga suamiku mengincarnya. Jadi ... Aku ingin tahu apa semuanya akan dilanjutkan atau tidak jika aku membatalkan pengalihan semua hartaku."


💎💎💎💎💎

Juwi ngegas bgt ya😂😂😂

29 Okt 2021

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang