"Aku mendapatkan cara terbaik. Aku juga akan menemui beberapa sponsor yang kau rekomendasikan. Aku yakin semuanya akan mulai membaik sekarang." Pria itu meletakkan potongan apel terakhir di piring lalu tersenyum. "Makanlah."
"Wah ... Kau memang yang terbaik. Kerja bagus."
Jungkook merasa sudah seharusnya dia melakukan ini. Tzuyu tak mungkin mengurus segalanya sendirian. Juga, yayasan itu sudah atas nama dirinya. Bagaimana bisa dia bersikap masa bodoh karena tak mau belajar? Perlahan tapi pasti, dia mulai memahami segalanya. Dia hanya perlu seseorang untuk membantunya. Yang jelas, itu bukan Hyeri karena gadis itu sudah punya banyak sekali urusan.
"Kau mau memandangku seperti itu terus?" tanya Tzuyu sebab pria itu terus saja menatapnya. Dia malah jadi tersipu sekarang. "Hentikan itu sekarang."
"Kalau aku tidak mau bagaimana?"
Tzuyu menutup wajahnya dengan rambut. Dia juga merasa heran mengapa debar jantung serta rasa malu itu terasa lebih parah. Padahal mereka sudah bersama cukup lama. Mungkin karena Jungkook yang jarang menunjukkan rasa cintanya secara langsung, Tzuyu jadi tetap malu saat Jungkook melakukannya.
"Tzuyu-ya, apa aku tidak boleh menatap istriku yang cantik dan luar biasa ini?"
"Astaga!" Tzuyu membuka rambut yang tadi dia gunakan untuk menutup wajahnya. "Oppa, kau tidak benar-benar gila karena mengurus segalanya sendirian? Suamiku yang malang."
Pria dengan balutan baju tidur gambar beruang yang sama dengan yang digunakan Tzuyu itu tersenyum kemudian memberikan kecupan manis di bibir istrinya. "Memang semuanya melelahkan, tapi ... Aku baik-baik saja."
Tzuyu yang rambutnya dicepol itu menyentuh bibirnya. "Aku malah takut jika kau seperti ini. Kau ... Sungguh tidak menjadi gila mendadak 'kan?"
"Haruskah aku ulangi?"
"Kau tidak perlu bertanya." Tzuyu tersenyum, melanjutkan apa yang Jungkook mulai. Rasanya benar-benar melenyapkan segala berisik yang ada di kepalanya. Apalagi saat lumatan lembut itu mulai membuainya.
***
Jungkook tersenyum, mendaratkan kecupan manis di dahi wanita yang kini masih tertidur pulas. Dia menarik tangannya yang dijadikan bantal dengan sangat pelan agar Tzuyu tak terbangun. Semalam Tzuyu tak mengatakan apa-apa soal dibangunkan. Jadi, dia akan membiarkan istrinya tidur lebih lama. Namun, saat akan turun dari ranjang, Tzuyu malah menggenggam tangannya.
"Oppa, satu hari saja ... Ayo bermalas-malasan. Rasanya waktu yang kita habiskan terlalu sempit," gumam Tzuyu tanpa membuka matanya.
"Aku harus menemui sponsor."
"Biarkan Hyeri Eonni yang melakukannya. Mana ponselku?" Tzuyu masih belum membuka mata. Dia mengulurkan tangan, menunggu Jungkook memberikan ponselnya. Apa tidak boleh dirinya ingin menghabiskan waktu bersama suaminya? Mereka terlalu sibuk karena mengurus ini-itu selama hampir 1 bulan. Saat pulang mereka tak banyak berbincang dan memilih tidur karena lelah.
"Eonni, boleh aku minta bantuanmu? Soal sponsor," ucapnya setelah benda pipih itu menempel di telinganya. "Salonnya tutup saja, lagipula tidak ada pemesanan tempat. Aku ingin tidur lebih lama."
"Baiklah, karena kau harus tetap sehat, aku yang akan mengurusnya."
"Terima kasih." Tzuyu meletakkan kembali ponselnya di atas ranjang. Matanya terasa begitu berat. Dia sungguh ingin tidur sembari memeluk Jungkook sampai matanya tak lagi terasa sepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/242174603-288-k131966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfictionAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...