#17 Moodbooster

247 70 8
                                    

Tzuyu menyantap roti bakar dalam diam. Ia tak mau mengeluarkan suara apa pun. Pembicaraan mengenai perjodohan yang orang tuanya lakukan, membuat Tzuyu sungguh muak. Ini zaman modern. Namun, orang tuanya masih begitu kuno dengan melakukan sebuah perjodohan.

"Tzuyu, Seungho dulu selalu bermain denganmu. Kau juga memanggilnya Oppa karena kau anak tunggal." Seohyun mengoleskan selai stroberi untuk sang suami. Kemudian, menyajikannya. Ia menatap Tzuyu, menunggu respon dari puteri kesayangannya. Namun, Tzuyu masih sama, diam seribu bahasa.

"Tzuyu, Seungho mengatakan ingin menanam sahamnya di perusahaan barumu nanti. Ini kesempatan yang bagus," sambung sang ayah. Namun, kali ini Tzuyu tak diam. Ia meletakkan garpu serta pisaunya dengan kesal.

"Tanam saja saham. Apa susahnya? Tidak perlu menikahiku 'kan? Dia pikir aku bisa dibeli dengan saham?" Tzuyu beranjak, membawa serta tas selempang berwarna ungunya. Ia tak peduli meski baru makan sedikit. Ia hanya tak mau mendengar rencana aneh orang tuanya soal perjodohan itu. Masalahnya, ia mencintai Jungkook dan tentu saja ia tidak akan menerima pinangan dari siapa pun. Bahkan, jika putera presiden sekali pun, ia akan menolak.

Seohyun menghela napas, membuat Gunho tersenyum sembari mengusap halus punggungnya. Ia lantas memijat pelipisnya, merasa pusing dengan sikap keras kepala dari puterinya. "Dia sungguh ... Astaga, aku tidak bisa berkata-kata."

"Kita akan menjelaskan semuanya pelan-pelan. Tzuyu memang seperti itu. Dia akan melakukan apa pun sesuka hatinya. Aku akan mencoba untuk membujuknya."

💎💎💎

Tzuyu menggosok ujung alas sepatunya di atas aspal. Bibirnya mengerucut, menunggu Jisoo datang dengan sepeda untuk menjemputnya. Namun, hingga detik ini Jisoo belum datang. Tentu, rasa kesalnya semakin bertambah. Apalagi, orang tuanya seolah mendesak soal pernikahan.

"Aku masih muda, kenapa aku harus menikah? Menyebalkan sekali. Lalu apa hubungannya pernikahan dengan saham? Tidak ada, bukan? Dasar orang kaya. Apa pun selalu disangkut-pautkan dengan uang."

"Kau juga orang kaya, Tzuyu."

Tzuyu menoleh kemudian membulatkan mata. Ia segera menutup mulut Jisoo karena membicarakan soal itu. Padahal, ia sudah berusaha keras untuk menyembunyikan fakta jika ia adalah orang kaya. Ia sungguh tak mau jika Jungkook menolaknya nanti. Apalagi, sekarang ia sudah berteman dengan lelaki itu.

"Eonni, jaga ucapanmu." Tzuyu cemberut kemudian kembali duduk di kursi itu, membuat Jisoo memutuskan ikut bergabung. Ia yakin, suasana hati Tzuyu sedang tidak bagus. Apalagi, gadis itu tak seheboh biasanya. Padahal, baru beberapa saat lalu Jungkook lewat untuk bekerja. Biasanya, Tzuyu akan berteriak atau menghampiri lelaki itu.

"Apa terjadi sesuatu? Suasana hatimu sangat buruk."

"Orang tuaku menjodohkanku. Aku tidak mungkin beralasan punya kekasih karena aku tidak punya. Aku juga tidak mau meminta seseorang berpura-pura." Tzuyu sempat ingin mengatakan ia punya seorang kekasih. Namun, ia yakin, Jungkook akan marah dan mungkin tak mau bersamanya lagi jika ia memanfaatkan kesempatan. Lagi pula, ia ingin mengenalkan Jungkook pada keluarganya secara jujur. Ia takkan meminta lelaki itu berpura-pura dan menutupi fakta. Meskipun, itu mungkin akan membuat mereka tidak dapat restu.

"Lalu?"

"Aku menolaknya mentah-mentah."

Jisoo tersenyum. Yang bisa ia lakukan untuk Tzuyu hanya berdo'a. Ia harap Jungkook mau membuka hatinya untuk Tzuyu, bukan hanya karena penasaran. Namun, dilihat dari kekhawatiran Jungkook tempo hari, ia yakin tak lama lagi Jungkook mungkin akan benar-benar menerima Tzuyu. Pasalnya, Jungkook merupakan tipe pria yang sulit didekati. Makanya, sampai detik ini, Jungkook masih sendiri.

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang