32.

61.1K 10.5K 3.9K
                                    

Haeyoo semuanya, apa kabar hari ini?

Cerita Bianca up lagi nih!

Sebelum baca, usahakan vote terlebih dahulu ya 🌟

Banyak typo bersebaran, dimohon untuk hati-hati dalam membaca 🌚

HAPPY READING ❤️

___________________________________

Saat ini Bianca sedang duduk santai di meja makan bersama Felix.

Sehabis kejadian di kamar mandi tadi, penyihir agung ini benar-benar tidak membebaskan Bianca untuk bergerak kemanapun.

Bianca duduk manis sambil melihat sekelilingnya, sedangkan Felix saat ini tak henti-hentinya menatap gadis di depannya.

"Tuan penyihir, ini kenapa semuanya warna hitam?" Tanya Bianca.

"Karena saya menyukai warna hitam." Jawab Felix

"Iya sih, tapi hmm."

"Ada apa?" Tanya Felix

"Gakpapa, berarti misalnya kalau tuan menyukai saya bagaimana?" Tanya Bianca sambil menopang dagunya dan menatap Felix menggoda.

"Saya akan memajang wajah nona dimana-mana." Jawab Felix.

"Kalau begitu, apa tuan sekarang sudah menyukai saya?"

"Sepertinya iya." Jawab Felix tanpa keraguan.

Mendengar itu, mata Bianca langsung berbinar bahagia.

"Mau jadi suami saya?" Tawar Bianca semangat.

"Mau, memangnya nona menyukai saya?"

Tanpa Bianca dan Felix sadari, pembicaraan mereka berdua ini didengar oleh semua pelayan yang bekerja.

Para pelayan pura-pura bekerja tapi, mereka memfokuskan telinga mereka.

Jack hanya berdiri di samping tuannya, ia sekarang ini bingung. Tentang apa yang terjadi di depannya saat ini.

"Apakah sekarang sedang ada acara lamaran?" Batin Jack.

"Semua yang berbau cogan saya sangat menyukainya tuan, termasuk anda hehe." Cengir Bianca.

"Ditambah anda itu tampan, kaya, di hormati banyak orang, dan sangat seksi. Bukankah itu semua tipe para wanita tuan?" Lanjut Bianca.

Felix mendengar itu tersenyum kecil, selain nakal gadis juga sangat jujur apa yang ada di pikirannya itu yang ia lontarkan tidak berbelit-belit seperti gadis pada umumnya.

Itu membuat Felix semakin tertarik dengan gadis Bianca.

"Iya anda benar nona." Jawab Felix.

"Permisi tuan, nona. Ini makannya." Ucap seorang koki dan mulai meletakkan semua makanan di meja.

Bianca melihat banyak makanan di depannya langsung tersenyum lebar, ia sudah sangat lapar sekarang.

Setelah selesai meletakkan semua makanan itu, semua koki langsung kembali ke dapur.

"Silahkan di ma.." baru saja Felix mempersilahkan Bianca untuk makan, ucapannya langsung terhenti saat melihat Bianca saat ini sudah makan dengan lahap.

"Twuan ini sangwat enwak." Girang Bianca memakan lahap daging di tangannya.

Mendengar itu Felix hanya tersenyum tipis.

"Apa nona menyukai makanan ini semuanya?"

Dengan cepat Bianca mengangguk antusias, dengan tangan tak henti-hentinya mengambil semua makanan yang ada di depannya.

Transmigrasi Bianca [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang