55.

53.8K 8.7K 2.5K
                                    

Haeyoo guys, apa kabar hari ini?

Cerita Bianca up lagi nih!

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

Banyak typo bersebaran, dimohon untuk hati-hati dalam membaca 🌚

HAPPY READING ❤️

______________________________________

"Sa-saya hiks hiks saya setuju." Ucap Teo pelan di sela-sela tangisnya.

Mendengar ucapan Teo kelima pria tampan itu langsung tersenyum kecil, ck ck ck bocah ini sangat polos ternyata pikir mereka.

Mereka hanya mengancam bocah ini, lagi pula yang di katakan William tadi itu tidaklah benar. Mana mungkin Bianca bisa meninggalkan bocah ini, dilihat dari mata Bianca saja ia sangat menyayangi bocah ini.

Budi yang melihat Teo menangis, dengan lembut dia menjilati tangan Teo.

"Jangan beri tahu ini pada ibumu, atau kami akan memberi tahu tentang segalanya." Ancam kaisar Ricolas.

Mendengar itu air mata Teo mengalir semakin deras, bocah kecil itu tidak menangis meraung-raung tapi dengan  isakan kecil yang keluar dari bibir tipisnya.

"Hiks hiks i-iya hiks." Ucap Teo sambil menundukkan kepalanya.

Kelima pria itu langsung menyeringai licik, ahhh akhirnya bocah keras kepala ini bisa mereka kuasai.

"Pergilah ke ibumu, urusan kami sudah selesai." Ucap jenderal Jerome.

Lama-lama jika melihat bocah ini menangis, jenderal Jerome tidak tega juga. Bianca sangat menyayangi bocah ini,dan seharusnya ia juga menyayangi bocah ini.

Mendengar itu, Teo mengangguk cepat.

"Hapus air mata mu itu, jangan sampai ibumu mengetahui kau habis menangis." Tegur Duke Oliver.

Teo dengan cepat menghapus kasar air mata di pipinya.

"Su-sudah."

"Pergi sana." Usir penyihir agung Felix.

Dengan cepat Teo berlari keluar dari kamar penginapan itu, Teo sangat membenci kelima pria itu mereka hanya ingin mommynya saja.

Melihat Teo sudah pergi, William langsung menyadarkan dirinya di sofa.

"Dia anak yang kuat, hanya saja dia sangat mudah di pengaruhi." Ucap William.

"Kau salah Marquess, dia anak yang pintar. Tetapi sekuat-kuatnya dan sepintar-pintarnya anak itu, tentu saja ia mempunyai kelemahan. Dan kelemahan anak itu ada pada ibunya, yaitu Bianca." Ucap jenderal Jerome.

Mendengar ucapan jenderal Jerome, keempat pria itu mengangguk setuju.

Tapi tiba-tiba saja kelima pria itu dikagetkan dengan kedatangan lima ekor hewan buas di depan mereka sekarang, dan dapat dilihat kelima hewan itu sedang menatap mereka marah.

Saat ini sahabat-sahabat Teo sedang marah kepada orang-orang di depannya, mereka tidak terima Teo di perlakukan seperti tadi.

Bianca saja yang seperti itu tidak pernah membuat Teo menangis, sedangkan mereka ini bisa-bisa nya memperlakukan Teo seperti tadi.

"Grhhhh grhhhh grhhhhg." Omel Bambang.

"Grhhhh grhhhhh grhhhhhh." Marah Jamal.

Bukannya menjawab semua keluh kesah kelima hewan di depannya itu, justru kelima pria ini langsung berdiri dan meninggalkan ruangan.

Transmigrasi Bianca [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang