Transmigrasi Bianca [END]

47.

Haeyoo guys, apa kabar hari ini?

Cerita Bianca up lagi nih!

Sebelum baca usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

Banyak typo bersebaran, dimohon untuk hati-hati dalam membaca 🌚

HAPPY READING ❤️

____________________________________

Hari sudah mulai gelap, sedikit demi sedikit matahari mulai tenggelam.

Saat ini Teo sedang di depan rumahnya duduk manis, sembari menunggu kepulangan mommy tersayang nya itu.

"Mom kemana ya, kenapa belum pulang?" Gumamnya.

"Grhhhhhhhh grhhhhh grhhhhhh."

"Gak mungkin Bud, mom udah janji bakalan pulang cepat." Ucap Teo sambil mengelus lembut kepala singa besar di depannya itu, singa itu sudah mom nya beri nama yang indah yaitu Budi:)

Saat ini Teo duduk di temani oleh Budi, Agus dan Udin. Sedangkan harimau dan serigala yang bernama, Bambang dan Jamal saat ini sedang berburu mencari makanan.

Semua nama-nama sahabat Teo, itu adalah pemberian dari Bianca. Kalau kata Bianca mah, dia mau melestarikan nama-nama umum yang berasal dari tempat tinggalnya.

Karena Teo merupakan anak yang baik dan polos, tentu saja ia menyetujui ucapan mommynya.

"Apa mom lagi ada masalah ya di pasar?"

"Tsssssttttt ttsssssst tsssssttt."

"Kamu bener Gus, tapi..."

Belum sempat Teo melanjutkan perkataannya, tiba-tiba saja ada seekor burung menghampirinya.

"Ada apa?" Tanya Teo.

"Cuit cuit cuit."

(Weh aing gak tau suara burung kyk apa, kalau ada yang tau tolong bantu ya🙂)

Mendengar itu, Teo membelalakkan matanya terkejut. Dengan cepat Teo langsung berdiri tegak.

"Rwarrrrrrr rwarrrr rwarrrr?"

"Mom lagi di serang Din, kamu sama Agus jaga rumah. Bud, kamu ikut aku ke pasar."

"Tsssttttt."

"Rwarrrrrrr."

"Grhhhhhhhh."

Mendengar persetujuan teman-teman nya, dengan cepat Teo naik ke badan besar Budi.

"Lari yang cepat ya Bud!" Perintah Teo.

"Grhhhhhhhh."

Setelah itu Budi berlari dengan kencangnya, meninggalkan banyak debu yang mengenai wajah Agus dan Udin.

"Tstttttttt tsssssttttt tsssttttt."

"Rwarrrrrrr rwarrrrrrr rwarrrrr."

Mumpung Teo tidak ada, Agus dan Udin sedang memanfaatkan waktu untuk menggosipkan segala keburukan Bianca yang selama ini tidak berperikehewanan!

*****

"POKOKNYA SAYA  MAU JANDA MURAHAN INI DI USIR PAKSA DARI KOTA KITA!"  bentak  seorang wanita menor sambil menunjuk Bianca.

"Kalau kota ini punya bibi, saya akan dengan senang hati pergi dari tempat ini. Masalahnya, bibi siapa ha? Bahkan bibi bukan seorang bangsawan, tapi bibi dengan sok berkuasanya mengusir saya dari sini." Geram Bianca.

"Cih, biarpun saya tidak mempunyai kedudukan. Tapi, lihatlah kami semua di sini sedang bersatu untuk mengusir janda murahan seperti mu!"

"Yah benar!"