45 (akhir dari perjalanan)

635 112 8
                                    

"jangan menyentuh besi itu!" Seru Namjoon kala tiga pemuda tersebut berlari mendekati sel mereka yang berada di ujung ruangan. "Kekuatan kalian akan terserap oleh benda itu jika menyentuhnya" lanjutnya kala mendapat tatapan bertanya dari Taehyung.

"Kenapa kalian ke sini?! Seharusnya kalian tidak datang ke sini, terlalu berbahaya!" Jimin berseru marah, karena kini ia tengah menyesali keputusan yang ia ambil kala berada di gua Empusa, bukan keputusannya untuk menyelamatkan Hoseok yang ia sesali, tetapi karena keegoisannya membuat mereka terpecah dan berakhir seperti sekarang. Itu lah yang ia sesali.

Jika saja ia dapat berpikir dengan kepala dingin saat itu, mungkin kini mereka telah berhasil menyelamatkan Hoseok. Hanya ada penyesalan demi penyesalan yang memenuhi kepala Jimin, putra Poseidon itu kini tertunduk lesu.

"Hentikan pikiran-pikiran bodoh itu, Jimin-ah" ucap Taehyung yang kini tengah berdiri di tengah-tengah ruangan.

Kedua manik mata sang putra Zeus terpejam dan jemari panjangnya bergerak membentuk sebuah pola, kemudian sebuah cahaya yang begitu terang berpendar membuat semua orang yang berada di sana harus memejamkan mata sejenak.

Di dalam masing-masing sel kini terdapat sebuah portal berukuran kecil yang cukup untuk di lalui oleh satu orang, dan jangan lupakan sebuah portal berukuran sangat besar yang terdapat dihadapan Taehyung.

"Kalian semua, keluarlah melalu portal itu" ucap Taehyung, kedua kelopak matanya terbuka menampakkan manik kelabu miliknya.

Para demigod dengan ragu melangkah memasuki portal dan kemudian keluar dari portal yang berada di hadapan Taehyung, mereka tersenyum sumringah dan saling memberikan pelukan kala tersadar jika kini mereka telah bebas.

Seokjin dan Namjoon membantu Jimin untuk bangkit dengan saling menyandarkan bahu, mereka secara bergantian memasuki portal yang Taehyung ciptakan, mereka bertiga mengulas senyum lebar tak kala bertemu tatap dengan Taehyung.

"Terimakasih Taehyung-ah" ucap Seokjin.

Taehyung menggelengkan kepalanya, "jangan berterimakasih Hyung, kalian adalah bagian dari hidupku, aku pasti akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan kalian" ucap pemuda itu, pendaran kelabu pada manik matanya mulai memudar dan kemudian kembali ke warna aslinya.

Pandangan Taehyung menjadi kabur dan kemudian pemuda itu jatuh berlutut ke atas lantai batu yang kasar, "kau baik-baik saja?" Tanya Yoongi, ia menatap Taehyung dengan khawatir.

Taehyung menggelengkan kepalanya, "aku tidak apa-apa Hyung. Jungkook-ah, lepaskan rantai itu" titah Taehyung dengan suara lirih, ia menggelengkan kepalanya guna mengusir rasa pusing yang menghampiri.

Jungkook mengeluarkan pedangnya lalu menebas rantai yang membelenggu tangan Jimin, Seokjin dan Namjoon, sedangkan Yoongi kini tengah membantu Taehyung untuk berdiri.

"Ayo, kita harus keluar dari sini" Taehyung melangkah dengan mantap menuju pintu diikuti oleh yang lainnya, gerombolan itu berjalan dengan mengendap-endap dan sebisa mungkin untuk menghindari para penjaga, mereka tidak ingin menarik perhatian apalagi sampai terjadi perkelahian.

Karena sebagian besar dari mereka masih dalam keadaan lemah, meski ada beberapa yang masih dapat menggunakan kekuatannya, tetapi jika dibandingkan dengan para penjaga yang bersenjata, posisi mereka jelas tidak menguntungkan.

"Ughh..." Seokjin meringis tak kala sebuah rasa sakit menyerang, ia mencengkram pergelangan tangannya dengan erat, dari jemarinya tampak cairan merah merembes keluar dan menetes ke atas lantai.

"Hyung, kau baik-baik saja?" Taehyung meraih pergelangan tangan Seokjin dan kemudian membulatkan kedua bola matanya.

"Kita harus bergegas! Peter tengah berusaha memutus benang takdir yang mengikat kita, hal itu akan sangat berbahaya untuk Hoseok Hyung dan kita semua" ucap Yoongi dengan panik.

"Aku, Yoongi hyung, Jungkook dan Jimin akan pergi untuk menyelamatkan Hoseok Hyung. Namjoon hyung, tolong bawa mereka dan Seokjin hyung ke tempat yang aman" ucap Taehyung.

"Tidak, kita harus menyelamatkan Hoseok bersama-sama" tolak Seokjin, ia merobek ujung kaos yang dikenakannya dan melilitkannya pada pergelangan tangannya yang terluka.

"Tapi kau terluka, dan mereka-"

"Kalian pergilah, kami dapat menjaga diri, jadi anda tidak perlu khawatir" potong seorang pria berkulit gelap yang tadi berbicara dengan Jimin, Seokjin dan Namjoon.

Taehyung terdiam sejenak dan kemudian menganggukkan kepalanya, ia menciptakan sebuah portal yang berukuran cukup besar "portal ini akan mengarah ke hutan yang berada di dekat istana, berlari lah sejauh mungkin dari tempat ini, pergi ke arah Utara dan kalian akan menemukan sebuah perkampungan kecil, berlindung lah di sana untuk sementara waktu" terang Taehyung yang mendapat anggukan dari mereka semua.

Setelah para demigod tedi menghilang di dalam portal, keenam pemuda tampan itu melanjutkan langkah menyusuri lorong gelap yang hanya memiliki beberapa lampu yang bersinar redup sebagai sumber penerangan, tidak ada jendela maupun fentilasi.

"Arghh..." Yoongi mengerang tak kala rasa sakit menyerang pergelangan tangannya, mereka semua menatap panik pada pergelangan tangan Yoongi yang telah mengeluarkan cairan merah.

"Kita harus bergegas. Peter benar-benar sudah gila!" Ucap Jungkook yang tengah mengikat pergelangan tangan Yoongi dengan sapu tangan miliknya.

"Ke arah sini!" Seru Taehyung, mereka melangkah dengan tergesa dan mendapati sebuah pintu di ujung lorong. Dengan sekuat tenaga Taehyung menendang pintu tersebut sehingga hancur dan berserakan di atas tanah.

Di hadapan mereka kini berdiri puluhan penjaga dengan Dave yang berdiri di barisan terdepan, sebuah seringai terpatri pada wajahnya, "well... Akhirnya kalian semua bersatu kembali eh? Bagus lah, jadi aku bisa menghabisi kalian sekaligus" ucapnya dengan nada pongah.

"Sial! Kita tidak boleh buang-buang waktu di sini" Jimin mengerang kesal, ia mengusap Surai biru nya ke belakang dengan gusar.

"Hoseok Hyung! Hoseok Hyung ada di sana" Taehyung menunjuk pada bibir jurang di mana terdapat empat orang yang tengah berdiri di sana, hanya berjarak beberapa ratus meter dari posisi mereka saat ini.

"Taehyung? Mereka?" Hoseok yang mendengar teriakan Taehyung tadi menyeringit kala mendapati kehadiran sahabat-sahabatnya di sini.

"Lawan dia Hoseok Hyung!" Taehyung kembali berseru dan kemudian menebas lawan yang tengah ia hadapi dengan pedang miliknya.

Bak sebuah mantra, Hoseok kembali memberikan sebuah perlawanan yang kali ini jauh lebih kuat dari sebelumnya, bahkan kedua pria yang memegangi tubuhnya sedari tadi terpental menjauh.

Peter menggeram dan mengeratkan remasannya pada tangan Hoseok, ia kembali menggores lengan Hoseok, dan kali ini Namjoon yang merintih kesakitan, rasa sakit di pergelangan tangannya membuatnya menjadi tidak fokus pada pertarungannya dengan Dave.

Dave yang melihat sebuah celah untuk melukai Namjoon bergerak cepat, ia menghunuskan pedangnya kepada perut bagian kanan Namjoon, beruntung Namjoon dengan gesit berhasil berkelit sehingga hanya kulitnya saja yang terkoyak oleh benda tajam tersebut.

Darah merembes dari luka yang Dave ukir, membasahi kaos putih yang Namjoon kenakan, "lihat lah, ikatan yang kau pilih itu hanya akan melukai mu seperti ini" Dave terkekeh sinis, ia menatap puas pada Namjoon yang tampak tidak baik-baik saja.

Tatapan Namjoon berubah menjadi semakin tajam, pemuda yang berada di hadapannya kini bukan lagi Dave saudaranya yang baik hati dan penyayang, kini yang tersisa hanya lah Dave yang dibutakan oleh sebuah obsesi dan dendam.

Namjoon menelan ludahnya dengan kasar sebelum meraih kedua pedangnya yang tadi Jungkook serahkan.

"Baiklah, aku akan serius kali ini"

*****
Don't copy my story okay!

28 Desember 2021

~Weni

King of Demigod : Map Of The Hidden WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang