34(perjalanan yang panjang)

543 113 12
                                    

Dua hari sudah waktu yang mereka lalui sejak perjalanan untuk mencari dunia yang dimaksud di dalam ramalan di mulai. Tetapi nihil, tidak ada kemajuan yang berarti, mereka justru terlihat seperti gerombolan domba kecil yang tengah tersesat di tengah padang rumput yang luas.

Ketujuh pemuda itu berusaha bertahan di tengah kekacauan yang terjadi, tak jarang keadaan sulit menyapa mereka, mulai dari kehabisan perbekalan, bensin mobil, hingga tersesat di daerah antah berantah yang mereka tidak ketahui sama sekali.

Beruntung mereka dapat bertahan dengan memanfaatkan fasilitas terbengkalai dari kota-kota yang mereka lalui, meski itu dapat dikategorikan sebagai sebuah tindakan pencurian, tetapi siapa yang perduli?

Toh tidak akan ada yang menangkap atau menuntut atas perbuatan mereka itu. Kota demi kota yang mereka lalui sejauh ini semuanya memiliki sebuah kesamaan. Hancur dan tidak berpenghuni. Beberapa orang yang mereka temui telah tergeletak dalam keadaan tidak bernyawa.

Benar-benar tidak ada yang tersisa selain kekacauan dan kehancuran. Sebenarnya sudah sejauh apa mereka terlambat melangkah? Atau mungkin musuh mereka yang kali ini jauh lebih pintar?

"Percuma" Jimin mengerang frustasi, ia menatap kedua telapak tangannya yang tampak bergetar. Ketujuh pemuda itu kini tengah mengelilingi sebuah sumur tua, menatap air yang berada di dasar sumur dengan berbagai macam tatapan.

Saat ini mereka berada di sebuah desa kecil yang terletak begitu jauh dan terpencil, bahkan Seokjin terpaksa meninggalkan mobilnya ketika jalan yang mereka lalui sudah tidak mungkin lagi dapat dilalui oleh kendaraan beroda empat tersebut.

Taehyung menangkap tubuh Jimin yang terhuyung ke belakang, putra Poseidon tersebut masih terus menatap tangannya, terlihat begitu terguncang akan hal yang baru saja terjadi kepada dirinya.

"Kekuatanku" Lirih Jimin yang kini telah menatap sang sahabat dengan nanar.

Taehyung menghela napas panjang, padahal hanya sember air yang mereka inginkan guna membasahi tenggorokan yang terasa sangat kering, tetapi malah sebuah mimpi buruk lainnya yang datang menyapa mereka. Jimin kehilangan kekuatannya, secara total. Bahkan untuk menarik air dari dasar sumur ke atas saja pemuda tersebut tidak mampu.

Taehyung berdiri dan kemudian melangkah menjauh setelah menyerahkan tubuh lemah Jimin pada Seokjin.

"Tenang lah Jimin-ah, bernapas dengan teratur oke?" Titah putra Athena tersebut ketika mendapati Jimin yang mulai bernapas tidak teratur.

Hoseok mengalihkan tatapannya dari pemandangan yang menyayat hati tersebut, dia tahu bagaimana hancurnya Jimin saat ini. Memang waktu itu ia dapat mengeluarkan kekuatannya, tetapi itu hanya efek dari amarah yang memuncak terhadap Namjoon, setelah kejadian itu kekuatannya kembali menghilang.

Taehyung kembali dengan sebuah timba di tangannya, ia segera melemparkan ember berwarna hitam tersebut dan kemudian menariknya ke atas.

Jungkook berlutut dan menampung air di kedua telapak tangannya. "Minumlah hyung" Ia menyodorkan telapak tangannya ke pada Jimin. Seokjin membantu mengangkat kepala Jimin, putra Poseidon tersebut minum dengan perlahan.

Taehyung tersenyum kecil. Ini lah yang mereka butuhkan saat ini, saling menguatkan dan menyemangati.

'yang menjadi tujuan mu sudah dekat anak muda, tetapi jalan ke depan sana akan semakin berliku. Jika kalian terjatuh maka pintu itu akan kembali tertutup'

Taehyung memejamkan kedua matanya dengan erat kala suara tersebut mengalun di dalam kepalanya, entah suara milik siapa itu, tetapi ia benar, ujian yang sesungguhnya sedang menanti dan bersiap untuk menghancurkan mereka kapan saja.

King of Demigod : Map Of The Hidden WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang