8 (sebuah kisah baru)

850 144 7
                                    

Ketika kita berbicara tentang ketamakan, maka kita tidak akan pernah menemukan ujungnya, perasaan paling egois yang pasti pernah dirasakan oleh setiap makhluk hidup.

Terlebih bagi mereka yang memiliki kekuatan serta kekuasaan, membayangkan ketika dunia berada di bawah kedua kakinya mungkin akan menjadi hal paling membahagiakan bagi otak sempit mereka.

Sesungguhnya mereka tidak akan pernah menyadari seberapa luas dunia yang hendak mereka pijaki ini.

Seberapa banyak misteri yang telah di simpan dengan apik selama ribuan bahkan jutaan tahun.

Seberapa banyak pintu yang terbuka ketika mereka akan melangkah, dan seberapa luas lautan yang akan menenggelamkan mereka dalam ketamakan itu.

Mereka tidak pernah melihat ujung dari langit biru itu tetapi malah menghendaki sebuah langit hitam.

Bahkan kura-kura yang terbelenggu di dalam cangkangnya dapat menghitung setiap jengkal dari langit itu.

Tetapi burung yang terbang bebas di angkasa, tidak mengetahui seberapa tinggi langit yang hendak ia gapai.

*****
Seokjin memijat batang hidungnya dengan frustasi, dapat ia rasakan bagaimana kepalanya yang berdenyut sakit ketika mendengar suara-suara berisik yang memenuhi setiap sudut kamar yang telah ia tempati selama lima tahun belakangan ini.

"Jadi menurutmu bagaimana Seokjin? Lebih bagus yang merah atau ungu?"

"Tidak, tidak, hitam lebih baik"

"Yang akan memakai baju ini adalah aku, kenapa jadi kau yang mengaturnya hah?!"

"Tetapi kau juga bertanya pada Seokjin"

"Terserah padaku ingin bertanya pada siapa"

Seokjin mengusap wajahnya dengan kesal, kedua gadis ini sedari tadi tidak dapat menghentikan bibir mereka yang terus berkicau seperti burung murai.

Semuanya berawal dari kedua gadis itu yang menerobos masuk ke dalam kamar Seokjin dan mencerca dirinya dengan berbagai macam pertanyaan, yang sejujurnya Seokjin saja tidak dapat menangkap maksud dari pertanyaan itu dengan baik.

"Bisakah kalian berhenti sejenak?" Pemuda itu menatap tajam kedua saudarinya yang masih terus berdebat.

"Luna menyebalkan" Tuding gadis berambut pirang tersebut.

"Aku?" Luna menunjuk wajahnya dan menatap sang saudari dengan tidak percaya.

"Kau yang tidak pernah mau mendengarkan ucapkan, Roseeee"

"Aku ingin mendengarkan pendapat saudara lelaki kita"

"Memangnya kau akan pergi berkencan dengan dia?" Luna menatap Rose dengan tatapan polos miliknya.

"Dasar bodoh! Dia itu pria, tentu saja aku ingin menanyakan seleranya sebagai seorang pria, apakah ia suka melihat seorang gadis memakai dress warna merah atau ungu" Rose memutar kedua bola matanya dengan malas.

Luna hanya membulatkan bibirnya dan kemudian menganggukkan kepala.

"Jadi Seokjin-ah, kau lebih suka yang mana?" Tanya Rose menggunakan bahasa Korea agar Luna tidak dapat memotong perkataannya lagi.

"Kau sudah gila?" Seokjin menatap saudarinya itu dengan datar.

Rose menurunkan lengan putihnya yang sedari tadi sibuk memamerkan dua dress pilihannya tadi.

"Ya! Aku ini noona mu, sopan lah sedikit!" Sentak Rose dengan kesal. Bagaimana pun juga Seokjin itu tetap saja lebih muda beberapa bulan dari dirinya.

King of Demigod : Map Of The Hidden WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang