31(perjalanan yang panjang)

513 108 12
                                    

Suara gelak tawa bergema di padang ilalang tersebut, beriringan dengan dua pasang kaki kecil yang berlarian saling mengejar satu sama lain.

"Haha, dasar kau pendek"

"Tidak! Hyung saja yang terlalu cepat tinggi" Elak yang lebih muda.

Sementara yang lebih tua telah berbalik dan merentangkan tangannya, menangkap tubuh sang adik ke dalam sebuah dekapan hangat.

"Hyuung~" Si kecil meronta berusaha melepaskan diri, sementara sang kakak malah semakin mengeratkan pelukannya, senang mendengar suara teriakan melengking milik sang adik.

"Peter! Yoongi! Waktunya makan" Seruan dari seorang wanita cantik menjadi alarm untuk segera menyudahi waktu bermain mereka.

"Kajja~" Peter menggandeng tangan kecil sang adik dan berjalan beriringan untuk kembali ke kediaman kecil mereka.

Tidak menyadari jika ada seorang pemuda bersurai kelabu yang sedari tadi memperhatikan mereka dalam diam.

"Apa ini?" Gumam si pemilik suara bariton tersebut.

"Bukankah, masa kecil kami begitu indah, Taehyung-ssi?" Sebuah suara membuat Taehyung sontak menoleh.

Ia mendapati seorang pria menatapnya dengan sepasang emerald yang berkilat mengerikan.

"Kami menghabiskan waktu yang begitu menyenangkan. Dulu. Sebelum aku menyadari semua kekejaman yang ayahnya lakukan kepada aku, ayah maupun ibu" Emerald itu semakin berkilat mengerikan, terdapat begitu banyak dendam dan obsesi di dalam sana.

Lalu semua yang berada di sekitarnya menjadi berputar, membuat Taehyung sedikit terhuyung.

"Ini..." Ia menyeringit ketika mendapati dirinya telah berada di dalam sebuah rumah.

"Apa yang ingin kau bicarakan, nak?" Taehyung menoleh, di atas sofa itu telah duduk wanita yang memanggil Yoongi dan Peter tadi, bahkan masih sama cantiknya meski terdapat beberapa kerutan halus di sudut matanya.

Di sebelahnya terdapat seorang anak lelaki yang Taehyung perkirakan berusia sepuluh tahun, sepasang emerald itu. Taehyung mengenalinya.

"Apa kau tahu siapa pria yang kau nikahi itu?" Tanya Peter.

Wanita yang telah membesarkannya tersebut mengerutkan dahi tidak mengerti akan arah pembicaraan Peter saat ini.

"Dia adalah seorang dewa, Apollo, adalah nama suami mu yang sesungguhnya"

Wanita itu terkekeh, "kau habis membaca sebuah buku, nak?" Ia menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir akan sang putra yang tampak begitu menghayati bacaannya.

Dewa apanya?

Pria yang ia cintai itu adalah seorang pelaut yang hanya dapat jatah pulang beberapa kali dalam setahun, setidaknya itulah hal yang ia ketahui tentang sang suami.

"Eomma tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan"

"Kau bukan ibuku! Dia masih hidup, suamimu itu berbohong selama ini!" Marah bocah itu.

"Dengar nak, aku tahu mungkin kematian ibumu terasa sangat berat apalagi kau kehilangan dirinya di usia yang sangat muda. Tapi-"

"Ibuku tidak mati dan tidak akan pernah bisa mati, dia ada di langit bersama dengan suamimu" Potong bocah lelaki berambut pirang tersebut. Tidak terdapat raut jenaka, hanya ada keseriusan, sebagai tanda jika anak itu sedang tidak bercanda saat ini.

King of Demigod : Map Of The Hidden WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang