"hanya segini kemampuan kalian? Ayo lah, kenapa kalian lamban sekali" seruan itu terdengar dari seorang pemuda yang saat ini tengah mendekap sebuah bola di depan dada, ia terus berlari menuju garis akhir, sedangkan dua orang pemuda yang berusia lebih muda darinya tampak ikut berlari dengan napas yang sedikit tersengal.
"Semenjak di bangkitkan kembali, Hoseok Hyung menjadi dua kali lebih bersemangat dari yang dulu" ucap Jungkook kepada Jimin yang saat ini juga tengah berlari di belakangnya.
Saat ini mereka tengah bermain di sebuah lapangan yang terletak pada bagian timur akademi, beberapa tribun tampak terisi oleh para demigod yang tengah sibuk melakukan kegiatan masing-masing, baik mengobrol, membaca buku atau sekedar menonton ketiga pemuda yang saat ini tengah bergulat memperebutkan sebuah bola.
"Jadi bagaimana kau mengetahui jika jiwa Hoseok Hyung sebenarnya terikat di dalam tongkat thyrsius, Hyung?" Tanya Taehyung yang akhirnya membuka percakapan setelah hanya diam menyaksikan bagaimana tiga sahabatnya tengah bermain di tengah lapangan sana.
Yoongi menoleh sebentar dan kembali menatap lurus ke depan. "Karena pengelana suci menggunakan jiwanya untuk mengikat janji sebagai penjaga kunci tempat tongkat thyrsius tersegel, secara otomatis seluruh jiwa keturunannya juga akan terikat dengan tongkat itu. Ketika keturunan terakhir dari pengelana suci itu menukar posisinya dengan Hoseok, di saat itu juga jiwa Hoseok terikat menggantikan jiwanya" terang Yoongi.
Taehyung mengganggukan kepala tanda mengerti, jadi sosok yang ia temui saat itu adalah jiwa dari keturunan terakhir pengelana suci yang tidak bisa meninggalkan dunia karena terikat sebuah dosa besar, akibat dari perbuatannya yang menukar jiwa seseorang yang tidak bersalah untuk menggantikan posisinya.
"Ketika tongkat thyrsius terlepas dari segelnya, maka secara otomatis jiwa pemegang kunci akan terikat dan terperangkap di dalam tongkat itu" sebuah suara menyahuti, membuat Taehyung dan Yoongi secara bersamaan menoleh dan mendapati Aslan, salah satu putra Dionysius telah berdiri menjulang di belakang mereka.
"Satu-satunya cara untuk melepaskan jiwa yang terperangkap itu adalah dengan menukarkannya dengan jiwa yang lain, jiwa dari pemilik thyrsius yang sesungguhnya. Atau dalam kasus kali ini beberapa jiwa dari keturunan pemilik tongkat itu" lanjut Aslan seraya menampakkan sebuah tatto seperti biji Cemara yang tidak terlalu besar pada lengan kanannya.
Yap. Upacara pembangkitan yang sempat menggegerkan seisi akademi satu bulan yang lalu adalah hasil dari para putra Dionysius yang telah sepakat untuk membebaskan jiwa Hoseok dan menggantikan nya dengan jiwa mereka sepuluh, hingga kini masing-masing dari mereka bersepuluh memegang potongan-potongan dari tongkat thyrsius tersebut.
"Hal itu cukup beresiko, setelah ini mungkin saja kalian akan menjadi incaran orang-orang jahat di luar sana, kau tahu itu kan Aslan?" Tanya Taehyung yang masih tidak mengerti kenapa Aslan mau membahayakan dirinya dan saudara-saudaranya hanya untuk membebaskan jiwa Hoseok dari jerat tongkat thyrsius.
"Kami tidak sehebat kalian yang berkali-kali berhasil menyelamatkan dunia yang nyaris berakhir. Hanya ini yang dapat kami lakukan untuk mengucapkan terimakasih kepada kalian" Aslan menepuk pundak Taehyung sebelum beranjak dari duduknya.
"Lagi pula kami tidak senang jika melihat paman kami selalu murung, jadi setelah ini hidup dengan bahagia lah Kim Taehyung" ucap Aslan sebelum melangkah menjauh, ia merangkul bahu Alan, kembarannya, dan kemudian berjalan beriringan di selingi dengan gelak tawa.
"Wow, senangnya memiliki keponakan yang pengertian seperti mereka" Seokjin yang baru saja datang bersama Namjoon mencibir Taehyung yang tengah mendengus keras.
Setelah kebenaran tentang Dionysius adalah putra dari Zeus telah menyebar dengan cepat, hal itu membuat para putra Dionysius tidak pernah melihatnya dengan cara yang sama. Mereka selalu meledeknya dengan memanggilnya paman, jadi kini Taehyung memiliki sepuluh keponakan yang tidak waras dan gemar berpesta.
"Jangan mulai Hyung" Taehyung memutar bola matanya malas, ia memutuskan untuk beranjak ketengah lapangan, bergabung dengan tiga pemuda yang saat ini tengah bergulat di atas tanah, menghiraukan baju mereka yang telah kotor akibat debu yang yang menempel di sana.
"Bagaimana perjalanan kalian? Ini lebih cepat dari perkiraan" tanya Yoongi kepada Namjoon yang tengah berdiri seraya bersandar pada tiang lampu yang berada di dekatnya.
"Dia baik-baik saja dan tidak mengingat jika sebelumnya dia adalah putra angkat dari Ares, sang dewa perang" Seokjin yang menjawab pertanyaan Yoongi karena Namjoon tampak enggan untuk membuka mulutnya.
"Dave tampak lebih bahagia, begitu juga dengan orangtuanya" akhirnya setelah keheningan yang terjadi selama beberapa menit, Namjoon angkat suara, ia tersenyum tipis kala mengingat bagaimana Dave yang tampak bahagia saat terakhir kali ia mengawasi pemuda itu dari kejauhan.
Setelah pertarungannya dengan Dave saat itu, Namjoon tidak benar-benar membunuh Dave, ia hanya mengambil kristal yang ditanam Ares di dalam tubuh Dave dan kemudian menghancurkannya, kini pemuda itu telah terlepas dari perjanjian yang dibuat oleh orangtuanya dan Ares.
Ia melupakan semua kenangannya saat masih menjadi putra Ares dan kini hidup bahagia sebagai manusia normal bersama kedua orangtuanya. Bahkan Dave melupakan Josh dan Namjoon, kedua nama itu seakan tidak pernah ada di dalam kehidupannya.
Sakit memang, karena saat ini Namjoon benar-benar sendiri, tanpa seorangpun saudara, tetapi dia tetap bersyukur, setidaknya tidak ada lagi yang perlu terluka atau mengorbankan diri untuk Namjoon.
"Jangan memasang wajah jelek seperti itu, kau tidak sendiri kau tahu,masih ada kami berenam" Seokjin merangkul bahu Namjoon dan menyeret Yoongi untuk menuju ketengah lapangan, mereka akan bergabung dengan empat orang pemuda yang saat ini tengah memainkan sebuah permainan yang tampaknya sangat sayang untuk di lewatkan.
"Oper kepadaku Taehyung-ah!" Seru Jimin, ia mengangkat kedua tangannya ke udara, bersiap menerima operan dari Taehyung.
Mereka terus bermain meski kini menteri telah menyingsing ke ufuk barat, bersiap untuk berganti tugas dengan sang rembulan.Taehyung berhenti berlari dan kemudian mendongak, menatap langit yang berwarna jingga, kini rasanya ia mengerti akan dunia baru yang di maksud di dalam buku takdir yang mereka miliki.
Dunia yang baru itu bukan lah sebuah lokasi, tetapi tempat dimana dirinya tahu harus berpulang setelah segala kesulitan yang terjadi, tempatnya untuk beristirahat dan hidup dalam kedamaian. Tempat dimana dirinya dapat bersiap untuk menghadapi hari esok dan segala tantangan yang menanti di depan sana.
'Not a map to a new world, but a map of the soul to face the future'
*
*
*
TAMAT
*****
Don't copy my story okay!Okee, ini adalah bagian terakhir dari cerita ini, berarti semua hutang aku untuk cerita ini sudah lunas~ 😆😆
Untuk next story' yang udah aku janjiin kemarin-kemarin, aku harap kalian mau bersabar, karena memang cerita itu lagi dalam proses penulisan tapi aku masih ragu buat update secepatnya.
Fyi aja nih, karena aku baru pertama kali nulis yg genre seperti itu, jadi ide yang ngalir di kepala aku terlalu berlebihan, mungkin sekitar 3 kali ganti tema ceritanya dan aku masih belum bisa milih tema yang mana yang bakalan aku upload.
Jadi aku harap kalian sabar menunggu ya~ 🥺😉
Untuk info lebih lanjut mengenai next story nya bakalan aku upload di sini dulu, seperti yang sebelum-sebelumnya, jadi jangan hapus dulu cerita ini yaaaaa.
Oh iya, sampai lupa, aku mau ngucapin terimakasih juga buat kalian yang udah setia nungguin cerita ini, padahal di pertengahan jalan aku sempat ngilang lamaa banget, hehe.... 🥰😘
See you guys~ 💜💜
12 Februari 2022
~Weni
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Demigod : Map Of The Hidden World
FantasyAdalah tugas seorang Kim Taehyung sebagai King of Demigod untuk menemukan dunia di mana para Demigod dapat hidup dengan tenang tanpa perlu memikirkan perseteruan dengan para manusia. Adalah tugas keenam sahabat sang Raja untuk selalu menemani dan b...