Epilog

1K 126 8
                                    

Kedua tangan Taehyung terangkat tinggi ke udara, sebuah titik cahaya tercipta diantara kedua telapak tangannya, semakin lama semakin besar hingga kini besarnya melebihi tubuh Taehyung sendiri.

Jimin dan Jungkook menatap takjub kearah Taehyung yang masih terus mengumpulkan kekuatannya, tidak pernah sekali pun mereka bertemu dengan seseorang yang memiliki kekuatan sebesar ini. Hal itu membuat keyakinan mereka bertambah jika Taehyung adalah raja para demigod, bahkan mungkin pemuda itu dapat menggantikan sang ayah untuk menjadi raja di Olympus kelak.

"Dasar kau bocah tengik! Kau pikir aku takut kepadamu?!" Thypon dan mulut besarnya seakan tidak gentar akan kekuatan yang dimiliki Taehyung, bahkan ia kini juga melakukan hal yang sana dengan Taehyung, ia mengumpulkan semua kekuatan yang ia miliki di telapak tangannya, hingga kini sebuah bola cahaya berwarna hitam pekat tercipta di sana.

Baik Taehyung mau pun Thypon tampaknya berencana untuk mengakhiri pertarungan ini dalam satu serangan terakhir, tidak memperdulikan keadaan tubuh mereka yang sejujurnya telah mencapai batasnya.

"Apa yang dilakukannya? Mengeluarkan kekuatan sebesar itu di waktu yang bersamaan hanya akan menghancurkan tubuhnya" panik Zeus kala melihat bola cahaya yang berada di kedua tangan putranya terus bertambah besar.

Taehyung yang meski telah menjadi seorang dewa, tetapi tubuhnya tetap lah tubuh seorang manusia, yang bisa saja hancur akibat tidak mampu menahan besarnya kekuatan yang tengah ia keluarkan saat ini.

Jimin dan Jungkook membelalakkan matanya kala mendengar ucapan Zeus tersebut. Mereka dengan panik berlari mendekati Taehyung, berusaha menghentikan Taehyung dan segala kegilaannya.

Namun sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, Taehyung telah melepaskan kekuatannya yang saat ini tengah melesat dan beradu dengan milik Thypon, angin berhembus dengan kencang mana kala kedua bola cahaya itu bertemu, menyapu habis tempat itu.

Tidak ada lagi Padang rumput hijau, bunga-bunga dengan berbagai warna tadi telah hancur dengan kelopak yang berserakan di atas tanah, pepohonan rimbun yang tadi menaungi kini telah tergeletak tidak berdaya karena akarnya yang tercabut dari dalam tanah.

Duarr...

Ledakan besar terjadi dengan radius yang tidak main-main, beruntung Jimin dan Jungkook berhasil di selamatkan oleh ayah mereka karena kedua pemuda itu tadinya memang berjarak cukup dekat jadi lokasi terjadinya ledakan.

Debu berterbangan membuat jarak pandangan semua yang berada di sana menjadi terganggu. "Dimana Taehyung?" Tanya Jimin dengan cemas, sedangkan Jungkook menggelengkan kepala, ia juga tidak kalah khawatirnya saat ini.

Cling...

Sebuah titik cahaya muncul di tengah debu yang berterbangan dan terus melesat hingga akhirnya mengenai sesosok bertubuh besar dan sebuah ledakan kembali terjadi, kali ini radius ledakan lebih kecil dari pada yang pertama, namun sebuah lolongan kesakitan terdengar mengalun, bersamaan dengan berhentinya suara ledakan itu, suara lolongan tadi berhenti.

Angin berhembus menyapu debu yang berterbangan, menampakkan area yang menjadi medan pertempuran antara Taehyung dan Thypon tadi telah luluh lantah tak bersisa, sebuah kawah besar tercipta dengan dua sosok yang bertarung tadi di dasarnya.

Tubuh besar Thypon telah ambruk di atas tanah dengan Taehyung yang menghunuskan pedangnya ke dada pria itu. Tubuh Thypon seketika berubah menjadi batu dan perlahan hancur menjadi debu, tidak tersisa sedikitpun bagian dari makhluk itu.

Taehyung kembali berdiri tegak dan mendongak menatap langit yang telah kembali menjadi biru cerah, seakan ikut berbahagia menyambut kemenangan Taehyung.

"Taehyung-ah!"

"Taehyungie Hyung!"

Terdengar seruan kedua pemuda yang saat ini tengah berlari menuruni kawah dengan tergesa-gesa, bahkan Jungkook memilih meluncur menggunakan bokongnya demi untuk cepat sampai ke hadapan Taehyung yang tengah tersenyum lebar seraya melambaikan kedua tangannya.

"Kau hidup! Kau hidup! Kau hiduup!" Seru Jungkook kelewat senang, ia bahkan melemparkan tubuh besarnya kearah Taehyung dan menerjang Hyung kesayangannya itu dengan sebuah pelukan erat.

Jimin memukul kepala Jungkook, "bodoh! Tentu saja dia hidup, dia harus tetap hidup, atau aku akan menendang bokongmu untuk pergi menjemputnya ke dunia bawah" omel Jimin kepada sang maknae yang saat ini tengah tersungut-sungut.

Taehyung terkekeh melihat perdebatan yang terjadi diantara kedua pemuda itu, namun senyumnya seketika luntur kala rasa sakit menghantam kepalanya, telinganya berdengung keras dan pandangannya tiba-tiba menjadi gelap.

Hal terakhir yang dapat diingatnya adalah teriakan panik Jungkook dan Jimin serta tubuhnya yang menghantam tanah dengan keras.

*****
"Taehyung..."

"Taehyung-ah..."

"Yaishh! Katamu Taehyung masih hidup, kenapa dia tidak membuka matanya? Sudah satu bulan lamanya-"

"Dia masih hidup, apa kau tidak lihat, dia masih bernafas Jimin-ah"

Sayup-sayup suara perdebatan itu memasuki Indra pendengaran Taehyung yang baru saja mendapatkan kesadarannya.

Ia mengerang kecil kala rasa sakit menghantam sekujur tubuhnya, kedua kelopak matanya terasa begitu berat, belum lagi seruan-seruan dari orang-orang di sekitarnya yang menanyakan keadaannya, membuat kepala Taehyung berdentum keras.

"Beri dia ruang, kalian membuat keadaanya semakin buruk" seorang healer masuk dan mengusir keempat pemuda yang berdiri mengelilingi ranjang yang Taehyung tempati.

Asisten healer tersebut menggiring mereka untuk keluar dari ruang kesehatan agar tidak mengganggu selama healer memeriksa keadaan Taehyung.

"Anda juga tuan Min Yoongi" ucap sang healer kepada Yoongi yang tengah berbaring nyaman di ranjang sebelah Taehyung.

Yoongi membuka sebelah matanya menatap sang healer malas, "aku juga pasien di sini" jawab Yoongi yang kembali memejamkan mata, bahkan kini lengan pucatnya menutupi kedua mata.

"Itu satu Minggu yang lalu tuan Min Yoongi, anda bahkan sudah bisa untuk bertarung kembali jika kau mau" sang healer memutar mata malas.

Memang benar, keenam pemuda itu satu bulan yang lalu menjadi penghuni ruang kesehatan ini, bahkan Jungkook, Yoongi dan Jimin membutuhkan waktu selama tiga Minggu untuk tersadar dari tidur panjangnya. Berbeda dengan Seokjin dan Namjoon yang hanya membutuhkan waktu selama dua Minggu saja.

"Tuan Kim Taehyung, anda dapat mendengar saya?" Panggil sang healer, dari telapak tangannya muncul sebuah cahaya berwarna kuning yang ia arahkan ke dada kiri Taehyung, sedangkan tangannya yang satu lagi mengecek denyut nadi pemuda itu.

"Dimana aku?" Tanya Taehyung dengan suara serak, tenggorokannya terasa begitu kering dan menyakitkan.

"Anda sekarang berada di ruang kesehatan" jawab sang healer.

"Zecourus?"

"Ya Bodoh, memangnya dimana lagi?" Sahut Yoongi yang mendapat selokan tajam dari sang healer.

"Y-Yoongi Hyung?" Taehyung menoleh dengan perlahan untuk menatap seseorang yang berbaring di ranjang sebelah.

"Keadaan anda sudah cukup stabil tuan, tapi anda membutuhkan istirahat selama beberapa hari kedepan untuk memulihkan dirimu secara utuh, jadi saya harap anda tidak melakukan pergerakan yang dapat membuat anda kelelahan" sang healer melirik Yoongi yang kini telah terduduk di atas ranjang, menatap dalam dia Taehyung yang masih berjuang mempertahankan kedua matanya untuk tetap terbuka.

Setelah sang healer pergi keempat pemuda yang menunggu dengan resah di depan pintu menghambur kedalam ruangan.

"Taehyungie!"

"Taehyung-ah"

"Taehyungie Hyung, bagaimana keadaanmu?"

Suara-suara itu, Taehyung mengulas senyum kecil kala mendengar rentetan kalimat yang di lontarkan oleh para Sahabatnya.

'hari di mana sang burung kecil kelelahan untuk terbang, di hari itu jugalah ia akhirnya menemukan rumah untuk pulang'

*

*

*

THE END





*****
Don't copy my story okay!

11 Februari 2022

~Weni

King of Demigod : Map Of The Hidden WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang