"Sev..."
Suara Harry terdengar lemah. Kepalanya sudah pusing karena kehilangan darah. Pegangannya pada Severus juga melemah.
Pria berambut hitam panjang itu tiba-tiba tersentak. Matanya terbuka lebar. Dia menjauhkan kepalanya dari leher mangsanya.
"Harry..."
Iris mata Severus sepenuhnya merah. Warna kulitnya terlihat lebih hidup. Tidak lagi pucat abu-abu mayat. Ada jejak darah di bibirnya yang turun ke dagu. Ekspresinya terlihat horor, takut dan kaget.
Harry tersenyum tipis. Dia menyentuh pipi Severus. Matanya melembut. Harry bisa merasakan sudut matanya panas. Dia pasti menangis.
"Severus, kau kembali." sambil tersenyum.
Severus menangkup tangan Harry yang ada di pipinya. Dia memejamkan mata sesaat merasakan hangat tangan yang menyentuhnya.
"Mn, aku kembali." jawabnya dengan suara serak.
Harry tertawa sambil sedikit terisak. Dia memang sangat berharap kalau kekasihnya itu hidup lagi. Dia bahkan percaya Tuan Damon akan menghidupkannya. Tapi melihat Severusnya sekarang membuka mata dengan tangan besar menggenggamnya tetap membuat perasaan haru tidak terkira menyerang hatinya. Dia menangis keras.
Severus bukan orang yang bisa menangani orang menangis. Dia melakukan apa yang dia tahu bisa membuat kekasihnya diam. Dia mencium bibirnya dengan lembut. Rasa besi dan saliva bercampur di bibir mereka. Harry semakin ingin menangis. Dia masih tidak percaya ini benar terjadi.
"Severus... Severus..."
Mereka jatuh dalam kerinduan. Saling berpegangan satu sama lain. Saling membisikan kata nama satu sama lainnya.
"Severus ritualnya. Kita... harus menyelesaikannya."
Severus menatapnya dengan bingung. Mata merah laki-laki itu menambah ketajaman tatapannya. Bagi Harry dia terlihat semakin tampan dengannya.
"Kita harus... um..ber.."
Harry mengucapkan kata terakhir tanpa suara. Wajahnya merah karena malu. Dia tidak menyangka masih ada darah yang cukup untuk membuat wajahnya malu. Severus membulatkan mulutnya dan mengeluarkan suara oh.
Mereka menanggalkan pakaian masing-masing. Harry merasa tangannya gemetar. Dia seharusnya baik-baik saja. Mereka sudah pernah melakukan ini. Tapi saat tangan besar Severus menyentuh kulit dadanya, rasanya seperti ada listrik yang mengalir dari sana. Kulitnya berjengit tapi juga antusias untuk disentuh lebih.
Gerakan tangan Severus begitu lambat seakan mencoba mengingat kembali. Hal ini membuat Harry gemetar. Dia menangkap tangan Severus dan menggenggamnya erat.
"Severus, aku baik. Aku bisa menerima apapun yang kau lemparkan padaku. Tapi kumohon, aku tidak tahan kalau kau bergerak lambat seperti ini."protesnya.
Severus mendengus mendengarnya.
"Impatient." komentarnya.
"Yes, I need you now!"
Severus mengikuti keinginan kekasihnya. Dia mengocok miliknya hingga mengeras. Dia ingin foreplay tadinya. Tapi kalau kekasihnya tidak sabaran, mereka tidak akan menikmatinya. Jadi Severus langsung menusuknya dalam sekali hentak. Harry menjerit keras. Dia sudah lupa rasanya memiliki benda berurat ini di dalam liangnya.
"Argghh... ngg"
Severus mulai bergerak. Dia tidak memberi jeda yang cukup untuk Harry menyesuaikan diri. Laki-laki yang lebih muda berusaha mengatur napas dan membuat tubuhnya rileks. Dia meraba sekitar mencari pegangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanfictionWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.