Sepertinya tidak ada satu bulan pun yang namanya seorang Harry Potter lolos dari detention dengan Snape. Baru saja masuk beberapa minggu dia sudah dapat. Jam sebentar lagi menunjukkan pukul 7 malam, sementara Harry masih berlari di koridor dari lapangan Quidditch ke dungeon. Harry dalam hati berharap Snape tidak keterlaluan malam ini. Biasanya detention dengan Snape dilakukan dengan menggosok cauldron, walaupun dia tidak masalah karena itu seperti pekerjaannya sehari-hari di rumah Bibi Petunia. Dia melirik jam dan menunjukkan lebih sepuluh menit.
'Damn I'm late'
Harry mengetuk pintu dua kali, tidak lama sosok tinggi berjubah hitam menyambutnya. Harry yang masih terengah-engah dan berkeringat berusaha bersikap sopan.
"Maaf Sir, aku terlambat"
"Masuk"
Harry mengikuti dibelakang. Matanya melirik ke westafel, tidak ada satupun tumpukan cauldron kotor yang siap dicuci. Mungkin kali ini dia akan disuruh menggosok lantai kelas.
"Ikuti aku"
Snape terus berjalan masuk lebih dalam ke dalam kelas, dia tidak berhenti di depan mejanya, namun dia berjalan ke arah pintu dipojok ruangan mengarah ke kantornya. Snape tidak berhenti tapi terus berjalan ke arah dinding di pojok. Ada sebuah ornamen ular berwarna silver menempel di dinding itu, Snape membisikkan sesuatu dan dinding itu berubah menjadi pintu.
"Masuklah"
Seumur-umur Harry tidak pernah membayangkan akan masuk ke dalam ruangan pribadi Profesor Snape. Ruangan itu jauh dari yang ada di bayangannya, lebih elegan dan sangat nyaman. Tidak ada botol-botol kaca dengan organ-organ tubuh terpotong-potong disana. Furnitur disana berwarna kayu gelap yang terlihat kokoh, ornamen lainnya berwarna khas Slytherin dengan tentunya warna hitam dan biru. Perapian besar yang menyala membuat ruangan hangat. Tidak ada satupun foto si pemilik ruangan, tidak seperti Paman Vernon, dindingnya hanya di isi beberapa lukisan dan satu lukisan yang sepertinya Salazar Slytherin. Harry tidak sadar begitu takjubnya dia sampai-sampai dia bengong dengan mulut menganga.
"Mulutmu bisa jadi jebakan doxie yang bagus jika kau seperti itu terus"
Harry segera menutup mulutnya
"Buka jubahmu dan duduk"
Tanpa banyak bicara Harry melepas jubahnya dan duduk d sofa panjang yang ditunjuk Snape. Snape menjentikkan jarinya.
"Master Profesor Snape sir butuh Downy?"
"Bawakan aku beberapa sandwich, segelas pumkin juice dan firewhisky"
"Baik sir, Downy bawa segera sir"
Tak berapa lama Downy si house elf kembali dan meletakkan semua makanan itu di meja depan Harry.
"Makanlah" kata Snape memerintah
"Tapi sir detention.."
"Makan, detention setelahnya"
Snape duduk di sofa single, mengambil firewhiskynya dan mulai menyesapnya. Harry mengambil sandwich keju dan memakannya dengan ragu. Snape menaikkan alis matanya.
"Aku tidak ada keinginan meracuni makanan itu"
Harry hanya mengangguk, dia melanjutkan makannya. Mereka berdua diam, saat sandwich Harry habis, Snape menyuruhnya untuk mengambil lagi. Belum setengahnya Harry meninggalkan sandwichnya dan meminum pumkin juice. Mengerti jika Harry tidak akan melanjutkannya, Snape angkat bicara.
"Kau minum potionmu?"
"Aku minum"
Snape bangun dan berdiri tepat di depan Harry. Dia mencondongkan badannya, membuat Harry mundur hingga punggungnya menempel pada sandaran sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanficWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.