"Hari ini adalah hari pertama aku masuk Hogwarts. Jujur saja aku sangat takut. Setelah apa yang terjadi pada kakakku Sirius yang masuk Gryffindor, aku takut aku tidak masuk Slytherin. Hell, bahkan mungkin aku akan masuk Hufflepuff. Orangtuaku pasti akan mencoretku dari pohon keluarga."
"Aku senang aku masuk Slytherins. Sepupu-sepupuku menyambutku dengan senyum bangga. Aku bisa melihat kakakku menatapku benci dari meja Lion itu. Aku harap aku bisa bertahan di sini."
"Aku iri melihat kakakku. Sirius punya teman-teman yang kelihatannya seru. Mereka jahil, ya, tapi kelihatan menyenangkan. Sementara aku di asrama tidak bisa seperti itu. Tak ada teman. Di sini hanya ada friends with benefit. Mereka tidak akan berbicara jika mereka tidak membutuhkanmu. Bahkan sepupuku Bellatrix juga seperti itu. Aku harap aku bisa bertahan."
"Aku sungguh penasaran dengan anak laki-laki itu, yang sering dikerjai kakak dan teman-temannya. Hari ini aku berkenalan dengannya. Namanya Severus Snape. Aku tidak mengerti kenapa dia sering jadi target kakakku. Dia cerdas, sangat. Mungkin karena pribadinya yang kelihatan tertutup dan antisosial."
"Aku baru tahu kalau Snape itu darah campuran. Pantas saja saudaraku yang lain tidak ada yang mau dekat padanya. Yah, biasa pureblood. Apalagi dia berteman dengan perempuan berambut merah dari Gryffindor. Tapi aku heran kenapa senior Malfoy kelihatan tertarik padanya."
"Hari ini aku berbicara lebih banyak dengan Snape. Dia lucu, selera humor gelapnya membuatku terhibur. Sarkasnya itu lucu kalau kau bisa mengerti."
"Snape kelihatan pucat saat aku mengunjunginya di ruang kesehatan. Well, dia memang berkulit pucat, tapi ini lebih pucat. Tubuhnya juga luka dan memar. Aku bertanya kenapa dia bisa masuk rumah sakit. Tapi mulutnya terkunci seperti seseorang habis melakukan unbreakable vow. Tapi tatapannya benar-benar penuh kebencian. Aku jadi khawatir. Apa ini ulah kakakku."
"Snape hari ini mendapat hari yang sial. Kakakku dan teman-temannya melucuti celana Snape dan menggantungnya terbalik. Si Potter dari Gryffindor itu sialan sekali. Saat Snape diturunkan oleh perempuan berambut merah itu, aku bingung kenapa mereka bertengkar. Gadis itu pergi begitu saja dan membiarkan Snape di bully lagi. Aku berlari mencari Professor terdekat. Proffesor Flitwick datang dan memberi mereka detensi. Tapi saat jam makan malam ku dengar Dumbledore membebaskan mereka. Sungguh sialan orang tua itu."
"Aku benci kepala sekolah. Dia tidak adil. Ku kira hanya pada Slytherin saja, tapi asrama lain juga. Gryffindor selalu menang di piala asrama. Bagaimana bisa dia menambah nilai 100 para Gryffindor hanya karena Potter sialan itu menang Quiddicth. Seharusnya Ravenclaw yang menang."
"Aku benci Yule Ball. Orangtuaku pasti akan mencoba memasangkanku dengan seseorang. Tapi aku tidak punya kuasa untuk menolak. Sirius sudah pergi dari rumah. Kini hanya aku satu-satunya harapan orangtuaku."
.................................................................................................................................................................
"Aku sering mendengar ibuku bercerita tentang betapa karismatiknya Dark Lord. Hari ini aku bertemu dengannya. Dia tampan sekali dan aura pemimpinnya luar biasa. Aku bisa merasakan magicnya di seluruh ruangan, membuatku yang seorang pengguna dark magic merasa ingin bersimpuh di depannya. Mungkin inilah yang disebut sebagai Lord yang sesungguhnya."
"Sekarang aku mengerti kenapa Malfoy terlihat tertarik pada Severus. Dia mencoba merekrut Severus. Malfoy datang membawa Severus sebagai persembahan. Ku rasa aku berlebihan menggunakan kata persembahan. Tapi aku bisa melihat pancaran kemenangan dari Malfoy, seakan-akan dia sudah berhasil melakukan sesuatu yang besar. Namun ku akui itu benar. Severus itu jenius. Dan memiliki Severus di lingkaran kami akan sangat menguntungkan bagi Dark Lord. Severus ditandai malam itu juga. Tidak seperti yang lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanfictionWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.