Harry memandang tangannya lama. Dia mengepal dan membuka tangannya berkali-kali. Tangan itu rasanya begitu kotor dengan sisa-sisa cairan putih yang sudah tercampur cairan wanita lain yang tertidur di sampingnya. Wanita yang selalu dia anggap sebagai adiknya sendiri.
Tubuh wanita itu sudah banyak tanda. Walau Harry berusaha keras untuk tidak mencium bibir Ginny, hasrat Incubus-nya tetap bermain meninggalkan hickey di kulit wanita itu. Harry bisa melihat jelas bekas pekerjaannya. Rasa bersalah menggerogoti hatinya.
Ginny sekarang sedang tidak sadarkan diri. Mungkin karena Harry menyerap energi seksualnya cukup banyak. Harry sudah membersihkan tubuh wanita itu dengan mantra scourgify yang hanya membersihkan sekenanya. Dia juga memakaikan kembali pakaian Ginny.
Harry mengayunkan tongkat untuk membersihkan diri. Tapi rasa kotor itu masih ada di kulitnya. Dia menatap langit-langit ruangan itu dengan mata yang sedih.
'Maafkan aku Serverus, aku sangat bersalah padamu.'
Harry keluar dari ruangan kosong. Dia memantrai tempat dia meninggalkan Ginny dengan Protego Maxima. Dia akan menghadapi masalah berhubungan dengan Ginny ini nanti selesai perang. Ron pasti akan marah besar padanya. Sedangkan Mr dan Mrs. Weasley pasti akan meminta pertanggungjawabannya. Memikirkannya membuat frustasi.
........................................................................
Sebagai seorang pemimpin kegelapan, bisa dibilang kedatangan Voldemort ke wilayah Hogwarts membuat langit siang yang seharusnya cerah menjadi gelap. Saking gelapnya langit hingga terlihat seperti malam hari.
Para Professor, auror dan Order of Phoenix sudah membuat lapisan pelindung sebesar seluruh wilayah Hogwarts demi menggantikan Ward yang dirusak Rosier. Pelindung baru itu kumpulan dari mantra protego dan mantra penolak lainnya. Professor McGonagal bahkan mantrai jajaran baju zirah di dinding Hogwarts dengan piertotum locomotor. Baju zirah itu pergi ke jembatan besar penghubung kastil dengan dunia luar.
Baju zirah itu berbaris menyusun formasi membentengi. Dengan kapak dan tombak beserta tameng di tangan mereka. Para baju zirah itu berdiri tegap bersama patung batu yang ikut di sihir untuk bergerak. Membentengi kastil seperti bala tentara medieval sungguhan.
...
"Sudah satu jam My Lord."
Voldemort berdiri di hutan terlarang yang daratannya lebih tinggi. Posisi itu dia bisa melihat bangunan kastil Hogwarts yang gelap. Cahaya-cahaya keperakan menyelubungi kastil itu sebagai pelindung. Voldemort mengelus kepala Nagini di lengannya. Dia melirik pada bawahannya, Avery yang melapor.
"Jadi?"
"Tidak ada tanda-tanda dari Potter."
"Mereka sudah menentukan pilihan." Voldemort mengangkat tangan di udara. "Begin!"
Avery memberi tanda cahaya pada pasukan di garda depan. Pasukan Werewolf dan snatcher yang sudah berada di dataran bawah dekat danau hitam. Mereka berlari menuju ke jembatan kayu penghubung ke Hogwarts. Sayangnya pelindung yang dibuat tidak hanya menahan, tapi juga memusnahkan orang yang melewatinya menjadi abu. Mereka berhenti bergerak menyerbu.
Di ujung jembatan, berdiri sendirian Dean Thomas. Dia tersenyum begitu melihat bahwa Ward yang dipasang berhasil menahan laju kedatangan para pengikut Voldemort.
"Kenapa berhenti penakut!" Dean Thomas berteriak dengan nada mengejek.
Pada snatcher dan kawannya mereka kesal dan di rendahkan. Mereka menggeram marah. Walau sangat ingin maju, mereka menahan diri karena pelindung sialan yang bisa membunuh mereka. Salah satu dari snatcher segera mengirim pesan dengan cahaya. Salah satu jenis komunikasi yang diajarkan Death Eater.
![](https://img.wattpad.com/cover/97527862-288-k434166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanfictionWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.