The Risk

884 98 51
                                        

Voldemort mengatakan dengan yakin. Mata merahnya menatap Neville menunggu reaksinya. Sepuluh detik rasanya sudah berlalu tapi belum ada perubahan.

"Aku bilang aku datang untuk membunuhmu."

"Oh."

Nada yang dikeluarkan begitu datar. Ekspresinya bahkan tidak berubah. Sama seperti saat Voldemort menceritakan sesuatu yang menurutnya menarik saat bermain catur. Tanggapan Neville tidak antusias dan membuat Voldemort ingin melempar sesuatu padanya. Sekarang pun dia ingin melemparkan sesuatu ke mukanya.

"Neville aku serius!"

"Ya terus, aku harus bilang wow gitu?" dengan tampang tanpa dosa.

Kalau Voldemort punya rambut di wujudnya yang ini, dia pasti sudah menjambak rambutnya karena stress.

"Neville!"

"Oh baiklah. Aku harus memberikan reaksi yang bagus kan. Sekarang aku tanya kenapa? Apa aku berbuat kesalahan? Apa kau kesal karena aku bertarung dengan Potter lebih dulu? atau hanya karena kau ingin membunuh?"

Voldemort membuat wajah yang tidak enak. Tapi lihatlah kapan wajahnya terlihat enak.

"Kenapa kau ingin membunuhku?" tanya Neville lagi menekankan.

Voldemort berdecak. Dia bisa saja langsung membunuh Neville tanpa basa-basi. Tapi entah kenapa dia ingin menjawab pertanyaannya.

"Apa kau tahu kisah tiga saudara dari cerita beedle the bard?"

"Tiga saudara yang mencoba mencurangi kematian? Oh, apa itu ada hubungannya dengan tongkat ditanganmu itu?"

Voldemort melirik tongkatnya.

"Elderwand benar. Sudah kuduga."

"Kau menduganya?"

"Tentu saja. Untuk apa kau tiba-tiba membawa-bawa tongkat Dumbledore jika itu bukan sesuatu yang penting. Kau sangat benci Pak Tua itu, untuk apa kau menyimpan salah satu barangnya jika benda itu tidak penting sama sekali."

"Benar. Tongkat ini adalah Elderwand. Saudara pertama memiliki tongkat kuat sepanjang masa. Seorang penyihir lain menginginkan tongkat itu dan dia membunuh saudara pertama lalu mencurinya. Sekarang kau mengerti maksudku ingin membunuhmu."

"Oh. Kau yakin itu asli?"

"TENTU SAJA." geram Voldemort. "Dumbledore mengambil tongkat ini dari Grindelwald-penyihir gelap terkuat saat itu. Kepemilikan tongkat berubah setelah Pak Tua itu mengalahkannya. Karena kau membunuh Dumbledore maka aku harus membunuhmu untuk bisa benar-benar menguasai tongkat ini."

"Oke."

Jawaban singkat itu membuat Voldemort terkejut. Dia merasa bingung dengan respon anak ini tapi juga frustasi.

"Kenapa kau tidak.... histerisss? Takut? atau panik?! Neville apa kau normal?!"

Neville malah menghela napas seperti dia yang lelah. Voldemort bisa merasakan pelipisnya berkedut. Siapa yang stress di sini?

"Sejak awal kau menerima saran ku untuk menghancurkan Hogwarts. Ah tidak. Sejak aku bergabung dengan komunitas kecilmu..."

Voldemort merasa ingin menggeplak kepala Neville mendengar bocah itu mengatakan Death Eater sebagai komunitas kecil.

"... aku sudah tahu resikonya bahwa aku akan mati lebih cepat. Entah itu di medan perang, di penjara, atau di tanganmu sendiri."

Voldemort tertegun sejenak. Dia tidak pernah berpikir hal seperti itu akan ada dalam pertimbangan seseorang. Walau itu Neville sekalipun. Well, di dalam otaknya dia selalu yakin akan menang, karena ilmu sihirnya lebih tinggi dari bocah Potter. Dia juga sangat yakin akan hidup setelah semua hal yang dia lakukan untuk membuat dirinya tidak mati. Jadi mendengar orang lain mengatakan secara gamblang bahwa dia sudah siap menerima resiko akan mati lebih cepat membuat dia terkejut.

Dungeon BatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang