A Letter From Britain

1K 107 38
                                    

Pernikahan adalah satu kata yang tidak pernah muncul dalam pikiran Severus Snape. Dia hidup bertahun-tahun hanya untuk bertahan hidup. Dia tidak memiliki mimpi yang aneh-aneh selain menjadi Potion Master. Cita-cita itu bahkan sudah tercapai walau harus melewati zaman yang mengerikan.

Dia memiliki banyak penyesalan selama kehidupannya bertahun-tahun. Termasuk penyesalan terbesarnya adalah bergabung dengan Death Eater. Kematian Lily masih seperti luka basah yang tidak akan kering. Dia tidak pernah berpikir untuk menebusnya dengan mati. Dia tahu kematian tidak akan bisa menghilangkan semua rasa penyesalannya apalagi membangkitkan kembali Lily. Maka dia bertahan hidup.

Dia survivor, orang yang melakukan apapun untuk bertahan hidup. Salah satu tendensi Slytherin yang sulit dihilangkan. Tapi dia juga siap mati. Karena secara logis dalam peperangan antara Dark Lord dan Dumbledore, dia yakin dia akan mati oleh salah satunya. Oleh sebab itu pernikahan tidak ada dalam daftar hidupnya.

Dia tidak pernah berpikir akan menemukan matenya. Tidak pernah juga berpikir akan memperjuangkannya. Tapi takdir benar-benar sesuatu yang aneh dan mereka bersama sekarang.

Sekarang bangun di tidur dengan seseorang di sampingnya. Memulai aktivitas dengan orang itu. Saling bertukar pendapat bahkan bercanda dengannya terasa seperti keajaiban. Severus terkadang bertanya apa ini hanya mimpi? Tapi Harry membuktikannya dengan hal lain. Mereka berpegangan tangan, berciuman, saling memeluk, semua skinship yang nyata dan dapat dirasakan.

Ini bukan mimpi.

"Sev."

Suara itu langsung membuyarkan lamunan Severus. Harry seperti biasa sedang memasak. Hal yang sebenarnya tidak perlu lagi dia lakukan. Karena secara teknis menyantap makanan manusia tidak lagi berpengaruh apa-apa bagi mereka. Tapi Severus tahu, bagi Harry memasak adalah satu kebiasaan kecil yang dapat membuatnya rileks. Jadi Severus tidak melarangnya.

"Hn?"

"Apa ada sesuatu di wajahku. Dari tadi kau tidak berkedip."

"Tidak bolehkah aku memandangimu?"

Severus mendengus lucu melihat Harry yang salah tingkah setelah dia menjawab pertanyaan. Sutil memasaknya hampir jatuh terlepas. Suaminya itu berdehem dan kembali memutar tubuh untuk memasak. Kembali Severus mengulum senyum tipis menikmati ekspresi itu.

Dirinya bersyukur Harry masih dapat berekspresi sebagaimana mestinya. Terlepas dari semua kepahitan hidup yang dia alami. Terlepas dari gilanya dunia sihir mempengaruhinya.

Harry selesai dengan acara masaknya. Dia meletakkannya di meja. Severus akan makan dengan tenang jika saja tidak melihat piring Harry di depan.

"Harry, apa yang kau makan?"

"Scramble egg." jawabnya seakan itu bukan hal aneh.

Severus tidak mempermasalahkan scramble egg jika itu saja yang ada di atas piringnya. Tapi selai kacang dan strawberry yang sangat banyak. Ada kentang goreng dan sosis juga di sisinya. Severus mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening Harry. Of course itu hal bodoh karena temperatur tubuh mereka tidak lagi seperti manusia.

"Kau yakin kau baik-baik saja?"

"Yap. I'm feel amazing today." jawab Harry dengan semangat sambil menambahkan potongan jeruk di atasnya.

Severus pikir keanehan itu hanya akan dialaminya di pagi itu. Namun sampai hari berganti, dia perhatikan Harry mulai mengkombinasikan makanan aneh untuk dirinya. Mulai dari nasi dengan semangka, daging asap dengan oreo, dan jus kacang panjang.

"Apa kau tidak sakit perut makan seperti itu?"

"Ini enak Sev. Mau coba?"

Severus menggeleng ringan. Cukup dengan melihat saja nafsu makannya sudah menghilang. Dia tidak akan mengambil resiko dengan mengolahnya di perut. Ngomong-ngomong mungkin lebih baik dia mempersiapkan ramuan penangkal sakit perut.

Dungeon BatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang