Bad Day

4.4K 430 135
                                    

Langkah cepat setengah berlari Harry Potter berjalan di koridor menuju asramanya di Gryffindor Tower. Sepuluh menit lagi akan masuk jam malam. Dia semakin mempercepat langkahnya di tangga bergerak. 


"Smoothies"

Di bisikan password aneh yang dipasang minggu ini di pintu Fat Lady. Bergegas dia masuk dan menuju asrama laki-laki. Beberapa temannya berada di common room sedang bermain entah apa. Dia melewati Ron yang setengah melamun dengan coklat di tangannya. Harry masuk ke kamar tidur bersamanya. Jubahnya dia buka dan dilempar begitu saja ke samping tempat tidur. Kamar sepi karena yang lain masih di bawah. Dia mengacak-acak rambutnya yang memang sudah berantakan dan mengusap wajahnya.

"Bloody hell, tak ada yang bilang kalau dungeon bat itu beneran bat." Harry berteriak frustasi.

"Apa maksudmu Harry?" 

Neville yang baru keluar dari kamar mandi, lengkap dengan piyamanya tiba-tiba muncul. Harry berjengit kaget.

"Nothing" dengan cepat Harry berbohong sambil menggelangkan kepalanya. 

Dia menarik keluar piyama miliknya dan bergegas ke kamar mandi. Neville dilewatinya begitu saja. 

................................................................................................................................................

Sudah kesekian kalinya Snape menghela napas. Gelas bening setengah terisi dengan Firewhisky berada di tangannya. Saat ini dia sedang duduk di sofa favoritenya dengan baju tradisionalnya yang kancingnya dia buka semua. Kalian pasti tahu kan sebanyak apa kancing baju Profesor Snape. Ya, kancingnya di buka semua. Tidak hanya itu, baju putih dalamnya juga dia buka hingga menampilkan dada bidang berkulit pucatnya.

'Bagaimana bisa kau Severus Snape, Potion Master nomor satu di Magical Britain, Master of Dueling, Master of Occlumency dan Legilimency, Death Eater dan tangan kanan Dark Lord, Spy bagi Order of Phoenix, bisa lepas kontrol hanya karena seorang bocah berumur enam belas tahun dengan mata hijau yang inosen dan musuh abadi masternya sendiri yang umurnya sama dengan godsonmu menangis di depanmu. Kau bahkan membawanya ke ruangan pribadimu, menggodanya, dan menciumnya dengan penuh passion dan lust. You screw yourself Severus'

Severus Snape menghela napas kembali, sambil terus merutuki dirinya sendiri. Bukan begini rencana awal dia membawa anak itu kesini. Dia hanya ingin memastikan anak itu makan dengan benar. Dia tidak bermaksud memperlihatkan wujud aslinya (walaupun bukan wujud aslinya juga yang di perlihatkan, hanya sedikit sisi vampirenya). Sekarang anak itu pasti akan menjauhinya.

Dan Snape menghela napas untuk yang kesekian kali. Setelah gelas Firewhisky-nya habis, dia memutuskan untuk tidur dan melupakan semua ini.

'Oh bagaimana kau lupakan rasa bibir merah muda yang kenyal itu. Tubuh kecil yang hangat dalam dekapanmu. Desahan napas yang dia keluarkan. Rambut berantakan yang ternyata sangat halus di tangan. Bagaimana mulut mungil itu terbuka, dan lidah mereka bertemu, oh bahkan ia mencicipi sedikit darahnya karena tergores taring miliknya. Oh sangat-sangat manis dan...'

Snape tersentak sadar. Dia melihat celananya menggembung.

"I'm screw, definitely screw"

.....................................................................................................................................................

"Oh kau disana my boy"

Severus Snape sedang berjalan di koridor, baru akan kembali ke dungeon setelah mengantarkan potion untuk Madam Pomfrey. Seperti biasa moodnya yang sedang tidak bagus, semakin buruk melihat kepala sekolah Hogwarts yang manipulatif. Dia membetulkan posturnya dan memastikan dinding occlumency-nya kuat. Apapun yang akan di katakan oleh old goat ini pasti bukan sesuatu yang akan membuat hari Snape lebih baik.

Dungeon BatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang