Lockdown

1.2K 145 14
                                    

"Berani sekali kau Potter, berusaha menculik Severusku!"

Suara lantang Voldemort membuat Harry iritasi. Mengaku-ngaku kalau Severus adalah miliknya. Tidak akan Harry biarkan.

"Aku yang seharusnya marah karena kau menculik mate-ku! Severus adalah mate-ku sialan! Seenaknya saja mengklaim apa yang bukan milikmu!"

Voldemort merasa marah mendengarnya. Bocah bodoh ini mengatakan Severus adalah mate-nya. Memang siapa dia?

"Jangan membuatku semakin marah bocah. Aku yang lebih dulu bertemu dengannya. Dia bahkan menjadi pengikutku karena keinginanya. Dia milikku."

"Tapi dia tidak mencintaimu. Mungkin memang kau yang lebih dulu bertemu dengannya, tapi dia tunduk padamu karena takut padamu. Bukan mencintaimu. Sementara aku adalah takdirnya. Aku adalah matenya."

"Sialan kau!!!!"

Voldemort mengangkat tongkatnya, dengan agresif dia merapatkan mantra cruciatus berkali -kali. Harry masih juga mengelak. Tidak mau kalah pemuda yang belum lulus Hogwarts itu juga merapal mantra untuk menyerang balik. Tujuan utamanya agar dia bisa sedekat mungkin dengan tubuh Severus yang tergeletak tak sadarkan diri. Jika saja dia bisa membuat jarak yang cukup jauh dengan Voldemort dan menyeret Severus ke luar batas pelindung, dia bisa berapparation.

"BOMBARDA!"

Satu serangan mengejutkan membuat Harry oleng. Dengan amarah Harry meneriakan bone crush curse-kutukan penghancur tulang. Mantra itu berhasil mengenai tangan Voldemort yang memegang tongkat, entah suatu kebetulan atau keberuntungan. Suara erangan yang mengerikan terdengar dari jauh dan bunyi bedebam keras tanda Voldemort jatuh. Tanpa membuang waktu Harry berlari menuju tubuh Severus.

Sedikit lagi

tinggal sedikit lagi dia menggapainya.

Tangan Harry sudah terjulur ke depan mencoba menggapai.

Saat jarinya hanya tinggal beberapa sentimeter lagi, sebuah benda kecil menimpa kepalanya. Tiba-tiba dia merasakan perasaan tersedot bagai apparation. Pandangannya kabur. Suara bising berdenging dan rasa sesak di dadanya seperti dipaksa masuk ke dalam sebuah lubang yang kecil.

"AAAAAA"

Tubuh Harry jatuh ke lantai hutan yang basah. Dia memandang sekeliling dengan mata hijaunya yang sedikit kabur. Aroma pinus yang kental dan bau tanah basah menghampiri. Harry segera meraba sekitarnya untuk mencari tongkatnya. Tongkat holly miliknya tergeletak di dekat pohon pinus yang lantainya becek beberapa meter dari posisinya. Harry segera bangkit dan mengambilnya. Dia mengangkat tongkatnya. Ujung sisinya patah seperti tongkat Ron saat kelas dua dulu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Dadanya masih sakit saat mencoba bergerak cepat. Perasaan apparation paksa itu mengingatkannya pada sesuatu. Harry memandang sekeliling berharap menemukan Severus tapi nihil. Tidak ada tubuh Severus di dekatnya. Hanya sebuah jam tangan rusak yang lusuh tergeletak tak jauh dari akar pohon pinus. Perasaan apparation itu, dia ingat sekarang apa itu, hanya ada satu hal yang bisa memiliki perasaan seperti itu, portkey.

"AAAAARRRRRGGGGHHHHH!!!!!"

Harry mengerti sekarang, Voldemort menimpuknya dengan portkey dan mengirimnya entah kemana.

"SIALAN KAU VOLDEMORT!!!!"

Teriakan amarah itu hanya disambut suara petir yang menggelegar dan juga rintik hujan yang berjatuhan.

....................................................................................................................................................

Dungeon BatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang