Snake Castle

1.5K 166 25
                                    

"Akhirnya aku menemukanmu"
Bisiknya pada angin.

Harry mengeluarkan jubah tidak terlihat miliknya dan mengenakannya. Menurut memori para pencari yang dilihatnya, ada celah lumayan besar di bagian barat Padang reruntuhan ini. Itupun jika lubang tersebut tidak ditutup oleh Voldemort. Harry berjalan memutari reruntuhan itu hingga menemukan celah yang dimaksud. Sejujurnya dia terkejut karena celah itu di tempat yang sama dengan celah yang ditemukan oleh para pencari.

"Aku tidak tahu Voldemort yang gila, atau dia yang terlalu percaya diri."

Tapi Harry tidak langsung memutuskan masuk lewat celah itu. Dia kembali berjalan lebih jauh mencari celah lain. Akhirnya dia menemukan celah lain, lebih kecil dari sebelumnya, namun cukup untuk tubuh pendeknya.

Harry mengangkat tongkat, meyakinkan lagi sihir pelindung dan sihir pembuat tidak terdeteksi benar-benar menyelimuti tubuhnya. Dengan langkah pelan dia masuk ke celah itu. Tidak ada penolakan atau serangan apapun yang menyambutnya. Membuat Harry berpikir dua kemungkinan, antara sihir pelindungnya benar-benar berfungsi dengan baik, atau Voldemort memang sengaja memasang jebakan dengan membiarkan celah itu terbuka. 

Reruntuhan itu benar sebuah kastil yang megah. Bergaya kastil-kastil klasik era Vladimir, atau bahkan mungkin lebih tua. Aura sihir pekat menandakan betapa ancientnya kastil tersebut. Harry sempat kagum melihat kastil lain selain Hogwarts yang begitu menakjubkan. Walau dilihat dari luarnya saja, tapi Harry yakin kastil ini bukan kastil sembarangan.

"Homonum revelio"bisiknya merapal mantra.

Mantra khusus untuk mendeteksi keberadaan manusia lain di suatu rumah. Tidak terdeteksi sosok manusia lain selain satu orang. Berada pada tingkat bawah kastil yang Harry perkiraan sebagai ruang bawah tanah. Sekarang dia tahu di mana Severus berada dan berharap Voldemort tidak kembali dalam waktu dekat. Masalah lain adalah keberadaan Nagini sang ular yang tidak bisa dideteksi mantra homonum revelio

"Aku tak akan mundur, aku akan menemukanmu"

............................................................................................................................................................

Harry berjalan dengan pelan, mengendap-endap di sepanjang koridor. Merasa janggal tidak menemukan aktivitas lain di dalam kastil. Tempat ini benar-benar sunyi dan sepi. Bahkan lukisan-lukisan dibekukan agar tidak bergerak. Beberapa lukisan besar bahkan ditutup dengan kain hitam entah karena apa. Suhu tempat ini juga sangat dingin. Seperti menggunakan AC yang dipasang di suhu terendahnya.

Harry tidak berani untuk melafalkan mantra apapun di dalam sini karena jejak sihirnya bisa dideteksi dengan mudah. Dia harus menemukan jalan ke ruang bawah tanah secepatnya. Tapi kastil ini begitu besar untuk mencari tangga menuju bawah tanah. Banyak lorong yang menuju entah kemana. Harry jadi ragu dengan keputusan untuk tidak menggunakan sihir. Tapi dia tidak akan menyerah, dia yakin pasti bisa menemukannya.

"ssss.....laaappaaarrr ssss"

Suara desisan yang sangat kecil terdengar. Biarpun kecil, Harry kenal suara itu. Suara desisan ular. Menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, dia menemukan sebuah tapestry besar dan segera bersembunyi di belakangnya.

"sssshhh...majikan sssiaalan... jika pergi ssuukaa lupa kasih makan...ssss harusss banget berburu sendirrriii"

Ular besar itu melata dengan mengerikan. Walau tubuhnya tidak mencapai setengah dari tubuh basiliks yang pernah Harry temui dulu, tapi dia sangat tahu kalau ular besar itu bisa memangsa manusia dewasa. Badannya yang besar dan berat bergulir santai melewati lantai marmer dingin, sambil menggerutu menggunakan bahasa ular. Tidak sedikit kata umpatan untuk sang majikan dilontarkan dari kepala oval bersisik itu.

Dungeon BatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang