Hidup sebagai mata-mata sangat melelahkan. Apalagi jika harus melayani dua master sekaligus. Dua-duanya gak ada yang benar, yang satu kurang waras, yang satu lagi manipulatif. Kalau saja aku tidak begitu bodoh di masa muda, semua kerumitan ini tidak akan terjadi. Setiap hari pergi kesana-kemari, berusaha sebisa mungkin untuk hidup. Topeng selalu ku pasang di wajah, berusaha untuk menutupi kelemahan diri. Dan menutup diri dari semua orang, menjadi antisosial.
Tahun ajaran baru kembali dimulai. Para dunderhead kembali datang. Aku memang tak punya kesabaran megajar bocah ingusan yang bahkan tak tahu bagaimana cara memotong flobberworm. Tapi jika ada diantara merekayang bagus di kelasku, aku tak akan sungkan memberi apresiasi. Sayangnya tak banyak prodigi untuk ramuan. Dan aku tak begitu memperdulikannya.
"SELAMAT DATANG DI HOGWARTS SCHOOL OF WITHCRAFT AND WIZARDY , SELAMAT DATANG DI TAHUN YANG LAIN DI HOGWARTS"
Oh rigth, sudah mulai. Pertama Welcoming feast, lalu sorting ceremony, lalu...Oh Merlin aroma apa ini?
Ku sapukan pandanganku ke seluruh Great Hall. Aroma ini begitu lezat, ah tidak, divine. Ya, siapapun yang memiliki aroma ini aku tahu apa artinya.
My mate
Mataku bertemu pandang dengan iris hijau yang jernih. Ah mata itu memancarkan emosinya dengan jelas padaku. Apa dia bingung? Takut? Dia mengerjap lalu menunduk. Ah, dia malu. Manisnya.
Wait. Tunggu dulu. Aku kenal mata itu, mata yang mirip dengan cinta pertamaku, tapi tak ditakdirkan menjadi mate-ku. Mata dengan bingkai kacamata bulat yang jadul. Rambut hitam urakan. Dia..
Harry Potter
Harry bloody Potter
Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.
Fokusku sekarang berada di Potter. Setidaknya dia makan dengan tata krama. Jika dibandingkan dengan teman sejailnya Weasel. Ku perhatikan dia makan sedikit sekali. Hanya sebuah kentang dan muffin, sementara semua jenis makanan lezat tersaji di depan mejanya. Apa dia ada masalah dengan perutnya?
"Ehem..Profesor Snape?"
"Yes" Tanpa ku sadari Profesor Mcgonagal memanggil.
"Aku bertanya bagaimana pendapatmu tentang tambahan waktu untuk persiapan ujian NEWT tahun ini?"
"Menurutku itu terlalu merepotkan. Aku tak mau menyusahkan diri dengan orang yang tak menghargai bidangku. Aku akan tetap pada jadwalku."
"Severus, my boy ini untuk kebaikan mereka semua. Sudah lama sekali nilai NEWT Hogwarts hanya diangka rata-rata."
"Tidak Albus. Jika ingin nilai mereka bagus, biarkan mereka usaha sendiri. Bahkan tak banyak yang lulus OWL di kelasku. Jadwalku sudah padat. Tidak, aku tak mau waktu tambahan."
.........................
Malam tahun ajaran baru menyebalkan. Aku sudah bilang tak mau ada tambahan jam. Tapi tetap saja pak tua itu tak mau menyerah sampai-sampai aku dipanggil ke ruangannya. Setidaknya aku sempat mengecek ular-ularku dulu dan memberi pidato singkat seperti tiap ajaran baru. Akhirnya setelah lama di tahan diruang kepala sekolah, dan berhasil mempertahankan keputusan untuk tak ikut-ikutan memberi tambahan jam, aku bisa kembali keruanganku di dungeon. Tempat yang dingin dan gelap sesuai dengan imejku. Di depan ruanganku lukisan Salazar Slytherin menjaga pintu. Ku bisikan password dan masuk ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanficWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.