Saking senengnya BTS ngeluarin Singularity, ane ampe ga sadar itu judul belum berubah. Padahal udah ngetik dari paginya, ga sadar kalo ane ngasih title V. sungguh kebetulan. Tapi diriku malas mengubahnya. 😁
"APA KAU BERCINTA DENGAN ORANG LAIN!!!"
Harry menatap Snape dengan emosi. Mata hijaunya terlihat berkilat karena amarah. Ini mungkin pertama kalinya Harry meledakkan amarahnya di depan Severus. Dia tahu, dia tahu kalau Severus habis berhubungan dengan orang lain. Dia bisa mencium aroma yang berbeda dari Snape. Bahkan aroma sabunnya juga bukan yang biasa dia gunakan. Benar-benar berbeda.Keheningan muncul diantara mereka, Harry masih juga menunggu jawaban Snape. Sementara bibir Snape terkatup rapat seolah di lem.
"Ya."
Hanya satu kata itu yang keluar dari bibir tipis Snape. Harry menatap tidak percaya. Dia berharap Profesornya menyanggah, atau mengatakan hal lain. Bukan satu kata itu yang seakan menjadi penegas dari semuanya. Hanya satu kata pembenaran.
"Kau... Kenapa..." lirihnya
"Kau tak perlu mengetahuinya."
Harry menggertakan giginya. Tangannya terkepal erat. Dia melayangkan tangan itu dan memukul pipi pucat Snape. Snape tersungkur ke lantai tak siap dengan serangan tiba-tiba.
"I HATE YOU!!"
Harry keluar dari ruangan itu dan membanting pintunya keras. Dia berlari menuju asrama Gryffindor. Tidak menghiraukan gerutuan para lukisan yang terganggu dengan bunyi langkahnya. Dia bahkan tak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Mata hijaunya kini merah dan penuh air mata.
'I hate you, Snape, I hate you'
................................................................................................................................................................
Snape masih juga terduduk di lantai setelah kepergian Harry. Pipinya sedikit membiru karena pukulan keras mate-nya. Dia menatap kosong ke arah perapian yang menyala. Menghela napas berat, dia bangkit dan mengambil tongkat ebonynya yang jatuh menggelinding saat Harry memukulnya.
"Maafkan aku Harry, aku tak bisa bohong padamu."
.........................................................................................................................................................
Hogwarts sudah ramai kembali. Kegiatan mengajar pun sudah normal lagi. Snape sudah kembali menjadi dungeon bat yang kejam. Sedikit melakukan kesalahan, maka nilai asrama akan berkurang. Malfoy dan gengnya bahkan tak berani macam-macam karena kepala asrama mereka sekarang tak segan-segan mengambil poin jika mereka melakukan kesalahan.
Harry masih juga berusaha menghindari Snape. Setiap kali Snape ada di lorong, dia segera berbalik arah atau bersembunyi. Hanya di pelajaran ramuan saja dia mau tidak mau muncul. Harry juga semakin moody dan gampang marah, membuat kedua teman golden trionya jengkel. Sekarang Harry lebih banyak sendiri, tidak lagi diekori dua temannya itu.
Di saat seperti ini, Ginny kelihatan semakin berani untuk menggodanya. Dia sering mencoba menyentuhnya. Hal ini membuat Harry merinding. Sisi incubusnya menolak wanita itu. Bicara soal sisi incubus, Harry punya masalah baru. Jika incubusnya sudah minta makan, itu yang membuatnya ribet minta ampun. Dia masih marah pada Snape, jadi dia tidak mungkin meminta tolong padanya. Jadi yang bisa dia lakukan hanya berkeliling lorong di bawah invisibility cloaks miliknya mencari pasangan yang sedang bercinta. Dia masih bisa mendapat energi dari sana. Tapi hal tidak enaknya adalah dia jadi seperti penguntit.
Harry bukannya tidak tahu kalau ada beberapa orang yang tertarik padanya. Hanya saja dia tidak mau menjadi one night stand. Sudah cukup kepopulerannya menjadi masalah baginya. Tidak dengan embel-embel jalang yang mungkin akan di dapat jika dia melakukan hal itu.
Harry menghela napas lelah, hari ini dia ada kelas ramuan. Rada aneh memang, sudah hampir lima menit, Snape belum juga muncul dengan jubah kelelawarnya yang berkibar. Baru saja dia ingin melamun, sesosok laki-laki tua dengan tubuh tambun masuk. Wajahnya sudah tua, dengan rambut yang leih banyak botaknya. Dia berdiri di depan kelas dengan senyum konyol.
"Selamat siang semuanya, namaku Horace Slughorn. Panggil aku Prof Slughorn. Aku akan mengajar ramuan mulai hari ini dan seterusnya."
"Maaf Sir, bagaimana dengan Profesor Snape?" tanya seorang anak yang Harry ketahui bernama Blaise.
"Ah dia cuti sampai waktu yang tidak di tentukan... atau resign ya, ah aku lupa. Nanti tanyakan saja pada kepala sekolah."
Kebanyakan anak Slytherin mendengus.
"Maaf Profesor, tapi bagaimana dengan kepala asrama Slytherin."
"Ah tenang saja anak-anak, tentu saja aku yang akan jadi kepala asrama Slytherin. Selama Prof Snape tidak ada."
Harry masih juga menatap tak percaya atas apa yang di dengarnya.
'Snape pergi? tidak mungkin.'
"Aaah, kau pasti Harry Potter, senang bertemu denganmu Mr Potter." ucap laki-laki tambun itu lagi sambil berjabat tangan pada Harry.
.........................................................................................................................................................
Harry berlari cepat menuju kantor kepala sekolah. Beberapa anak yang ditabraknya memaki dan menggerutu. Saat tiba di depan gargoyle, Harry baru sadar dia tidak tahu kata kuncinya.
"Lemon Drop, Snickers, Chupacup. Argh terbukalah!" kesal Harry.
"Apa yang kau lakukan di sini Mr Potter?"
Harry berbalik kaget. Prof Mcgonagall menatapnya dengan menyelidik. Harry jadi gugup sendiri.
"Profesor.. aku.."
"Headmaster sedang absen untuk beberapa hari ke depan. Apa kau membutuhkan sesuatu Mr Potter?"
Harry ingin bertanya, tapi dia berpikir lagi. Bayangan yang terjadi di tahun kelima masih terngiang di ingatannya. Betapa jahatnya kepala asramanya ini tidak percaya pada dirinya.
"Tidak Profesor, kalau begitu aku permisi."
Harry kembali menuruni anak tangga. Jendela-jendela besar di tangga melingkar itu menampilkan senja merah yang indah. Burung-burung gagak berterbangan dan berkoak dengan berisik.
'Kenapa kau tak bilang apa-apa padaku, Sev? Apa kau sudah tak mencintaiku lagi?'
tbc
Halo, maaf pendek. Ya karena yang selanjutnya akan beda setting. Uhuy. Semoga gak pada benci updateku lama mulu ya. See you next.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
Fiksi PenggemarWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.