Snape POV
Banyak orang menganggapku tak peduli dengan sekitar karena aku anti sosial, well mereka salah. Aku sangat peduli dengan sekitarku. Seperti apa yang kuperhatikan beberapa hari belakangan ini. Apa yang terjadi pada murid-murid ku, terutama my snakes tak akan luput dari penglihatanku.
Draco Malfoy
Putra dari Lucius Malfoy dan penerus tunggal dari House of ancient noble Malfoy. Putra dari teman ku yang merepotkan dan menyebalkan, Lucius, terlihat berubah akhir-akhir ini. Aku mencurigai hal ini terjadi karena pengaruh creature inheritance yang dimiliki gen Malfoy.
Aku bersyukur dia tidak bermasalah dengan makanannya. Dia juga mulai menjaga jarak dengan Crabe dan Goyle. Walaupun aku sudah memberikannya kalung yang dimantrai untuk mengontrol allure-nya , pilihan yang tepat untuk menjaga jarak dengan laki-laki yang kemungkinan bisa memperkosanya. Aku tahu dia laki-laki, tapi instingku mengatakan Draco punya kemungkinan untuk diperkosa laki-laki dari pada perempuan. Aku merinding memikirkannya.
Draco yang sekarang terlihat lebih pendiam. Dia tidak banyak mengobrol dengan teman sebayanya, dan semakin menjauhi Miss Parkinson yang sejak lama mendeklarasi dirinya menjadi future wife Draco. Tapi di saat dia sendirian dia terlihat sangat senang. Apalagi saat dia merasa tak ada orang, dia bisa melompat-lompat gembira atau menari-nari. Aku rasa sudah saatnya aku bertindak.
"Anda memanggilku Profesor?"
"Iya, Draco, masuklah"
Setelah sarapan, aku memanggil Draco ke kantorku. Dia masih ada 2 jam kosong sebelum kelasnya.
"Apa kabarmu?"
"Baik Uncle Sev. Apa aku dalam masalah?"
"Tidak, kau tidak dalam masalah Draco. Aku ingin memastikan kau baik-baik saja dalam menghadapi kemampuan barumu dalam bidang veela. Apa kau ada masalah dengan veelamu? Apa ada orang yang mengganggumu?"
"Tidak ada Uncle Sev. Aku baik-baik saja. Tak ada yang menggangguku. Aku selalu meminum potion yang paman berikan dan tak pernah melepas kalung darimu."
"Bagus"
Hmm, sepertinya aku harus mengubah cara pendekatanku. Slytherin selalu tahu cara menyembunyikan sesuatu. Dan sebagai seorang Slytherin juga aku tahu cara mengetahuinya.
"Kau sudah menemukan mate mu?"
Bukan jawaban langsung yang kuterima dari Draco, dia menunduk dengan muka memerah, warna yang kontras dengan warna kulit pucatnya. Tangannya meremas ujung bajunya dengan gestur takut,ragu.
" I see, kau sudah menemukannya. Aku ucapkan selamat padamu Draco, kau beruntung menemukan mate mu dengan cepat" tidak sepertiku, tambahku dalam hati.
"Kau tidak marah?"
"Sedikit..." Draco memandangku dengan takut "Karena kau tidak langsung mengabarkannya padaku. Sejak kapan?"
"Potion class, Hari kedua sekolah"
Ku coba mengingat, Slytherin potion class selalu bersama dengan Gryffndor. Jadi mate Draco antara dari Slytherin atau Gryffindor.
"Kau mau memberitahuku?"
"A..."
"Tenang saja Draco, aku bukan ayahmu yang menuntutmu untuk menikahi pureblood. Jika kau khawatir aku tidak menyetujuinya aku pastikan aku tidak akan ikut campur dengan urusan percintaanmu. "
"Maukah kau janji tidak mengatakannya pada Ayah"
Draco menatapku dengan puppy eyes miliknya. Bagaimana aku menolak pandangan itu, aku benci memiliki soft spot pada godson ku ini.
"Baiklah jika itu meyakinkanmu, aku tidak akan memberitahu ayahmu. Jadi katakan Draco, siapa orangnya"
"Di..dia...uuuu..." mulutnya membentuk ata, tapi suaranya sangat kecil.
"Apa Draco, aku tidak dengar"
"N..Neville"
Aku tidak salah dengarkan, Neville? Penerus keluarga Longbotom. Anak yang selalu meledakkan cauldron di kelasku. Anak yang tak pernah bagus selain di bidang herbology. Anak penakut itu. Well sepertinya takdir selalu memilih pasangan yang unik.
"Profesor Snape?" kata Draco dengan suara kecil
Well, lihat sisi baiknya, dia pureblood untuk ukuran orang macam Lucius.
"Selamat Draco, jadi hnn, kalian sudah melakukan itu.."
"TIDAK!" wajah Draco memerah "kami belum kesana, hanya ini dan itu." Sambil meremas ujung bajunya.
"Ok, aku percaya padamu Draco. Aku hanya...uhuk... menyarankan untuk precaution. Tolong kau pikirkan jika ingin melakukannya, kalian masih muda, masih wajib sekolah juga. Banyak hal yang harus dilakukan, aku hanya menyarankan berhati-hati."
"Mengerti Uncle Sev.."
"Aku akan berikan ini, ada mantra kontrasepsi di dalamnya, jika butuh, aku juga bisa sediakan potion untuk hal yang sama. Katakan saja padaku jika kau membutuhkannya. Ehem..aku akan serahkan padamu untuk masalah mengabarkan pada ayahmu, aku janji tak akan ikut campur Draco."
Draco mengambil buku yang ku berikan masih dengan muka merah, dia mengangguk mengucapkan terima kasih dan pergi. Aku tahu konsekuensinya jika Lucius sampai tahu, dia pasti akan sangat marah. Aku harap aku bisa menyelamatkan Draco saat hal itu terjadi.
........................................................................................................................................................
Normal POV
"Harry, wait"
Anak berkacamata yang sedang berjalan menuju lapangan Quidditch berhenti dan menoleh ke arah temannya yang terengah-engah mengejarnya.
" Harry.."
"Ada apa Neville? Apa Malfoy mengganggumu?"
Saat mengucapkan nama Malfoy, Harry merasa aneh sendiri, karena dia pikir Malfoy tidak akan mengganggu temannya itu.
"Tidak Harry, aku hanya sedang ingin bicara denganmu. Aku tak bisa melakukannya jika Ron dan Hermione bersamamu."
Harry mengangguk. mereka berjalan dengan lambat ke lapangan Quidditch. Latihan masih satu jam lagi, jadi tidak perlu terburu-buru.
"Harry, apa kau membenciku?"
"Kenapa kau bertanya begitu Nev?"
"Aku hanya...merasa kau menghindariku beberapa hari ini." Nevile menunduk "Katakan saja Harry kalau aku berbuat salah hingga membuatmu marah. Kau tahu kan kau temanku. aku jadi merasa tidak enak."
Harry diam 'apa benar aku menghindari Neville, aku tidak, uh, wait, argh benar juga aku menghindarinya sejak malam itu uh'
"Maafkan aku Nev, sepertinya aku tanpa sadar menghindarimu. Uh ..aku tak bermaksud begitu"
"Apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu tak enak Harry?"
" Aku hanya tidak sengaja...uh melihatmu dengan Malfoy berciu...ups" Harry langsung menutup mulutnya.
Neville membelalakan matanya saat sadar apa yang coba dikatakan Harry.
"Aku tidak sengaja sungguh, aku juga tak bilang pada siapapun, sumpah"
"O..oke aaa" wajah Neville mulai memerah, dia merasa lantai batu lebih menarik dari wajah temannya.
"A..aku pergi.. bye Nev"
Saat Harry sudah jauh dari pandangan. Neville mengusap wajahnya frustasi.
"Oh Merlin! Apa yang harus kulakukan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanficWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.