Maaf guys, sebenarnya chapter sebelumnya belum selesai dan mau ku buat panjang, tapi sesuatu terjadi dan aku ketiduran saat mengerjakannya dan ternyata entah gimana caranya itu di publish sebelum benar-benar selesai. I'm not dead guys, yeah. Hanya sibuk menjadi bagian dari dunia nyata setelah lulus kuliah. Well, aku masih nunggu panggilan dari kantor untuk mulai fulltime kerja. Sorry for rambling too much.
"You smell dead, I mean like new death, Aku sendiri tidak tahu bagaimana aku mengetahuinya." dia membelalakan matanya saat dia menyadari sesuatu. " Kau vampire."
"Indeed Mr.Potter"
Harry sering mendengar teman-temannya mengejek Snape dengan sebutan Dungeon-bat karena ciri-ciri Snape yang seperti vampire dengan kulit pucat dan pakaian gelapnya. Tapi mendengar dari mulut Snape sendiri kalau dia asli vampire benar-benar diluar ekspektasinya. Dulu saat diajar oleh Professor Lupin tentang dark creature, vampire dikatakan sama berbahayanya dengan werewolf. Mungkin bisa dibilang lebih berbahaya karena vampire memiliki kecerdasan yang tinggi, tidak seperti werewolf yang hanya mengikuti insting serigalanya saat dia berubah. Mereka cepat dan mematikan dan yang terpenting, tidak bisa dibunuh dengan avada kedavra. Bagaimana bisa seorang vampire mengajar di Hogwarts, sekolah penuh anak-anak?
"Apa itu sangat mengejutkan bagimu Mister Potter, lagipula kalian selalu mengatakan aku Dungeon bat bukan."
'Shit, dia membaca pikiranku'
"Aku hanya..tidak menyangka kau mengakuinya.." ujar Harry dengan suara kecil.
Perubahan atmosfer membuat Harry semakin gelisah. Dia berharap jika juniornya akan tenang setelah adanya suasana ini. Tapi juniornya tetap keras kepala untuk tetap seperti itu. Dia tidak tahu bagaimana dia bisa keluar dari ruangan ini tanpa mempermalukan dirinya di depan Snape. Oh bagaimana dia sangat berharap saat ini dia memakai robe sekolahnya.
"Jadi kau..minum darah?"
"Aku sudah lama sekali tidak merasakan kemewahan untuk meminum darah segar. Aku hanya mengandalkan potion untuk memuaskan kebutuhanku."
"That's awful"
"Itu lebih baik daripada aku menjadikan kalian snack. Walaupun aku lebih menyukai fresh blood."
"Yeah, kau punya poin."
Mereka kembali diam. Harry yang terlalu gelisah akhirnya memutuskan untuk tidak mau tidur dengan hard on malam ini. Dia mau tak mau harus masturbasi di kamar mandi atau di kasurnya.
"Aku harus pergi!"
Harry beranjak dari tempat duduknya dan berniat untuk melewati Snape dengan cepat. Tapi Snape dalam keadaan memegang cangkri tehnya dan tersenggol tangan Harry. Teh itu tumpah mengenai celana hitam Snape (sekedar pemberitahuan bahwa Snape tidak sedang memakai robenya saat ini). Harry merutuki bad luck yang dimilikinya. Dengan panik dia berniat mengelap paha Snape dengan tangannya. Tapi dia malah mengenai bagian di mana junior Snape berada. Muka Harry langsung memerah seketika.
"You are hard!"
'Ups, bad mouth.'
Harry segera menutup mulutnya dengan tangan lain yang tidak sedang menyentuh Snape. Tangan yang tadi berada di sana seperti tidak mau ditarik. Tubuhnya seperti bergerak otomatis mengelus bagian itu. Harry mendengar Snape mendesis. Entah kenapa dia merasakan kepuasan tersendiri mendengarnya.
"Potter!"
"Aku tak bisa berhenti, badanku bergerak sendiri."
Gerakan tangan Harry yang memijat penisnya membuat Snape mengerang. Ditambah lagi dia bisa mencium bau arousal Harry di udara. Oh sangat tidak membantu. Snape merasakan penisnya bertambah keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanfictionWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.