Perasaan apparation yang khas membuat perutnya berguncang. Severus menahan diri untuk tidak muntah. Dia sudah lama tidak dalam keadaan sadar apalagi melakukan apparation seperti ini. Terlebih lagi dia melakukannya bersama Dobby. Bahkan sihir house elf sama buruknya dengan sihir penyihir biasa.
"Professor Snapey Anda baik-baik saja?"
Severus pasti sudah membuat ekspresi buruk. Tentu saja ekspresinya buruk dengan kondisi tubuhnya yang masih sakit dan kepalanya yang nyut-nyutan. Ditambah rasa panas dari liontin slytherin di dadanya.
"Di mana ini?"
"Sangat dekat dengan kastil. Dobby pikir tidak aman langsung bawa Profesor ke medan perang."
Severus bisa melihat bahwa banyak sekali pepohonan dan rumput basah di sini. Kemungkinan mereka berada di dekat danau hitam. Suara bedebum dan ledakan sihir terdengar tidak jauh dari mereka. Severus bisa melihat lidah-lidah api di udara. Juga aura dingin kematian yang dibawa dementor. Severus menggenggam tongkat yang diberikan Draco dengan erat. Jika saja dia tidak jatuh ke tangan Voldemort terlalu cepat, dia bisa memperingatkan yang lain dan mengevakuasi mereka.
"Pemikiran yang bagus Dobby. Kau bisa kembali ke tempatmu."
Dobby seperti mau melompat di udara mendengar pujiannya. Severus segera melangkah meninggalkannya sebelum mendengar tangisan bahagia house elf aneh itu. Dia harus segera masuk ke arena pertempuran.
Severus melangkah cepat ke kastil. Sebagian besar koridor sudah runtuh separuhnya. Dia bisa melihat beberapa muridnya yang bergelimpangan diantara death Eater. Severus mengabaikan rasa sakit dihatinya dari ingatan delapan belas tahun lalu. Saat dia juga menggunakan jubah hitam dan topeng tengkorak sambil mengacungkan tongkat ke kubu putih.
Dia sampai dilapang terbuka yang biasa digunakan Madam Houch melatih murid muda menerbangkan sapu. Para dementor terbang liar di atas sana. Murid-murid dan segelintir alumni kewalahan menghadapi mereka. Beberapa ada yang nyaris dicium Dementor.
Severus menggenggam tongkat erat. Dia mengumpulkan ingatan paling bahagia miliknya dalam kepala. Ingatan Harry yang tersenyum malu padanya. Ingatan Harry yang menatapnya dengan penuh kepercayaan, penuh kekaguman. Ingatan wajah bahagia Harry saat berhasil menangkap snitch. Wajah malu-malunya saat mereka berhubungan intim. Wajah cerahnya yang saat senang akan sesuatu, membuatnya terlihat bersinar. Ingatan saat mereka berciuman yang membuat darah Severus berdesir dengan gila. Severus tidak tahu sejak kapan semua ingatan baiknya diganti menjadi wajah Harry Potter. Selama ini dia hanya punya beberapa ingatan indah dari Lily saat mereka masih berteman.
Itu karena kau mencintainya.
Severus mengiyakan pikiran itu. Mungkin sejak lama dia menganggap Harry begitu berharga. Jauh sebelum dia tahu bahwa Harry pasangan jiwanya.
Kau selalu memperhatikannya.
Selalu, itu benar. Terutama saat Harry masuk ke dunia sihir. Dia tidak pernah bisa melepaskan pandangannya pada anak itu.
Dan dia juga memperhatikanmu.
Mungkin awalnya karena curiga dan waspada. Severus bukan guru terbaik di Hogwarts. Dia juga galak dan tidak menoleransi apapun. Tapi memikirkan bahwa mereka saling memperhatikan satu sama lain membuat hatinya hangat.
"Expecto Patronum!"
Sebuah cahaya putih yang begitu terang keluar dari ujung tongkatnya. Wujud corporeal patronus berupa kijang betina muncul dan melompat dengan cepat. Wujud putih itu mengusir semua Dementor yang mendekat. Severus merasa wujud itu lebih besar dari yang biasa dia buat. Entah kenapa hatinya semakin hangat melihat wujud putih itu. Wujud pasangan dari Rusa jantan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanficWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.