Eat

3.4K 288 14
                                    

Snape ber-apparate ke Forbidden Forest. Dia kemudian berjalan dengan tergesa ke dalam kastil. Hati potion master merasa tak tenang, entah apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat matron hospital wings terdengar begitu terdesak. Madam Pomprey maupun Snape biasanya memang bahu membahu dalam menyembuhkan siswa Hogwarts. Tapi kali ini sungguh dia merasa firasat buruk.

"Severus! Syukurlah patronusku sampai padamu"

Poppy terlihat khawatir. Snape memandang sekeliling, tapi melihat hospital wings kosong membuat dia bingung.

"Ada apa Poppy?" ujar Snape sambil menaikkan alis.

"Tidak di sini Severus"

Poppy langsung berjalan, Snape mengikutinya. Mereka berjalan menuju sudut jauh ruang kesehatan. Di sana terdapat pintu yang Snape ketahui sebagai ruang khusus untuk pasien yang mesti di isolasi. Snape melihat Poppy mengayunkan tongkatnya untuk menurunkan ward yang dipasangnya. Kemudian Poppy membuka pintu masuk ke ruangan itu.

Di dalam ruangan begitu temaram dengan lilin redup yang menyala. Sesosok tubuh pemuda terbaring di atas kasur putih khas rumah sakit. Mengenali pemuda di hadapannya, Snape mendekati tempat tidur itu dengan beberapa langkah cepat. Bisa dia lihat dengan jelas kucit pemuda itu sangat pucat. Warna bibirnya juga membiru dan pecah-pecah seperti orang yang sedang kedinginan. Mata yang terpejam rapat dengan alis saling bertaut seperti orang yang sedang mimpi buruk. Pipinya tirus dengan mata yang cekung menyeramkan. Snape berusaha tidak menampilkannya, tapi dia merasa dadanya sesak melihat pemuda itu. Melihat matenya terbaring sakit seperti ini.

"Beruntung Mr. Longbottom menemukannya dan segera membawanya kesini."

"Apa yang terjadi Poppy?"

"Kapan terakhir kali kau memberinya makan, Severus?"

"Makan? maksudmu.."

Poppy hanya menatapnya tajam.

"Kau tahu dia incubus, dan kau bilang kau adalah mate-nya. Seharusnya kau bertanggung jawab !!"

Snape tersentak. Dia sadar apa yang di maksud Poppy dengan makan. Kapan terakhir kali dia memberi makan Harry? Dia sendiri tidak ingat. Snape benar-benar merasa bersalah. Dia sudah menelantarkan mate-nya. Sekarang mate-nya bahkan begitu pucat dan kururs seperti ini.

"Huh, baiklah aku akan meninggalkan kalian. Aku harap aku tidak mendengar suara-suara aneh malam ini."

Poppy kemudian berbalik dan menutup pintu. Snape tak perlu menengok untuk memastikan Poppy sudah jauh atau tidak. Dia bisa mendengar jelas suara langkah kaki Poppy yang menjauh menuju ruang pribadinya. Silencing charm dan berbagai macam ward terkuat yang dia tahu segera dia pasang. Matanya menatap sendu mate-nya yang pucat.

"Maafkan aku.."

Bibirnya mengecup kening dengan luka fenomenal itu. Perlahan bibirnya turun ke pipi dan pelupuk mata. Setiap jejaknya dia selipkan kata maaf, sebelum akhirnya mencium lembut bibir kering pemuda itu.

Hhhh

Suara helaan napas yang pelan terdengar di telinganya. Perlahan Snape melumat bibir kecil itu dengan lembut. Seperti sangat berhati-hati tidak ingin membuat pemiliknya bangun. Satu tangannya mengelus pipi yang kini tirus. Kulitnya bahkan terasa dingin walau bersentuhan dengan tangan miliknya yang dingin.

"Ini salahku..maafkan aku."

"Sev.."

Suara kecil dari kedua belah bibir mungil itu menghentikan aksi sang potion master.

"Sev.."

"Ya my love.."

"Aku merindukanmu."

............................................................................................................................................................................

Suara kecipakan basah dari kedua bibir itu terdengar erotis. Belum lagi suara desahan dan lenguhan, juga bunyi tamparan antara kulit dengan kulit. Terdengar sangat panas di telinga.

"Ahhhh nngghhhh yeeessss aaaahhhhh"

Racauan tak jelas dari mulut pemuda yang sedang digagahi membuat semangat lawan mainnya. Padahal beberapa menit yang lalu pemuda itu terbaring lemah dan sangat pucat dan rapuh. Tapi lihatlah sekarang, dia terlihat berenergi dan terus menyemangati patnernya untuk semakin gila menyetubuhinya.

"Yesss... there uhhhh again....aaaah so deep...nhhh"

"Love...so tight gghh.."

"Please give meehhh..uggghhh please..."

 Suara lengkingan tinggi. Dada membusur dengan keringat dan cairan putih yang lengket. Tangan mencakar punggung pasangannya, menyalurkan perasaan puncak. Sementara si raven yang lebih tua menggigit bibirnya sendiri dan menggeram. Tangannya meremas pinggang mate-nya yang masih di puncak.

Setelah beberapa ronde akhirnya mereka berhenti. Harry tersenyum senang dan memeluk dada Severus yang masih terengah- engah kelelahan. Dada penuh keringat itu benar-benar menggiurkan di mata Harry. Tapi dia sadar diri, kalau melakukan lebih dari ini yang ada malah kekasihnya yang akan sakit. Biar sesama makhluk seksual, mereka bisa kelelahan juga.

"Severus.."

"Hn"

Harry semakin mengeratkan pelukannya pada Severus.

"Apa, Harry?"

"Aku hanya ingin memanggilmu."

Severus mendengus mendengarnya. Biar bagaimanapun, sikap Harry yang seperti ini manis baginya.

"Aku ingin bertanya.."

"Bukan bermaksud menghindar, tapi aku merasa lelah."

"Baiklah, kalau begitu akan ku simpan pertanyaanku untuk besok."

Harry mengangkat wajahnya dan mencium pipi Severus.

"Selamat malam Sev."

.........................................................................................................................................................................................


Jari jemari kurus yang sedari tadi di buat untuk mengetuk meja, kini beralih ke mulut. Ah salah, lebih tepatnya kuku-kuku tumpul itu dia gigiti dengan gestur cemas. Matanya menatap familiarnya dengan serius.

"Sepertinya aku punya rencana lain untukmu Severus Snape."




tbc



Halo semuanya, maaf pendek dan lama apdetnya. Sebenarnya agak stak karna memikirkan endingnya jadi gmn. Yah tunggu saja.

Dungeon BatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang