Liontin

886 112 16
                                    

Aroma pohon Magnolia menguar lembut di udara. Langit biru terlihat begitu cerah dengan sedikit gumpalan putih menghiasi. Rumput hijau yang empuk di bawah kaki. Akar-akar menyembul dari tanah membuat tempat yang nyaman untuk bersandar.

Seorang anak kecil laki-laki berambut hitam panjang sepundak duduk rebah menikmati kenyamanan hembusan angin sepoi-sepoi. Tangan kecilnya memegang sebuah buku ramuan tua.

Tak lama seorang anak perempuan berambut merah datang. Dia tersenyum ceria melihat temannya yang tertidur saat menunggunya tiba. Gadis kecil itu menggoyangkan bahu temannya untuk membangunkan anak yang tertidur.

"Severus, maaf lama."

Sebuah senyum manis terbit di wajah si perempuan. Sementara mata sehitam malam itu sedikit berkabut karena kantuk. Tapi saat bertatapan dengan mata hijau cerah lawan bicaranya, dia langsung bangun.

"Tidak apa, aku hanya sedikit mengantuk."

Si perempuan tertawa kecil. Dia duduk di sebelah anak laki-laki itu. Diam-diam memperhatikan wajah anak laki-laki yang lebam dan pucat.

"Severus, kau terluka lagi"

Suara khawatir temannya membuat hati Severus menghangat. Entah kenapa sedikit rasa simpati dari anak perempuan cantik berambut merah itu membuat dia senang.

"Aku tidak apa-apa. Jangan dipikirkan. Bukankah aku sudah berjanji akan menunjukkan beberapa trik baru padamu Lily "

Walau masih khawatir, Lily hanya mengangguk. Dia tahu anak laki-laki di depannya tidak mau banyak bicara soal lebam atau lukanya setiap kali mereka bertemu. Sudah begitu dia memang berjanji menunjukkan beberapa trik yang dia katakan sebagai sihir. Mereka tak bisa berlama-lama bertemu karena beberapa alasan. Jadi mereka selalu memaksimalkan kesempatan singkat yang mereka miliki.

"Baiklah. Kau ingin menunjukkan apa?"

Severus mengambil sebuah daun. Menggenggamnya dengan kedua tangan. Lalu saat dibuka daun itu mengepak seperti sebuah kupu-kupu lalu menari riang di udara.

"Wah, hebat sekali."

Binar kagum muncul di mata hijau kecil itu. Severus berbangga diri. Usahanya mempelajari sihir diam-diam bisa menyenangkan temannya ini. Dia tersenyum bahagia.

.......................................................................

Severus duduk di kompartemen kereta sendirian.  Jubah Slytherin miliknya terlihat lusuh. Wajahnya begitu tirus hingga tulang pipinya terlihat tajam. Sebuah buku advance potion di tangannya. Bunyi derak pintu kompartemen dibuka membuat dia mengalihkan pandangan. Seorang gadis berambut merah masuk dan langsung menutup pintu lagi dengan cepat.

"Aku mencarimu kemana-mana"

Gadis itu duduk begitu saja di sebrang tempat duduk Severus. Severus hanya tersenyum kecil.

"Kau tak perlu mencariku. Kau kan bisa duduk dengan teman Gryffindormu."

"Dan membiarkan diriku diganggu si hiperaktif Potter. Tidak terima kasih." Dengus Lily.

Severus hanya tersenyum tipis. Dia tahu Potter mencoba menarik perhatian Lily sejak awal dia masuk ke Hogwarts. Jujur saja Severus takut suatu saat Lily akan meninggalkannya dan lebih tertarik dengan Potter itu.

"Sev, kau mau dengar aku pergi kemana liburan ini? Aku dan orang tua ku pergi ke..."

Dan setelahnya hanya terdengar suara berisik Lily yang begitu semangat menceritakan pengalamannya di Italia. Sedangkan Severus tenang mendengarkan sambil memandang wajah bahagia seorang Lily Evan.

Dungeon BatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang