Mata beriris hijau itu mengerjap pelan menerima cahaya. Ruangan temaram dengan sedikit cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah jendela terasa asing baginya. Pandangannya yang buram memaksa dia meraba-raba sekitar mencari kacamata bingkai besarnya. Tangannya berhasil menemukan benda tersebut, segera dia kenakan. Pandangan buram itu terlihat sedikit lebih jelas sekarang, walaupun tak ada yang tahu bahwa kacamata minusnya ini tak memberi pengaruh banyak pada matanya yang rusak. Dia menoleh ke samping, mendapati tubuh seseorang yang masih berbaring miring dan memejamkan mata. Kulit pucat dengan rambut hitam legam yang tak terurus dan lepek. Hidung roman yang khas. Ah itu matenya.
Tersenyum kecil pemuda kurus itu menatap matenya dengan berbagai macam perasaan. Entah sudah berapa lama dia tidak sedekat ini dengan mateya. Apalagi kebersamaan mereka sangat sedikit karena harus sembunyi-sembunyi seperti ini. Dia juga jarang juga melihat mate-nya dalam posisi tidur seperti ini. Benar-benar terlihat berbeda dibandingkan saat bangun. Saat dia terjaga, mate-nya pasti akan terlihat sangat tegas dan mengintimidasi. Sedangkan sekarang, dia terlihat layaknya manusia normal biasa yang kelelahan.
Apa dia membuat mate-nya lelah?
"Sev..."
Harry memanggil lembut pria yang berstatus mate-nya tersebut. Tangannya mengusap lembut bahu Severus. Si raven bergumam terganggu. Tapi dia memaksa matanya terbuka. Tidak sepantasnya seorang mata-mata sepertinya malah tertidur nyenyak seperti ini.
"Harry.."
Harry tersenyum mendengar suara dalam itu memanggil namanya. Tidak ada nada kebencian di dalamnya.
"Apa aku membuatmu kelelahan?"
Severus tidak menjawab. Dia hanya menarik tubuh kecil matenya dan menciumnya. Ciuman itu tidaklah sebentar dan inosen. Itu merupakan ciuman panas sekaligus pelepas rasa rindu dari Severus. Harry yang mulai kewalahan memukul-mukul dada Severus. Setelah di lepas, dia segera meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Severus hanya tersenyum miring, senyum yang sangat jarang dia lakukan. Dia menarik lagi selimut mereka dan berniat melakukan ronde lanjutan, sekaligus memberi sarapan untuk incubusnya.
..........................................................................................................................................................................
Kembali ke Hogwarts dan langsung diminta menghadap ke ruang kepala sekolah bukanlah hal yang Severus inginkan. Bibirnya mengatup rapat dan membuat garis lurus. Jalannya sangat cepat seperti melayang dengan jubah hitamnya berkibar. Koridor masih sepi karena masih masa libur natal.
Severus tahu, sangat tahu pasti Dumbledore akan segera memanggilnya saat dia sudah berada lagi di kastil. Apalagi dia cukup lama pergi dan tak memberi kabar kecuali mengatakan dia akan berada bersama keluarga Malfoy. Si pak tua itu pasti sudah gemas ingin mengorek informasi darinya. Saat ini dia sedang memiliki sebuah informasi besar, yang bahkan mungkin Death Eater lain belum mengetahuinya. Dan jika Dumbledore tahu, dia pasti akan dimanipulasi lebih lagi. Sebelum masuk, dia perkuat dinding occlumency miliknya.
"Ah kau sudah kembali my boy, Lemon drop"
"Tidak terima kasih Headmaster."
"Duduklah, aku akan siapkan teh untukmu."
"Tidak perlu repot-repot Headmaster, aku tak bisa meninggalkan potionku lama-lama."
Severus tetap berdiri di tempatnya. Dia menunggu sampai Dumbledore selesai menyesap tehnya.
"Jadi apa saja yang terjadi di tempat Malfoy? Apa ada yang menarik?"
"Seperti biasa, Yule ball yang dibuatnya selalu megah dan mengundang banyak aristrokat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Bat
FanfictionWarning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry. Summary: Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.