Warning Yaoi/Boyxboy. Severus Snape X Harry Potter. Snarry.
Summary:
Oh Merlin! Cobaan apalagi yang kau berikan padaku. Dosa apa yang kulakukan hingga kau menjadikan anak dari musuh bebeuyutanku sebagai mate-ku. Well, banyak.
Hermione baru saja bangun tidur setelah mereka berpindah dua kali. Menetap di hutan pada satu tempat yang sama untuk waktu yang lama bukanlah hal yang baik. Tidak dengan kemungkinan Death Eater atau para snatcher menelusuri hutan ini. Sejauh ini sihir pelindung yang Hermione buat benar-benar ampuh untuk membuat mereka tidak terlihat. Tapi bukan hal baik untuk jangka panjang.
"Sorry... ini... memang bukumu"
Buku yang dipegang Harry saat ini adalah buku cerita anak peninggalan Dumbledore untuk Hermione. Dobby mencurinya untuk Potter.
Hermione akhirnya memilih duduk di sebuah batu di sebelah Harry.
"Aku sudah pernah bertanya pada Ron tentang buku itu. Katanya itu hanya buku cerita anak-anak."
"Ya, memang benar. Ini hanya cerita anak-anak." jawab Harry sambil membolak-balik halaman.
"Apa ada petunjuk di situ mengenai horcrux?"
Sudah beberapa hari mereka mencari cara untuk menghancurkan horcrux. Sejauh ini mereka tidak tahu cara lain selain menggunakan Fiendfyre. Tapi sihir api itu sangat sulit di kendalikan. Mereka tidak ingin mengambil resiko.
"Tidak ada."
Wajah Harry terlihat murung.
"Sebenarnya ada sesuatu. Apa kau tahu tanda ini Mione?"
Sebuah gambar dengan bentuk segitiga dengan lingkaran di tengahnya dan sebuah garis yang memotong dua sisinya. Gambar itu berada di halaman depan buku. Dibuat oleh tulisan tangan yang apik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu... Lambang itu, lambang deathlyhallow."
"Deathly hallow?"
"Ya, benda-benda milik Death. Benda yang di percaya memiliki sihir yang sangat kuat. Sebuah tongkat sihir terkuat, sebuah batu yang bisa menghidupkan orang mati, dan sebuah jubah tidak terlihat."
Harry seperti menyadari sesuatu. Dia membuka buku tua itu dan langsung menuju bab ke-lima, bab terakhir dalam buku. Sebuah judul besar berada diatasnya.
Kisah tiga bersaudara
Pada zaman dahulu kala ada tiga bersaudara, mereka berkelana dengan jalan berliku-liku hingga senja hari. Ketiga saudara itu tiba pada sungai yang terlalu dalam untuk diseberangi dengan berjalan kaki dan terlalu berbahaya untuk diseberangi dengan cara berenang. Ketiga saudara itu mengayunkan tongkat mereka hingga membuat sebuah jembatan.
Sang kematian merasa dicurangi. Dia kesal karena tidak berhasil mendapatkan korban. Maka dia muncul dan berpura-pura memberi selamat kepada ketiga saudara. Dia mengatakan akan memberikan hadiah karena berhasil menghindarinya.
Sang sulung adalah orang yang suka bertempur. Dia meminta sebuah tongkat sihir yang lebih kuat dari pada lainnya. Maka Sang Kematian mengambil batang pohon Elder di seberang sungai dan membuat tongkat sihir darinya.