Jangan menjadi hujan yang datang sesuka hatinya dan pergi begitu saja
-Amanda-Di kamar bernuansa putih abu-abu ada seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya dan tak terasa terganggu dengan suara jam weker miliknya yang berada di atas nakas. Jam itu merupakan hadiah dari sang Bunda karena gadis itu sangat pelupa akan namanya waktu buktinya sekarang ia tak kunjung bangun padahal matahari sudah terik namun ia masih bergelut dengan selimutnya.
Saat merasa matahari sudah tinggi perlahan gadis itu mengerjapkan matanya dan mengambil jam wekernya menggunakan tangan kirinya. Ia menepuk keningnya saat melihat jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh dan waktunya tersisa lima belas menit untuk masuk tepat waktu. Dengan cepat gadis itu bergegas turun dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sekitar sepuluh menit ia telah selesai mandi dengan cepat ia mengambil kotak skincare miliknya yang berada di dalam laci meja riasnya. Perlahan ia mengeluarkan bedak serta lipblam tak lupa parfum bayi kesukaannya dari dulu sampai sekarang. Ia melepaskan lilitan handuk dari rambutnya dan mengeringkan menggunakan hair dryer agar cepat kering.
Di lihatnya penampakannya sudah sempurna gadis itu berjalan keluar kamar sambil meransel tasnya di pundak. Sedangkan di meja makan nampak kedua kakaknya serta orangtuanya sedang duduk dan pasti mereka menunggu dirinya. Ia meletakkan tasnya di atas kursi lalu mendudukkan tubuhnya sambil tersenyum manis ke arah mereka semua.
"Guten Morgen my love." Sapa gadis itu
"Guten Morgen, guten Morgen, guten Morgen! Liat ini udah jam berapa dan kamu belum berangkat juga, Manda," Omel Vanessa--sang bunda
"Bun, biarin Manda sarapan baru di omelin masa anaknya baru duduk langsung di marahin," Celetuk Elkasa--ayah Manda
Manda menjentikkan jarinya membenarkan ucapan sang ayah. "Benar tuh, Yah. Telinga Manda bentar lagi bakal meledak dengar omelan bunda yang nggak ada henti-hentinya," ucapnya
Nanda serta Alcandra hanya menggelengkan kepalanya melihat Manda yang selalu saja ada jawabannya jika sang bunda mengomel. Ananda merupakan kakak pertama di keluarga ini sedangkan Alcandra merupakan kembaran Amanda dan selisih Ananda dengan kembar bisa di bilang satu tahun. Saat ini kembar masih duduk di bangku kelas sebelas sedangkan Ananda duduk di bangku kelas dua belas.
Seperti inilah keluarga Manda tiap pagi. Bunda yang hobinya ngomel, ayah yang suka membela anak-anaknya jika di marahi oleh istrinya, Ananda yang pendiam tapi sekali marah membuat Amanda ketakutan, Alcandra si humoris kadang-kadang juga diam dan terakhir Amanda si gadis petakilan
"Bun, Al berangkat duluan ya soalnya takut telat apalagi ini baru masuk tahun ajaran baru," Pamit Alcandra. Ia menyalami punggung tangan Vanessa serta sang papa Elkasa
"Hati-hati jangan ngebut,"
"Pasti dong,"
"Manda, Lo mau ikut sama gue nggak ke sekolah?" Lanjut Al seraya meneguk susunya sambil menatap wajah Manda
"Nggak usah lain kali aja, soalnya gue masih mau sarapan dulu mungkin gue sama kak Nanda berangkat ke sekolah,"
"Ya sudah kalau begitu gue berangkat dulu, Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam," balas mereka serempak
Manda mengambil roti dan mengoleskan selai strawberry tak lupa segelas susu rasa strawberry tersedia di hadapannya. Amanda sangat-sangat di sayangi oleh kedua orangtuanya serta kakak-kakaknya karena mereka hampir saja kehilangan sosok Amanda dulu namun keajaiban Tuhan membuat Amanda bisa ada di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...