Suara kicauan burung membuat seorang gadis cantik yang sedang tertidur pulas seketika mengerjapkan matanya untuk melihat sekarang sudah jam berapa mengingat matahari sangat terik. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi namun suaminya tak kunjung bangun dari tidurnya.
Perlahan Manda menyibakkan selimut Rafa lalu ia menggoyangkan lengan cowok itu namun sayangnya tidur Rafa semakin nyenyak membuat Manda mengatur nafasnya terlebih dahulu dan mencoba untuk berfikir sejenak bagaimana caranya agar Rafa bangun dalam sekejap dan terlintas di pikirannya untuk mencari sesuatu di laci mejanya.
Tangan putihnya itu membuka laci mejanya dan akhirnya ia mendapatkan kaos kaki miliknya yang sudah lama ia simpan dan sampai sekarang kaos kakinya sebelah kiri hilang di telan bumi. Setelah itu ia pun berjalan menuju kasurnya sambil memegang kaos kakinya dan tak lupa tangannya yang satu menutup hidungnya.
Saat hendak menaiki kasurnya tiba-tiba saja Rafa terbangun dan langsung mendudukkan tubuhnya sedangkan Manda langsung membuang kaos kakinya lalu gadis itu menjentikkan jarinya di hadapan Rafa membuat sang suami perlahan menolehkan kepalanya ke arah Manda yang sedari tadi memperhatikan Rafa.
"Jam berapa?" Tanya Rafa dengan suara khasnya
"Jam setengah tujuh, kamu buruan mandi soalnya yang lain kayaknya udah ke sana,"
"Sana mana?"
"Sekolah,"
"Sekolah? Ngapain?"
"Jual rumah, buruan Mandi bapak Rafa!"
"Iya-iya," ucap Rafa
Manda yang mendengarnya hanya mengangguk pelan lalu ia berjalan keluar kamar menuju kamar mandi yang satunya lagi. Di ruang tamu nampak Arga yang tengah bermain bola bersama bi Inah. Gadis itu bergegas menuruni anak tangga dan berlari menuju kamar mandi. Bi Inah yang melihat tingkah Manda hanya menggelengkan kepalanya.
Setibanya di dalam kamar mandi, ia pun menggantung handuknya dan tak lupa ia menutup pintu kamar mandi kembali. Sekitar dua puluh menit berada di dalam kamar mandi, akhirnya ia telah selesai dan di depan pintu nampak Al yang sedari tadi menunggunya dan tangannya di masukkan ke dalam saku celananya.
"Lah lo kok di sini?" Tanya Manda
"Pertanyaan lo nggak berbobot,"
"Maksud gue, lo nggak ke sekolah duluan?"
"Ini gue mau mandi ibu Amanda Raquela Chandra,"
"Mandi bareng yuk," ajak Manda
"Sinting lo?"
"Lo semenjak putus sama Vale seketika berubah, Al,"
Al menghiraukan perkataan Manda dan ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Manda menundukkan kepalanya sambil berjalan menuju kamarnya. Ia perhatikan semenjak Vale dan Al putus, sifat Al berubah secara drastis. Yang dulunya selalu menyayangi Manda kini menjadi kasar seperti itu.
Saat hendak melangkahkan kakinya ke atas tangga tiba-tiba Vanessa menepuk pundak sang anak dengan pelan dan seketika Manda membalikkan badannya. Mata gadis itu tak hentinya menatap bola mata sang bunda yang kini berdiri di hadapannya dan tak lupa Vanessa menaikkan alisnya sebelah.
"Bertengkar?" Tanya wanita paruh baya itu.
"Nggak kok,"
"Bunda dengar semuanya, dek,"
"Manda nggak tahu lagi dengan sikap Al yang terkadang berubah-ubah,"
"Abang mu kayaknya lagi halangan jadi gitu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...