Pagi-pagi buta Manda sudah terbangun dari mimpi indahnya. Saat ini Manda sedang di rias oleh sang tante yang kebetulan sekali berprofesi sebagai MUA. Sedari tadi Manda tak bergeming dari tempatnya, ia hanya melihat wajahnya dari pantulan cermin saja.
Sedangkan Valerie asik bercerita dengan Ardi--ayah Vanessa. Ardi sudah menganggap Vale seperti cucunya sendiri dan ia merasa senang saat mengetahui bahwa Vale tinggal bersama Vanessa dan Elkasa di bandingkan dengan orangtua kandungnya.
Ardi merasa kasihan saat Elkasa menceritakan apa yang terjadi waktu Manda dan Al datang ke rumah Vale tempo hari. Ardi dan Ivan--opa Vale berteman dekat, pertemanan mereka di mulai saat mereka berumur dua tahun sampai beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
"Jadi bagaimana?" Tanya Ardi
"Bagaimana apanya kek?" Tanya Vale balik
"Hubungan kamu sama Jojo,"
"Jojo sapa? Aku taunya cuman Dodi,"
"Jordan,"
"Aku sama Jordan nggak ada hubungan apa-apa kok,"
"Sekarang sih nggak ada, lihat aja nanti ke depannya,"
"Kakek apaan sih!" Vale memutar bola matanya malas sedangkan Ardi terkekeh kecil
"Van, lihat lah cucu kesayangan mu sudah tumbuh dewasa dan saya janji akan menjaga dan menyayangi Vale seperti cucu ku sendiri," batin Ardi
Tiba-tiba Al datang dan langsung memeluk tubuh Ardi dengan sangat erat membuat sang kakek kesusahan untuk bernafas karena pelukan Al. Berbeda dengan Al yang hanya cengengesan saja
"Kakek minta duit dong,"
"Kamu ini benar-benar bikin kakek pusing aja, Al,"
"Bukan Al namanya kalau nggak buat kakek pusing,"
"Terserah kamu aja lah,"
Ardi sangat pusing berada di dekat Al yang selalu saja meminta uang kepadanya namun bagaimana pun Al cucunya, sekaligus cucu laki-laki kedua dari keluarganya. Entah kalau dari keluarga Elkasa, Al cucu ke berapa.
"Val, temanin gue yuk," ajak Al
Vale yang sedang minum langsung mendongakkan kepalanya. "Kemana?" Tanya Vale
Masalahnya ini masih jam empat pagi dan Al sudah mengajaknya untuk pergi keluar. Ia sangat takut kalau nanti ada yang berniat jahat kepada mereka, kita kan tidak tau niat orang-orang.
"Pergi jual kakek,"
plak
Ardi menggeplak lengan Al membuat cowok itu meringis kesakitan. Elkasa yang baru saja datang dengan membawa dua gelas cangkir kopi, untuknya dan untuk sang mertua, terkejut mendengar ucapan Al tadi. Pantas Ardi memukul cucunya.
"Kamu mau jadi cucu durhaka?" Tanya Ardi dengan wajah yang memerah
"Nggak, tadi aku cuman bercanda," jawab Al
"Sekarang kamu cabut uban kakek dulu dan jangan cabut warna putih," pinta sang kakek
"Lah mana bisa Ardi Sulaiman, di mana-mana itu uban ya warna putih," Al menggelengkan kepalanya melihat sang kakek yang ada-ada saja
"Cabut uban kakek atau kamu nggak dapat uang sama sekali!" Ancam Ardi
"Ogah! Mana ada uban yang nggak warna putih kakek,"
"Nggak mau kamu cabut uban kakek? Tunggu sebentar, mobil kamu kakek jual,"
Berat hati Al beranjak dari tempatnya lalu berjalan ke belakang sofa. Sedangkan Vale pamit ke El dan Ardi untuk melihat apakah Manda sudah selesai atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...