Setibanya di rumah sakit, Manda bergegas berlari menuju ruangan Arga dan air matanya tak hentinya turun membasahi pipinya saking bahagianya saat mengetahui bahwa Arga sudah sadar dari komanya. Sedangkan Rafa hanya menggelengkan kepalanya saja melihat Manda yang begitu senang.
Rafa sebenernya senang saat tahu adiknya sudah sadar namun pasti bocah tengil itu akan menggombali Manda habis-habisan mengingat sudah tiga bulan dia tak melakukan aksinya lagi. Sebelum ke ruangan Arga, Rafa menghentikan langkahnya saat melihat seorang gadis yang baru saja keluar dari ruangan dokter.
Entah apa yang di lakukan oleh gadis itu di sini. Rafa menepuk pundak gadis tersebut membuat dia terkejut dan gadis itu tak lain adalah Mutiara. Mutiara langsung membalikkan badannya dan menatap wajah Rafa yang sedang menatapnya. Perlahan Mutiara menghela nafasnya berat.
"Lo kok ada di sini?" Tanya Rafa
"Gue lagi periksa,"
"Sakit?"
Mutiara mengangguk pelan. "Gagal ginjal."
"Semoga lo cepat sembuh,"
"Thanks, btw lo ngapain di sini? Keluarga lo lagi sakit?"
"Arga,"
"Sakit?"
"Hm,"
"Gue titip salam sama Manda,"
"Nanti gue sampein, selama ini lo kemana?"
"Gue putus sekolah karena penyakit gue ini,"
"Oh,"
"Kalau begitu gue duluan ya," pamit Mutiara yang mendapatkan anggukan kecil dari Rafa
Tak lama kemudian Rafa pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan Arga. Sedangkan di ruangan Arga ada Manda yang membuka pintu dengan sangat keras membuat mereka semua yang berada di dalam sana terkejut begitupun dengan Arga yang sedang di periksa oleh dokter Tania.
Tanpa basa-basi Manda berlari ke arah brankar Arga dan sebuah senyuman manis terbit dari bibir mungil gadis itu. Berbeda dengan Arga yang melambaikan tangannya ke arah Manda sambil mengedipkan matanya sebelah membuat dokter Tania menggelengkan kepalanya melihat bocah yang satu ini.
Perlahan Manda mendudukkan tubuhnya di atas brankar sedangkan di ambang pintu ada Rafa yang berdiri dengan tangan yang bersedekap dada. Arga yang melihat sang kakak seperti itu seketika ia membuang mukanya dan tak mau menatap Rafa. Sekitar lima menit kemudian dokter Tania berjalan keluar bersama dengan kedua perawat.
"Hai kakak Unti," sapa Arga
"Hai juga boy," balas Manda
"Nama aku Gaga bukan Boy,"
"Iya sama aja, sama-sama punya pisang,"
"Aku nggak punya pisang kak,"
"Sekali lagi lo bicara gue makan rambut mu," ucap Manda
Arga yang mendengarkannya hanya terkekeh kecil dan langsung memeluk tubuh Manda. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa memeluk tubuh Manda seperti ini. Perlahan Manda mengelus rambut Arga dan mengecup singkat kening bocah itu. Rafa yang melihatnya hanya bisa memutar bola matanya malas saja.
Di sofa ada Jordan yang berusaha menghibur Vale namun sayangnya gadis itu tak tersenyum juga. Sedangkan di sebelah kiri Vale ada Marsya yang sedang asik berfoto bersama Beccs, tadi mereka sudah mengajak Vale tapi gadis itu menolaknya untuk tidak ikut berfoto padahal biasanya Vale paling cepat jika tentang foto-foto.
"Bang Afa," panggil Arga
"Hm,"
"Bawa aku ke KUA dong,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...