14. anak baru?

3.5K 464 37
                                    

Setelah mendapatkan hukuman yang lumayan berat juga yaitu membersihkan satu lapangan tanpa ada yang boleh membantunya. Kalau ujung-ujungnya seperti ini ia lebih baik menetap di rumah saja daripada harus ke sekolah dan menjadi babu lapangan.

Manda menyeka keringatnya bercucuran di keningnya sedangkan Vale menyodorkan botol mineral ke arah Manda. Tanpa basa-basi Manda menerimanya dan meneguk airnya hingga tanpa tersisa sedikitpun membuat Vale menggelengkan kepalanya.

Manda benar-benar merasa lelah setelah membersihkan lapangan yang begitu luasnya. Terkadang Manda heran dengan hukuman pak kepala sekolah yang membuat dirinya menjadi lelah seperti ini, belum lagi sebentar ada mapel fisika yang akan menguras otak Manda dan Vale.

Sesampainya di dalam kelasnya, Manda seketika mengehentikan langkahnya saat melihat bu Sinar yang baru saja masuk. Namun gurunya itu datang dengan membawa seorang gadis yang memiliki tampang tak beda jauh dari Rebecca. Perlahan Manda melanjutkan langkahnya dan berjalan masuk membuat bu Sinar menatap biasa saja muridnya yang satu ini.

"Manda, kamu dari mana?" Tanya Bu Sinar

"Dari mata turun ke hati," sahut Manda

"Kamu duduk gih,"

"Kan saya emang mau duduk, ibu gimana sih!"

Manda pun mendudukkan tubuhnya di kursinya begitupun dengan Vale yang mendudukkan tubuhnya di sebelah Manda. Berbeda dengan gadis yang berdiri di depan papan tulis sambil menahan tawanya.

"Kamu silahkan perkenalkan diri," pinta bu Sinar ke anak baru itu

Anak baru itu pun mengangguk pelan dan mengatur nafasnya sebelum memperkenalkan dirinya. "Hai semua, perkenalkan nama ku Nur Azizah bisa di panggil Cica, asal ku dari Makassar dan semoga kalian betah berteman dengan saya." Ucap Cica

"Bisa nggak lo kalau ngomong jangan terlalu formal? Pakai lo-gue aja jangan saya," ujar Manda yang merasa sedikit aneh dengan cara bicara Cica

"Tidak bisa, soalnya logat ku memang kayak begini dari pas masih jadi janin dalam perutnya mama ku, lagian belum terbiasa ka bicara pakai logat Jakarta jadi mohon di mengerti mami,"

"Udahlah Manda, apa salahnya dia bicara kayak gitu? Lagian setiap orang mempunyai logat tersendiri, kayak ibu terkadang bicara pakai logat Sunda," celetuk bu Sinar

"Iya-iya," Manda memutar bola matanya malas

"Cica, kamu duduk di belakangnya Manda," pinta bu Sinar dan Cica berjalan ke arah Manda

Di lihatnya Cica sudah duduk di tempatnya, bu Sinar memutuskan untuk memulai pembelajaran. Sepanjang pembelajaran tak hentinya Cica mengganggu Manda sehingga gadis itu merasa kesal. Berbeda dengan Vale yang tertawa pelan melihat wajah Manda yang begitu kesal.

"Lo bisa diam nggak sih!" Sarkas Manda

"Tidak, soalnya kau mirip sekali kayak teman ku di Makassar," ucap Cica

"Hubungannya sama gue apa bambang?"

"Santai maki kanda jangan mi suka marah-marah nanti cepat tua,"

"Sabar Manda ini ujian," gumam Manda

Manda menundukkan kepalanya saat melihat pesan masuk dari sang bunda yang memintanya untuk pulang cepat namun Manda memilih untuk memblokir sejenak sang bunda.

***

Di tempat lain, Rafa sedang menata rambutnya sambil menunggu Ari serta Jordan yang sedang mengganti seragam mereka menjadi baju basketnya. Hari ini mereka akan latihan mengingat pertandingan basket akan di lakukan dua hari lagi.

Rafda||PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang